file ○ 4

1.3K 318 6
                                        

11/04/18

Perpustakaan sekolah berada di gedung yang terpisah, tepat di samping rumah kaca tempat tanaman-tanaman berada. Empat tahun di sekolah dasar, Seulgi sama sekali belum pernah menginjakkan kaki dan menampakkan batang hidungnya di bangunan tua itu. selain tidak tertarik, ada banyak cerita menyeramkan yang beredar mengenai perpustakaan sekolah.

Sungjae pernah bercerita. Katanya, saat sore hari, ketika bel pulang sudah berbunyi dan semua orang kembali ke rumah, penunggu perpustakaan akan memulai tugasnya. Ia merupakan perempuan dari murid jaman dulu yang meninggal karena serangan jantung ketika tak sengaja terkunci di perpustakaan. Wajahnya pucat, matanya melotot sewaktu-waktu, bibirnya membiru. Seragam lama yang digunakan sudah lusuh, kacamata bulat yang hampir patah dan rambut kepang dua yang katanya bisa bertebangan seperti ular—mirip rambut medussa.

Tentulah susah untuk mempercayai cerita tanpa bukti. Namun lebih baik menghindar daripada mengalami yang aneh-aneh, bukan? Sayangnya setelah pelarian lama untuk menghindar, Seulgi malah tertarik ke dalamnya. Tahu-tahu menemukan diri sedang berdiri di ambang pintu masuk perpustakaan, mematung, menghalangi Jungkook yang memasang wajah malas tepat di belakangnya.

"Kau mau masuk, tidak, sih?"

Yang ditanya tak menyahut. Masih terbengong-bengong menentukan apa yang ditangkap netranya itu nyata atau tidak.

Itu... yang duduk di sana...

"...Wah, kalian pasti anggota baru yang dikatakan Guru Shin!" seorang wanita berpakaian serba hijau mendekat setelah sebelumnya meletakkan pot bunga di meja resepsionis. Wajahnya bersesri, menampakkan senyum manis dan lesung pipit di kedua pipinya. Ia terlihat sangat ramah. "Ayo, ayo, masuk. Kita berkumpul dengan anggota lainnya."

Wanita itu menggiring Jungkook dan Seulgi menuju meja bundar di dekat meja resepsionis. Di karpet berwarna coklat dengan bulu yang nyaman itu duduk empat sosok—satu gadis yang Seulgi ketahui adalah kakak kelasnya, dan tiga anak laki-laki.

"Hai!" Kim Taehyung dari kelas 4—3 menyapa dengan riang.

Sementara itu sang gadis tersenyum hangat menyambut keduanya. Satu laki-laki yang Seulgi kenal sebagai Min Yoongi—kelas enam—hanya melirik sekilas. Juga dia... Park Jimin...

Tanpa disengaja tatapan keduanya bersibobrok, mengikat. Detik itu Seulgi mendengar Jimin menyapanya disertai senyuman lebar yang begitu manis.

"Halo, Kang Seulgi..."[]

[1] 52 hz ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang