"Jangan bohong, Seulgi. Jimin mana mungkin berbicara."
Seiring langkah yang diambil, Song Seungwan semakin tidak mempercayai apa yang temannya katakan. Apalagi Sungjae yang sudah tertawa terbahak-bahak karena menganggap hal tersebut begitu konyol.
"Tidak, dia berbicara. Aku benar-benar mendengarnya mengeluarkan suara," Seulgi berkata dengan penuh penekanan. Dia tidak berbohong mendengar Jimin berbicara, tapi kenapa orang-orang tidak percaya?
"Mungkin kau hanya mendengarnya mengeluarkan suara tak jelas, bukan mendengarnya berbicara," sahut Sungjae. "Setahuku orang bisu masih bisa mengeluarkan suara."
Sebuah helaan nafas berhasil lolos. Seulgi melangkah maju demi mensejajarkan diri dengan kedua temannya, masih belum bisa menerima sangkalan Sungjae dan Seungwan. "Tapi aku mendengarnya berkata 'terima kasih' kemarin. Benar-benar jelas, walau suaranya terdengar kecil."
"Kalau begitu sudah jelas itu bukan Jimin yang berbicara, tapi hantu," sahut Sungjae lagi.
Seungwan seketika merinding. Gadis itu merapatkan diri pada Seulgi sambil melihat sekeliling dengan raut panik. "Hantu? Demi tuhan. Sekolah ini berhantu?"
"Setiap bangunan pasti ada penghuninya, Song Seungwan."
Seulgi merotasikan matanya jengah. Kalau sudah begini topiknya pasti akan berganti, dan baik Sungjae maupun Seungwan tetap tidak mempercayai ceritanya.
Aku harus mencari bukti kalau Jimin tidak bisu. Dia benar berkata terima kasih, kemarin!
Sedang bertekad dalam hati, Seulgi merasa tubuhnya didorong oleh sesuatu ke arah samping. Seorang anak laki-laki berambut hitam dengan pakaian tak rapih menyela Seulgi dan Seungwan. Jeon Jungkook berlari dengan cepat sementara kemeja putih lusuh yang tak terkancing melambai bebas di terpa angin. Ketika sudah berjaran kurang lebih tiga meter dari tempat Seulgi, Seungwan, dan Sungjae, ia berbalik.
"Guru Shin sudah datang di laboratorium, sebaiknya bergegas!"
Seruannya berhasil membuat ketiga anak yang tertinggal itu panik, sesegera mungkin berlari menyusul. Terlambat di pelajaran IPA dengan guru menyeramkan tentu bukan hal yang diinginkan. Seulgi sudah pernah tidak sengaja melakukan kesalahan di kelas Guru Shin dan berakhir dihukum, jadi terima kasih. Ia tidak ingin pengalaman itu terulang kembali. Lagipula Seulgi juga sudah membuat perjanjian dengan guru minim ekspresi itu
Tunggu. Perjan... jian?
Gadis berkepang dua itu terkesiap. Bersamaan dengan langkah kaki yang semakin cepat, rasa takut dan panik menyerangnya. Seru-seruan Seungwan yang lelah dan Sungjae yang kebingungan bahkan tidak digubris.
"Aku tidak mau dihukum lagii!" Hanya sebaris kalimat tersebut yang keluar dari mulutnya.
Tapi terlambat. Ketika pintu laboratorium digeser dengan tangan gemetar dan nafas memburu, Guru Shin sudah menunggunya dengan tatapan tajam dan ekspresi menyeramkan.
"Kantor Ibu, selesai pembelajaran."
Dan tamatlah riwayat Kang Seulgi.[]

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 52 hz ●
FanficMereka bilang Park Jimin tidak bersuara. Tapi mengapa Seulgi mendengarnya berbicara? Insfire by Whalien 52 ㅡ방탄소년단