disc play ○ hari itu

743 216 39
                                        

01/07/18
Sorry for typo!

Hari itu genap sudah keputusan keluarga Park untuk merelakan putra sulungnya menjadi adik asuh oleh Kim Seokjin.

Hari itu, selepas menjelaskan kembali beberapa hal kepada sang sulung, Jimin mengangguk mantap. Setuju tanpa banyak melawan, meski sungguh, berat sekali rasanya. Bagaimanapun ia hanya anak lima tahun yang kemampuan berbicara  direnggut begitu saja. Ia masih senang bermain, berlarian mengejar apapun, banyak ingin tahu.

"Adikmu sedang sakit parah, keluarga kita melarat. Ayah sungguh tidak akan menyerah begitu saja akan keadaan. Tapi apa daya, beginilah keadaan kita sekarang. Karena Ayah dan Ibu sangat-sangat menyayangimu, kami ingin kau ikut Seokjin hyung ke Seoul nanti, kau mau?"

Jimin mengangguk.

"Seokjin hyung itu sangat baik.  Berkeingin mengurusmu, menyekolahkanmu, memberikan apa yang mungkin Ayah dan Ibu belum bisa berikan. Dia pastilah sangat menyayangimu, Jimin. Karena itu... karena itu kau juga harus menyayanginya..."

Jimin kembali mengangguk.

"Maafkan Ayah dan Ibu, Jimin. Sungguh, maafkan kami..."

Kali ini Ibu yang berkata seraya memeluk Jimin erat.

Sore itu rumah keluarga Park dipenuhi isak tangis meski pancaran kebahagiaan tak luput turut menaungi.

Malamnya Ibu dibantu Jimin sibuk mengemasi barang seadanya yang akan dibawa.

Besok pagi, Kim Seokjin dan Jimin sudah duduk di kursi KTX yang melesat setelah sebelumnya lama berpamitan. Pemandangan dari jendela kereta tidak pernah membuat Jimin bosan. Anak laki-laki itu menatap antusias sementara Seokjin memperhatikannya gemas.

Jimin menunjuk burung yang berterbangan di langit biru lantas menoleh pada Seokjin, seakan memberitahu hyungnya itu.

Lalu entah bagaimana caranya suara itu keluar dan Kim Seokjin terperangah dapat mendengarnya.

"Hyung, lihat! Ada burung indah di langit!"[]





Haiii aku mau nanya, boleh tolong di jawab?

Selama baca cerita ini, apa sih yang ada di pikiran kalian? Misal kayak asumsi tentang anak-anak kecil ini atau teori-teori gitu (((emang big(s)hit?)))

Sebelum aku menguak yang sesungguhnya gitu, hehe. Aku ingin tahu

[1] 52 hz ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang