"Ibu pikir perjanjian kita saat itu sudah cukup sebagai pegangan, Kang Seulgi..."
Sambil menata kertas-kertas serta berbagai buku di mejanya, Guru Shin melirik Seulgi sekilas. Rantai kacamata yang bertengger di ujung hidung itu bergoyang seiring pemiliknya yang menggelengkan kepalanya. Beberapai untaian rambut putihnya menjuntai di dekat jambang. Keriput tanda penuaan kentara pada wajahnya. Umur yang sudah tidak muda menjadi salah satu alasan mengapa beliau disegani oleh anak-anak, termasuk Kang Seulgi yang duduk menunduk sambil memainkan kaki.
"...dan Jungkook, kau sudah berjanji untuk tidak membuat ibumu dipanggil kembali oleh sekolah."
Seulgi melirik Jeon Jungkook yang duduk di sampingnya. Si berandal satu itu tampak santai bersandar pada kursinya sedang sebelah tangan memutar spinner hitam. Tak ada raut takut atau bersalah pada wajahnya. Seulgi bertanya-tanya, apa tatapan laser dan suara dingin Guru Shin tidak membuatnya merinding?
"Masa' karena aku pergi ke kamar mandi, sekolah mau memanggil ibuku?"
Guru Shin menatap Jungkook tajam ketika mendengar protesnya. Rahangnya mengeras seakan menahan amarah. "Ibu tidak suka pada anak yang berbohong," katanya penuh penekanan.
Kalau dilihat, Guru Shin sudah seperti tokoh jahat yang dikelilingi api membara serta wajah merah padam. Di mata Seulgi, beliau begitu menyeramkan.
"Aku tidak suka pada guru yang tidak mempercayai muridnya," balas Jungkook.
Seulgi menoleh tak percaya, apalagi Guru Shin yang matanya seakan ingin melompat keluar. Jeon Jungkook itu terlalu berani. Seulgi sangsi marahnya Guru Shin akibat Jungkook bisa berimbas padanya. Jadi sementarra Guru Shin bangkit dari duduk untuk menatap keluar jendela—masih tidak percaya dengan apa yang murid teladannya katakan—Seulgi menyenggol lutut Jungkook.
"Yya, berhenti melawan. Kalau nasib kita berubah buruk bagaimana?" bisiknya.
Jungkook hanya melirik sekilas dengan ekspresi menyebalkan. "diamlah. Nenek sihir begitu memang pantas dilawan."
"Tetap saja. Guru Shin bisa mengeluarkan kita dari sekolah!"
Bersamaan dengan Guru Shin yang menoleh dan kembali duduk di tempatnya, Seulgi menjauh dari Jungkook dan duduk dengan tegap. Dirinya sudah ketar-ketir menunggu apa kira-kira yang akan terjadi selanjutnya. Omelan tak berujung, kah? Perjanjian lainnya? Disuruh membersihkan kamar mandi? Ia hanya berharap nasibnya tidak menjadi buruk hanya karena seorang Jeon Jungkook.
"baiklah," Guru Shin melepas kacamatanya, lantas menatap Seulgi dan Jungkook secara bergantian. Tanpa sadar gadis Kang itu menahan nafas, gugup. "Ibu tidak bisa memikirkan hukuman lain selain menjadi pengurus perpustakaan dan masuk ke klub buku."
Jungkook tersenyum sinis, Seulgi mendesah tak terima.
Ia kan tidak suka buku![]
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 52 hz ●
FanficMereka bilang Park Jimin tidak bersuara. Tapi mengapa Seulgi mendengarnya berbicara? Insfire by Whalien 52 ㅡ방탄소년단