Chapter 54

28.4K 1.3K 37
                                    

"Aku tidak mau dia menemui lelaki itu, Rio!"

Teriakan tertahan Nada nampak menghiasi lorong rumah sakit yang semakin sunyi itu. Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, dan orangtua Alesya itu memutuskan untuk menginap di rumah sakit—begitu juga dengan Alinisya dan Zidan.

"Tapi Alesya membutuhkan dia. Kau tidak bisa memisahkan mereka, Nada," ucap Rio dengan sabar menghadapi kemarahan istrinya. Menikah bertahun – tahun dengan wanita cantik di hadapannya membuat ia sudah sangat hapal begaimana caranya meredamkan emosi Nada.

"Dan lelaki itu juga yang sudah membuat Alesya-ku seperti ini! Jika saja, dia tidak pernah hadir di kehidupannya, maka hidup Alesya akan baik – baik saja!"

Rio menghela napas. Ia sudah kehabisan cara dalam menghadapi Nada. Rio sudah memberitahu bahwa Alesya sangat membutuhkan Kent. Setidaknya, Alesya hanya ingin melihat pria itu, tidak lebih.

"Biarkan Alesya melihatnya, Nada. Cuma itu yang bisa kita lakukan."

Nada menggeleng. Bukan membuat semuanya semakin baik, justru jika membiarkan Alesya menemui Kent, maka Alesya akan semakin memikirkan Kent.

"Kau tidak lihat bagaimana putus asanya Ale ketika melihat keadaan Kent?! Dan kau tega melihatnya seperti itu?!" Kesabaran Rio sudah mulai menipis, ia kesal bila melihat Nada yang keras kepala dan tidak memperbolehkan anaknya menemui lelaki yang dicintainya.

Astaga! Ayolah, jangan berlebihan!

"Aku tidak mau anakku kembali sakit hati, Rio!"

Teriakan Nada sudah tidak bisa ditahan lagi. Untung saja, lorong rumah sakit tempat mereka berrtengkar sudah sapi dan hanya menyisakan mereka berdua. Jika tidak, pasti teriakan Nada sudah mencuri perhatian semua orang.

"Nada, lihat aku! Alesya akan semakin hancur bila kau melakukan ini semua!" Rio menahan kedua lengan Nada dan menyuruh istrinya untuk menatapnya. Seketika itu juga, Nada menghentikan ucapannya.

"Oke? Biarkan Alesya menemuinya," ucap Rio melembut ketika menyadari bahwa ucapannya tadi terlalu keras.

"Tapi—"

"Bunda, Ayah?"

Panggilan itu membuat Nada dan Rio mengalihkan pandangan mereka. Alinisya tampak berdiri dengan pandangan heran pada mereka berdua. Tampaknya, putri keduanya itu mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Nisya, apa yang kau lakukan disini?"

"Kondisi Kak Ale semakin memburuk, Bunda."

Alinisya tidak menanggapi ucapan Nada dan malah membicarakan hal lain. Tanpa diberitahu pun, Nada sudah tahu bagaimana kondisi anaknya itu.

Setelah 'direbut' paksa dari ruangan Kent itu, keadaan Alesya semakin tidak stabil. Ia tidak mau makan, bahkan sekedar tidur saja terasa sulit baginya. Itu semakin membuat keluarganya khawatir.

"Bunda, Kak Ale hanya ingin menemui Kent, apa itu salah?"

Apa itu salah?

Nada terdiam. Tapi bagaimana jika setelah bertemu dengan Kent, lagi, anaknya itu semakin terpuruk? Ia hanya ingin yang terbaik untuk Alesya. Itu saja.

"Bunda, pikirkan jika saat ini Bunda yang ada di posisi Kak Ale, bagaimana perasaannya?" tanya Alinisya yang menohok hati Nada.

"Bagaimana jika Bunda tidak diperbolehkan untuk menemui Ayah, padahal kondisi Ayah sangat mengkhawatirkan? Bagaimana perasaan Bunda?"

Sejenak ia menghela napasnya.

"Oke, kita akan 'bertemu' Kent besok."

Akhirnya, Nada memperbolehkan Alesya bertemu dengan pria yang membuatnya seperti ini.

Stand By You [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang