Dua minggu kemudian...
Pasangan itu sedang duduk di balkon ditemani teh hangat dan pemandangan malam yang ditaburi bintang yang sangat indah. Kent memeluk Alesya dengan sangat erat, sedangkan wanita itu menyandarkan kepalanya dengan nyaman pada Kent.
"Mom meneleponku tadi sore," ujar Alesya memecah keheningan antara mereka.
"Oh ya? Apa yang dia katakan?" tanya Kent dengan lesu.
"Hanya menanyakan kabar kita. Dan.. ia senang kita tinggal bersama," kekeh Alesya di akhir kalimatnya yang membuat Kent tersenyum.
Miranda memang mengatakan demikian. Entah apa alasannya yang membuat ia senang Alesya tinggal bersama Kent. Setelah pedebatan panjang yang terjadi antara Kent dan Alesya, akhirnya Alesya-lah yang kembali mengalah. Wania itu memutuskan untuk tinggal dengan Kent—tentu saja dengan syarat; Kent yang bertangggungjawab bila orangtua Alesya mencecarinya karena ia tinggal bersama kekasihnya.
Alesya tidak mau menanggung resiko atas kemarahan kedua orangtuanya bila mengetahui ia sudah tinggal seatap dengan pria jahil yang kini sedang duduk termenung dengan tatapan kosong.
Keheningan kembali melingkupi mereka.
"Kent, ada apa?" Alesya mendongak dan menatap Kent dengan heran. Pasalnya, lelaki itu terus diam dan hanya menjawab perkataan Alesya seperlunya. Entah kemana perginya sikap jahilnya itu.
Kent menghela napas dan tersenyum.
"Kent, what is it?" desak Alesya semakin penasaran. Ia membaca raut wajah khawatir pada Kent.
"Ada masalah di kantorku. Salah satu karyawanku tertangkap menggelapkan uang perusahaan. Sialnya, sebagian besar dari uang itu gunakan untuk menjalankan beberapa proyek besar. Dan kemungkinan, proyek hotel dengan ayahmu terancam gagal," jelas Kent yang membuat mata Alesya terbelalak.
"Kenapa aku tidak tahu, Kent?! Aku sekretarismu. Kenapa aku tidak tahu?! Lalu bagaimana dengan karyawan sialan itu?!" cerca Alesya.
"Shhtt... easy, love. Dia sudah ditangani pihak berwajib. Ayahku yang langsung turun tangan. Tapi masalah ini berdampak pada proyek yang lainnya, termasuk proyek dengan ayahmu—yang kemungkinan akan gagal total."
"Ayahku akan membantumu, Kent. Aku yakin. Aku akan bicara dengannya," ujar Alesya masih dengan nada paniknya.
"Kau tidak perlu memikirkannya, little munchkin. Aku pasti akan membicarakannya. Tapi sekarang aku sedang lelah, banyak hal yang harus aku urus, sugar," ucap Kent dengan lesu yang membuat Alesya memandangnya dengan sedih.
"Lalu, apa yang bisa aku bantu?" tanya Alesya masih memandang Kent dengan perasaan khawatir.
"Cheer me up," ucap Kent dengan senyum jahil di wajahnya. Alesya menaikkan sebelah alisnya dengan heran.
"Kiss me," lanju Kent seraya berbisik pada Alesya yang membuat wanita itu memukul bahu milik pria jahil yang selalu menggodanya.
"NO! BIG NO!" tolak Alesya, wanita berparas cantik itu langsung bangkit dari duduknya dan pergi dari hadapan Kent.
"C'mon! Alesya!" seru Kent tidak terima.
Wanita itu berjalan menuju kamar mereka berdua—hmm, setelah Alesya tinggal disana, mereka tidur bersama di kamar Kent, walapun Alesya sempat menolak mentah – mentah saat itu—dan langsung menutup pintu kamar itu. Namun sebelumnya, ia berbalik menatap Kent dan menjulurkan lidahnya dengan jahil.
Sedangkan Kent hanya terperangah melihatnya dan sedetik kemudian ia terkekeh geli melihat kelakuan Alesya yang menurutnya sangat menggemaskan.
Hanya perlakuan kecil itu saja, Kent sudah merasa senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You [SUDAH TERBIT]
Romance-->SUDAH TERBIT -->PART TIDAK LENGKAP *********** "Apa yang kalian rasakan ketika semua orang lebih menyayangi kembaranmu dibandingkan kamu? sakit? dendam? benci? semua itu aku rasakan selama 21 tahun hidupku. Jika kalian bertanya a...
![Stand By You [SUDAH TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/124230685-64-k295266.jpg)