19/05/18
Sorry for typo!"Sedang dijauhi semua orang, ya?"
Pagi itu, saat Seulgi sedang membersihkan penghapus papan tulis dari debu kapur di depan kelas, sosok Jeon Jungkook muncul. Presensinya yang sama sekali tak terduga berhasil membuat gadis itu terlonjak kaget dan hampir melemparnya dengan penghapus. Sungguh, ia pikir Jungkook itu penghuni ghaib sekolah yang sedang menampakkan diri.
"Diamlah," ketus Seulgi seraya kembali melanjutkan pekerjaanya.
Sepagi ini, hari pertama masuk setelah empat hari setelah absen, si menyebalkan Jungkook sudah mencari ulah.
"Hei, akui saja. Apa yang kukatakan memang benar, kan?"
Seulgi berdecak. "Dan akui saja kau yang bertanggung jawab atasnya, kan?"
"Hah?" Demi melihat wajah Jungkook yang bingungㅡentah itu disengaja atau tidak tapi sepertinya iyaㅡSeulgi semakin sebal.
"Kau melihatku dan Jimin sedang duduk di ayunan sore itu. Kau meledek kami, jadi kau juga, kan, yang menyebarkan rumornya?"
"Woah, sebentar. Kau pikir itu aku? Empat hari absen tentunya tidak memberiku waktu untuk menyebarkan rumor di sekolah, kan?"
"Entah, yang pasti..."
Brak!
Sekonyong-konyong terdengar suara ribut dari ujung koridor. Sumber tepatnya dari ruang loker sepatu dekat pintu masuk gedung.
Dari kejauhan, baik Seulgi dan Jungkook dapat melihat sekelompok anak kelas enam yang mengerubungi sesuatu dengan ekspresi marah serta jengkel. Sesuatu itu di sudutkan lantas di teriaki untuk beberapa lama, di tunjuk-tunjuk dan di pandang jijik.
Butuh waktu semenit bagi Seulgi untuk sadar siapa sosok yang sedang di pojokkan ituㅡsungguh rasanya seperti kejadian lama yang terulang. kembali.
"Itu Park Jimin, bukan?"
Right, Jeon Jungkook. 100% benar.
Itu Park Jimin dan entah mengapa, untuk kesekian kalinya rasa ingin melindungi muncul begitu saja dalam diri Seulgi. Seperti di taman dekat mini market waktu itu, misalnya.
Bagaimanapun Seulgi paling benci melihat seseorang yang semena-mena terhadap anak lainnya. Apalagi anak-anak yang bisa dibilang lemah dan tingkat kesanggupan untuk melawan kecil.
Sayangnya ketika ingin mengambil langkah untuk mendekati anak laki-laki Park itu, seseorang telah mendahuluinya.
Bukan, bukan Jeon Jungkook. Biang kerok itu meski terlihat berniat untuk menolong masih kalah cepat dari Kim Taehyung yang melesat bagaikan peluru.
Kemudian semuanya terjadi begitu saja. Taehyung yang mendorong para kakak kelas tanpa rasa takut, berteriak minggir dengan nyaring lantas menarik Jimin sehingga terlindung di balik badannya.
"Jangan ganggu temanku!"
Bersamaan dengan gema yang merambat di sepanjang koridor, Seulgi menemukan dirinya merenungi perkataan Pak Seokjin waktu itu.
Taehyung dan Jimin benar-benar berteman, kok....[]
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 52 hz ●
FanfictionMereka bilang Park Jimin tidak bersuara. Tapi mengapa Seulgi mendengarnya berbicara? Insfire by Whalien 52 ㅡ방탄소년단