Chapter 38

33.2K 1.6K 8
                                    

Alesya menuruni tangga rumah dengan langkah lebar. Sepertinya ia akan terlambat—lagi—pergi ke kantor. Walau sebenarnya hari ini ia tak yakin untuk pergi ke kantor, alasannya sederhana, ia tidak suka ke kantor dengan memakai dress.

Ya, karena ia tidak membawa baju ganti, akhirnya ia meminjam baju adiknya. Dan pilihannya jatuh pada dress berwarna merah maroon yang sangat simpel—namun, satu yang tidak Alesya suka dari dress ini, potongan dadanya terlalu rendah. Sehingga ia kurang nyaman memakainya.

Alesya berjalan ke arah dapur, Bundanya sedang menyiapkan sarapannya dan tersenyum ketika melihat Alesya.

"Tidurmu nyenyak?" tanyanya seraya menyodorkan teh hangat pada Alesya.

Alesya tersenyum dan mengangguk.

"Duduklah dulu, Nak. Ayahmu sebentar lagi akan turun," ujar Nada yang langsung Alesya lakukan.

"Dimana Alinsiya?" tanyanya ketika menyadari bahwa Alinisya tidak ada, awalnya ia kira adiknya sudah terlebih dahulu terbangun sebelum dirinya.

"Ia melewatkan sarapannya, ada urusan mendadak."

Alesya hanya mangut – mangut mendengarnya. Walau terlihat seperti kekanak – kanakan, jika menyangkut urusan kerja, Alinisya memang selalu bersikap profesional, ia akan melakukan apapun yang terbaik dalam menjalankan pekerjaannya.

Alesya memandang Nada yang sibuk dengan alat – alat dapur itu. Sudah lama ia tidak melihat pemandangan ini, dan Alesya bersyukur dapat kembali ke rumah ini.

Saat Alesya masih sibuk dengan lamunannya, tiba – tiba bel rumahnya berbunyi.

"Biar aku saja," ucapnya sebelum Nada menyuruhnya untuk membuka pintu.

***

"Kent?" tanya Alesya sedikit terkejut melihat kehadiran Kent di rumahnya.

"Hai, sweetheart. Aku sudah bilang akan menjemputmu, kau lupa?" ujar Kent saat melihat wajah bingung Alesya.

Alesya menghela napas. Kent sangat keras kepala, padahal jelas – jelas semalam Alesya menyuruhnya untuk tidak kemari.

"Masuklah."

Dengan senyum yang menawan, Kent masuk ke dalam rumah itu. Ini pertama kalinya ia masuk ke kediaman Rio Mahendra. Ia melihat beberapa foto yang terpajang di ruangan itu. Hanya sedikit foto tentang Alesya, kebanyakan hanya foto Alinisya.

"Duduk dulu, aku akan membawakanmu minuman," ujar Alesya dan bergegas pergi ke dapur.

Namun, sebelum Alesya benar – benar pergi, Kent menahan pergelangan tangannya. Dan dengan sekejap, Alesya sudah berada di rengkuhannya.

Kent tersenyum melihat wajah terkejut Alesya.

"Kent!!"

"Sebentar, love. Aku merindukanmu," ujar Kent seraya memeluk Alesya dengan erat dan menghirup harum yang menyeruak dari tubuh wanitanya.

"Kent! Nanti orangtuaku melihat!" ucap Alesya dengan sedikit was – was. Takut bila Nada atau Rio melihatnya.

"Tidak akan."

Kent masih setia memeluk Alesya walau Alesya sudah menggeliat tak nyaman di pelukannya. Akhirnya lelaki dengan paras tampan itu melonggarkan pelukannya.

Baru saja Alesya bernapas lega karena itu, namun sedetik kemudian, Kent sudah mengecup bibirnya. Sialan!

Kecupan itu berubah menjadi lumatan yang membuat Alesya sedikit kehilangan kewarasannya. Hingga akhirnya ia mendorong tubuh Kent dengan cukup keras.

Stand By You [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang