file ○ 18

822 218 25
                                        

17/06/18
Happy b'day mom

"Kenapa memperlakukan Jimin seperti itu?"

Setelah lengang mengambil alih dan permainan menjadi patung tanpa aba-aba terjadi, Seulgi akhirnya membuka mulut. Bertanya dengan nada tajam disertai delikan yang menandakan sebuah tuntutan akan jawaban. Meskipun begitu, ini Jungkook yang sifat menyebalkannya selalu mendominasi dalam keadaan apapun.

"Siapa?" bocah itu balik menatap dengan wajah sok tidak mengerti.

"Kau."

"Memangnya aku melakukan apa?"

"Banyak. Kau berteriak, membentaknya dengan kata-kata kurang menyakitkan, mengguncang tubuhnya, mencengkram bahu..."

"Aku? Melakukan itu? Kapan?"

Demi Tuhan, Seulgi ingin sekali melempar wajah Jungkook dengan sepatu.

"Jangan pura-pura bodoh!"

Jungkook mendengus, "Aku memang bodoh, Guru Shin selalu memanggilku begitu."

Padahal kata-kata untuk menyangkal Jungkook sudah terangkai, energi untuk berbicara keras siap, juga mulut yang membuka untuk kemudian mengeluarkan suara. Namun kalimat itu, sebalnya Jungkook, sedihnya ia, membuat Seulgi mau tidak mau bungkam. Permasalahan ini seharusnya tidak menyebar kemana-mana, kan?

"Kenapa kau melakukannya?" Tanya Seulgi lirih. Berusaha mengalihkan pembicaraan sekaligus mencari jawaban yang diperlukan.

"Hanya ingin."

Oh, enteng sekali Jungkook menjawabnya. Ringan, seringan partikel dandelion yang diterpa angin lantas terangkat begitu saja di udara.

"Hanya ingin?"

Bersamaan dengan bahu yang terangkat serta lirikan ke arah lain Jungkook berujar. "Si Park Jimin itu lemah. Aku sebal melihatnya, seperti anak gadis saja. Sudah tidak bisa bicara, dikucilkan, dibully, masa terima-terima saja? Penakut sekali gayanya, benar-benar penakut! Kalaupun dia benar-benar dikutuk, kenapa dia tidak dengan sengaja menularkan kutukan pada mereka yang mengganggu..."

Seulgi memanggil Jungkook lirih, ingin protes atas ocehan tak jelasnya, memotong penuturan, tapi tak diacuhkan.

"...lalu si Kim Taehyung sialan itu. Sejak pertama kali melihatnya di perpustakaan aku sudah tidak menyukainya. Dia agaknya palsu tidak, sih? Sok asik, sok penting, sok peduli, sok menyelamatkan, sok menjadi teman Jimin disaat yang lain menjauhi. Lihat tidak kejadian barusan? Rasa-rasanya aku ingin menonjok wajah menyebalkan..."

"Jungkook!"

Seulgi menjerit, Jungkook mengatup mulut. Tubuh laki-laki itu tersentak pelan, kaget.

Gadis Kang itu kan hanya meminta alasan, bukan pemaparan penuh sarat kebencian yang sedikit banyak menimbulkan kabar miring. Lalu, kenapa Jeon Jungkook terlihat seperti marah?

"...persetan. Yang jelas, aku benci sekali melihat keduanya. Apalagi si Kim Taehyung itu..." lanjutnya tanpa diminta, lengkap dengan sebuah senyum miring.[]

[1] 52 hz ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang