file ○ 12

965 245 19
                                    

07/05/18
aku juga mau bilaangg
Mereka mereka yang baik sama Jimin
itu hanya anak perpus alias klub buku. Sisanya dia dikucilkan gitu hehe takut salah paham :(


Kang Seulgi sebenarnya sudah sering mendapat banyak perhatian. Ketika mengangkat tangan guna menjawab pertanyaan guru, atau saat pelajaran olah raga dimana segala kelincahannya dapat tersalurkan. Tapi jelas, mendapat perhatian di lorong-lorong sekolah, di gerbang, atau di kamar kecil sama sekali tidak termasuk.

Jika setiap kelas kira-kira memiliki 20 murid, satu angkatan 80, maka ada sekitar 480 murid di sekolah. Menghapal murid seangkatan saja susah, apalagi 6 angkatan? Dan Seulgi sama sekali bukan tipe murid yang akan diingatㅡsecara sengajaㅡoleh ke 480 murid di sekolah. Dia bukan anak olimpiade, bukan pula anak yang mudah berteman dan dengan mudahnya berinteraksi dengan 6 angkatan sekaligus. Intinya, Kang Seulgi sama sekali tidak populer di sekolah.

Jadi ketika pagi berikutnya gadis manis itu menemukan dirinya menjadi pusat perhatian orang-orang di lorong-lorong sekolah, di gerbang, di lapangan, bahkan di kamar mandi, semuanya terasa aneh.

Aku tidak melakukan kesalahan, kan? Apa penampilanku hari ini terlihat aneh? Apa ada sesuatu di wajahku? Atau di rambutku? Mengapa semua orang menatapku seperti itu?

Dalam hati membatin, bertanya-tanya, mencoba mencari jawaban. Tapi tentu saja ia tak ketemu.

Ada apa?

Bahkan anak-anak kelas juga semakin memperhatikannya. Diam-diam mencuri pandang, lantas mulai berbisik dan mengalihkan pandangan secepat mungkin saat ternotis sang objek.

Son Seungwan dan Yook Sungjae juga jadi aneh. Jeon Jungkook? Dia memang selalu aneh.

Satu-satunya orang yang berperilaku normal hanya Park Jimin. Laki-laki satu itu bahkan sempat menyapanya ketika tanpa sengaja bertemu di depan kelas. Sedikit tersenyum, lantas menunduk dan berjalan menjauh menuju lapangan.

Tadinya Seulgi ingin mengatakan sesuatu. Tapi urung mengingat ada pertanyaan yang belum terjawab.

"Ini hanya aku, apa kalian memang bersikap aneh?"

Tak kuasa memendam, Seulgi akhirnya mendekati Seungwan dan Sungjae di meja keduanya. Langsung bertanya ke point utama.

Ada secuil keraguan di wajah Sungjae, gamang untuk menjawab tapi sangsi salah mengucap. Jadilah ia melirik Seungwan untuk meminta bantuan.

"Kau yang aneh," ujar Seungwan.

Seulgi sontak mengernyit. "Aku? Aneh? Kenapa?"

Sungjae sudah membuka mulut ketika Seungwan tiba-tiba menyerocos tanpa bisa dicegah.

"Kau naksir Park Jimin, kan? Ada rumor kalian berdua kemarin berkencan di taman sekolah."

Tak ada ekspresi selain kaget di wajah Seulgi. Mata membesar, mulut terbuka, respirasi terhenti sejenak.

Rumor apa?!

Belum sampai di sana, Sungjae ikut berujar. "Bukan kah sudah kuingatkan untuk tidak dekat-dekat dengannya? Kalau kau ikut di kutuk bagaimana?"

Tapi bukan itu yang penting. Seulgi bahkan tidak memperhatikan karena berusaha mencerna apa yang sedang terjadi.

Apa rumor itu beredar ke seluruh penjuru sekolah? Apa karena itu semua orang terus memperhatikannya hari ini? Oh, tidak. Apa... apa Park Jimin tahu? []

[1] 52 hz ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang