file ○ 8

1K 266 1
                                    

15/04/18

Hari berikutnya, sekolah, saat Guru Shin sedang memamerkan gunung lavanya di depan kelas dan anak-anak mengerubungi antusias, Seulgi diam-diam memperhatikan Park Jimin.

Menangkup pipinya, menatap laki-laki yang duduk tak jauh darinya itu lamat-lamat. Tidak ikut antusias seperti yang biasanya. Jimin hanya duduk manis, memperhatikan sejenak sebelum menunduk dan melakukan sesuatu dengan jari-jari mungilnya. Entah apa.

Seulgi sebenarnya agak kecewa ketika kehilangan Jimin waktu itu. Ia dengan bersungguh-sunggu hendak mengobrol dengannya. Kalau bisa bertanya mengenai suara-suara yang didengarnya setiap bersama laki-laki itu. Tapi toh akhirnya ia harus pulang dengan wajah di tekuk.

Pertama, es krimnya jatuh dan tidak bisa di makan.

Kedua, Jimin tiba-tiba menghilang.

Apa laki-laki itu menghindarinya?

"Kau tidak ikut ke depan?" Itu Sungjae, menepuk bahu kanannya hingga Seulgi terlonjak kaget.

"Tidak," jawabnya singkat.

"Tumben," ujar Sungjae. "Sedang memperhatikan apa, kau?"

Laki-laki Yook itu mengedarkan pandangannya ke sekitar, mencari-cari objek yang Seulgi perhatikan.

"Jangan bilang kau memperhatikan Park Jimin?"

Ketika Seulgi melakukan gerakan-gerakan aneh seperti salah tingkah, Sungjae tentunya tahu kalau dugaannya benar. Ia menghela napas dan duduk di kursi di samping bangku temannya itu.

"Sudah kubilang, jangan memperhatikannya, kan? Nanti kau di kutuk!"

"Aku tidak memperhatikannya," elak Seulgi. Well, bagaimanapun ia harus berbohong sedikit bila ingin selamat.

"Omong-omong Sungjae, kau pernah mendengar suara-suara aneh, tidak? Seperti ada yang berteriak tapi tidak ada orang lain yang menyadarinya?"

Sungjae mengernyit mendengarnya. Kepalanya sedikit di telengkan ke arah kanan sementara netranya menatap Seulgi. "Maksudnya?"

Sebelum Seulgi sempat menjelaskan pertanyaannya, sesosok laki-laki sudah berdiri di antara meja Seulgi dan meja yang ditempati Seungjae, menghalangi keduanya. Siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook?

"Ada apa?" Seulgi mendongak supaya dapat melihat wajahnya.

Dengan wajah datar setengah menyebalkan Jungkook menjawab. "Nanti sore kita kumpul."

"Kumpul apa?" Kali ini Sungjae yang bertanya.

"Perpustakaan, sepulang sekolah."

Kemudian si Jeon itu berlalu setelah menyentakkan lengan seragamnya yang kepanjangan, kembali ke tempatnya di belakang kelas.[]

[1] 52 hz ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang