file ○ 6

1.2K 268 2
                                        

12/04/18

Bubur yang terhidang di mangkuk abu itu terlihat sangat lezat untuk di santap. Asap yang mengepul di atasnya seakan menggoda siapapun untuk segera mencicipinya. Bagaimanapun, Seulgi dan segala macam pikiran yang ada di otaknya sama sekali tidak memiliki ketertarikan. Tangannya yang memegang sendok hanya mengaduk pelan bagian atas bubur sementara tangan lainnya menopang dagu.

Ada hal lain yang lebih penting untuk dilakukan daripada menyantap bubur buatan Mama pagi itu. Seperti memikirkan tentang jeritan yang didengarnya saat di perpustakaan kemarin, mungkin?

Serius, deh. Jelas-jelas jeritan itu terdengar sangat nyaring. Tapi yang lain seperti tidak mendengarnya, melanjutkan perdebatan ringan khas anak SD hingga Jungkook akhirnya meminta maaf dan pergi menyusuri rak-rak buku. Jimin sendiri ditenangkan oleh Taehyung, mengobrol berdua dengan suara kecil. Keadaan kembali seperti tidak pernah terjadi apa-apa. 

Sejujurnya ada pikiran mengenai penghuni perpustakaan tak kasat mata yang ternyata mengikuti jalannya pembicaraan dan ikut menjerit tak terima ketika si berandal cilik satu itu mulai berulah. Tapi yang benar saja?

"Kang Seulgi, jangan memainkan makanan seperti itu," suara Mama yang tiba-tiba terdengar membuyarkan Seulgi.

Mama dengan celemek merah muda bekas memasak yanh masih menempel pada tubuhnya muncul untuk kemudian mulai membuka tiap pintu kitchen set yang ada--mencari sesuatu.

Seketika Seulgi menghentikan tangannya. "Ma, apa orang bisu punya cara lain untuk berbicara?" Tanyanya.

Mama menoleh. "Orang bisu?"

"Iya," gadis cilik itu mengangguk, menatap Mama yang sudah bersender pada salah satu rak.

"Apa maksud dari 'cara lain untuk berbicara?"

Seulgi mengangkat bahu. "Entahlah. Seperti mengeluarkan suara lewat kepala, mungkin?"

Alih-alih menjawab Mama malah terkekeh, kemudian melanjutkan pencariannya akan sesuatu di dapur. Membuat putri semata wayangnya itu menatap cemas pertanyaannya akan di abaikan begitu saja.

"Tidak ada orang yang bisa mengeluarkan suara dari kepala, sayang," beberapa saat kemudian Mama akhirnya mengeluarkan suara. "Atau lewat bagian tubuh yang lain--tentu saja suara untuk berbicara, oke?"

Seulgi terkekeh sambil mengangguk lucu.

"Nah, Seulgi bisa membantu Mama membeli keju dan garam ke minimarket S?"

Meski jawaban Mama belum membuatnya puas, tapi baiklah. Ia harus membantu orang tua, kan?

Jadi setelah memasukkan lima sendok bubur dan menenggak setengah gelas air minum, gadis kecil itu memakai sweaternya dan pergi menuju minimarket dekat rumah. Tak jauh, hanya berbeda 2 blok dari rumahnya. Terletak dekat sebuah taman dengan lapangan kecil dan permainan anak-anak seperti ayunan dan jungkat-jungkit yang di cat warna-warni.

Mama sempat memberinya uang tambahan untuk membeli es krim juga waktu untuk sedikit bersantai menikmatinya di taman. Sayangnya sebelum Seulgi sempat menyantapnya, es krim itu jatuh begitu saja ke tanah yang kotor. Bersamaan dengan itu matanya melotot melihat pemandangan yang tertangkap oleh indra penglihatannya.

"Hey!!! Menjauh darinya!!!"[]

[1] 52 hz ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang