file ○ 17

887 226 32
                                    

06/06/18
Sorry for typo!

Yang Seulgi ingat, ia mengajak Jimin untuk berbicara, persis seperti Pak Seokjin katakan. Kemudian Kak Mira memanggilnya untuk sebuah bantuan merapihkan buku, dan begitu kembali anak laki-laki itu sudah menghilang. Lenyap begitu saja tanpa ucapan selamat tinggal atau izin untuk pergi.

Oh, tentu saja. Jimin jelas-jelas sedang menghindarinya, bukan?

Pasrah lah Seulgi menerima kenyataan. Meski dalam hati ada rasa dongkol kenapa Kak Mira memanggilnya di waktu yang sangat-sangat tidak pas. Kenapa tidak meminta bantuan Pak Seokjin?Kemana guru berjas abu itu pergi?

Agaknya secuil kecurigaan timbul pada Pak Seokjin, apalagi dengan kalimat-kalimat aneh serta bahasan seputar Jimin jika keduanya sedang terlibat dalam sebuah konversasi.

Pak Seokjin jelas menyamarkan keinginannya bahwa Seulgi harus berteman dengan Jimin. Tapi duh, jangankan berteman, berada dalam jarak kurang dari satu meter saja Jimin tidak mau.

Seulgi harus apa?

Menghampiri keributan di depan perpustakaan, mungkin?

Luar biasa sekali teriakan saling sahut-menyahut sebelum hening dan menyisakan satu suara familiar.

"... kau ini kenapa lemah sekali, sih? Jadi laki-laki itu harus kuat! Begini saja tidak bisa melawan... kalau lama-lama mereka lebih dari semena-mena bagaimana? Kau mau mati di tangan kumpulan orang bodoh itu?!"

Seulgi mengintip dari balik daun pintu perpustakaan yang terbuka demi melihat Jeon Jungkook dengan wajah merah dan amarah yang meluap sedang berteriak pada Jimin. Laki-laki itu mengguncangkan bahu Jimin lumayan kencang sementara si Park hanya terdiam.

"... ah, dasar lemah! Karena ini lah orang-orang menjauhimu dan mereka menindasmu, sadar tidak sih? Kalau pun tidak bisa bicara, paling tidak kau bisa melindungi diri!"

Kali ini merahnya wajah Jungkook menular pada Jimin. Jelas sekali ia marah, namun agaknya tak dapat berbuat apa-apa.

"... lihat, kau bahkan tidak bisa melawanku sekarang... "

"Jungkook!"

Bersamaan dengan seruan Seulgi, Jimin menghempaskan kedua tangan Jungkook di bahunya. Cukup membuat kaget Seulgi hingga langkahnya terhenti, tapi si pembuat onar Jeon itu malah menyunggingkan senyumㅡjenis senyum menyebalkan namun puas.

"... oh, bagus sekali. Ayo, seberani apa kau sekarang?"

Detik dimana Jungkook hendak kembali menyentuh Jimin adalah detik yang sama dimana Taehyung tanpa peringatan muncul. Sosoknya hadir di antara Jungkook dan Jimin untuk kemudian mencekal tangan Jungkook dan menghempaskannya sambil berdesis, "Jangan ganggu Jimin."

Dan sebelum semua bisa mencerna apa yang terjadi, Kim Taehyung sudah menarik Jimin pergi. Meninggalkan pelataran perpustakaan, meninggalkan Jungkook yang menyeringai aneh, juga Seulgi yang hanya diam memperhatikan.[]

[1] 52 hz ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang