PLAK!
"Aku tidak pernah mengajarkanmu untuk berbuat hal hina seperti itu, Alinisya! Sebenarnya apa yang ada dipikiranmu itu?!"
Terdengar dengan jelas suara Nada yang penuh amarah kepada Alinisya yang kini sedang menangis di bawah kakinya. Sementara, Rio juga menatap anak keduanya itu dengan kesal.
"Apa kau sadar atas apa yang sudah kau lakukan?" tanya Rio dengan dingin pada Alinisya yang membuat wanita itu menatapnya.
"Aku—aku tahu apa yang telah aku perbuat, Ayah. Tapi ini tidak sepenuhnya salahku ak—"
"Berhenti membela dirimu sendiri, Safira!!" bentak Nada yang membuat Alinisya bungkam.
Semua itu terjadi tepat di depan mata Alesya yang baru saja sampai di kediaman orang tuanya. Kemarin, Nada meneleponnya dan menyuruhnya untuk datang kemari esok harinya. Tanpa perlu dibertahu pun, Alesya tahu apa yang akan dikatakan Nada.
"Alesya, kemari," tegas Rio yang membuat Alesya melangkahkan kakinya mendekat. Terlihat jelas kantung mata yang hitam dan tebal juga bibir yang sangat pucat—itu semua tercetak jelas di wajahnya.
Ternyata, disana juga ada Kent yang menatapnya dengan sayu, seolah mengatakan bahwa ia menyesal. Pria itu memang segaja pergi ke rumah Rio Mahendra untuk menjelaskan semuanya. Tidak mungkin ia akan bersikap berengsek dengan meninggalkan Alinisya menjelaskan semua yang terjadi seorang diri.
"Duduklah."
Alesya menghempaskan bokongnya di sofa tepat dihadapan Kent yang masih setia menatapnya.
"Kak Ale, Aku mohon... maafkan aku. Aku tahu ini sangat menyakiti hatimu, tapi aku mohon maafkan aku."
Alinisya menghampiri Alesya yang menatapnya dengan penuh rasa benci. Tidak, kali ini ia tidak bisa dengan mudah memaafkan adiknya.
"Alinisya," panggilnya yang membuat adiknya menatap dirinya, karena sedari tadi, Alinisya tidak berani menatapnya.
"Bolehkah sekali ini saja, hanya satu kali ini. Aku egois, aku ingin apa yang seharusnya menjadi milikku tetap mejadi milikku. Dan bisakah kali ini saja, kau tidak lagi mengambilnya dariku?"
"Kak—"
"Bolehkah kau merelakan apa yang telah menjadi hakku? Kau mau 'kan melakukan itu? Membiarkanku mencicipi sedikit kebahagiaan yang sudah kau rasakan sejak kau hadir di dunia ini. Bisakah?"
"Kak Ale... Maafkan aku.."
Nada kembali mengusap wajahnya dengan kasar mendengar perkataan Alesya. Hatinya seperti teiris pisau tak kasat mata yang membuatnya merasa bersalah, sama seperti yang Rio raakan sekarang, walaupun sikapnya biasa saja, tapi di dalam hatinya ia merasakan beban penyesalan itu kembali menimpanya.
"Alesya, aku tahu sulit untuk memaafkan adikmu. Tenangkanlah dirimu, Nak. Dan kau Alinisya, selesaikan masalah ini dengan Varo—beri tahu dia tentang ini semua."
Ucapan final dari Rio Mahendra tidak membuat Alinisya tenang. Ia semakin merasa kacau ketika mengingat bahwa Varo belum mengetahui ini semua.
Alesya bangkit dan berjalan pelan menuju taman belakang—tempat yang paling menenangkan di rumah milik orang tuanya ini.
Sementara, Nada menatap Alinisya dengan kecewa, ia berbalik menuju kamarnya dan megunci dirinya sendiri.
Alinisya masih menangis disana, karena tidak tega, Rio juga menyuruhnya untuk kembali ke kamarnya.
"Kent," tegas Rio membuat pria yang sedari tadi menundukan wajahnya itu mendongak untuk menatap Rio.
"Kau tahu apa yang telah kau perbuat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You [SUDAH TERBIT]
Romance-->SUDAH TERBIT -->PART TIDAK LENGKAP *********** "Apa yang kalian rasakan ketika semua orang lebih menyayangi kembaranmu dibandingkan kamu? sakit? dendam? benci? semua itu aku rasakan selama 21 tahun hidupku. Jika kalian bertanya a...
![Stand By You [SUDAH TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/124230685-64-k295266.jpg)