03/07/18
Sorry for typo!
Btw mulmednya dari highlight reel itu secene YANG SEBELUM NYEBRANG NGGAK NENGOK KANAN KIRI LALU DITABRAK /ngegas/"Halo, manis. Kau pasti Park Jimin, bukan?"
Tatkala taksi yang ditumpangi Seokjin dan Jimin sampai di tujuan—di depan rumah bercat abu dengan taman terawat dimana bunga berwarna-warni bermekaran indah—dan keduanya melompat turun dengan perasaan membuncah, anak lima tahun itu menemukan sosok perempuan cantik berdiri di depan pagar. Senyum ramah nan menawan terlukis di bibir ranum itu, menyambut hangat seakan keluarga jauh yang lama tak berjumpa.
Sebagai balasan Jimin turut tersenyum lebar, mengangguk lucu selagi Seokjin yang menurunkan barang bawaan dari bagasi diam-diam memperhatikan interaksi keduanya.
"Aku senang akhirnya bisa bertemu dengan Park Jimin yang manis ini. Jinnie.. eh, Seokjin hyung sering bercerita tentangmu. Omong-omong, aku Kang Mira. Panggil Mira nuna saja, ya?"
Lagi, Jimin hanya dapat mengangguk. Menyambut uluran tangan Mira, membiarkan tangan mungilnya digoyangkan pelan oleh wanita di hadapannya selagi senyum makin mengembang.
Mira menggiring Jimin memasuki pekarangan rumah, menjelaskan beberapa bunga yang tertanam sebelum masuk ke dalam rumah dan menyuruhnya untuk mengistirahatkan diri di sofa hijau nan nyaman. Perempuan itu mengambil segelas jus jeruk, menyediakan berbagai macam kudapan dengan semangat. Bahkan saat Seokjin akhirnya ikut masuk ke dalam rumah sambil menenteng tas-tas serta kardus, Mira masih mengeluarkan persediaan makanannya.
"Kalian sudah berkenalan?" Tanya Seokjin pada Jimin yang langsung disambut anggukan.
Mulut anak itu dipenuhi biskuit coklat. Beberapa remahannya menempel di pinggir mulut, namun ia seakan tak perduli dan membiarkannya begitu saja hingga Mira membersihkannya dengan tisu.
"Seperti mengasuh anak sendiri, eh?" gumam Seokjin.
Mira menoleh, menatap tajam. "Diamlah," desisnya. "Omong-omong aku sudah menyiapkan air hangat. Mandilah."
Seokjin menggeleng. "Nanti saja, sehabis makan malam. Makanannya sudah siap, kan?" sambil berkata ia mengedipkan sebelah mata.
"Apa ini? Kau mengusirku secara halus?"
Maski hanya di balas tawa, Mira akhirnya menyingkir ke dapur. Sibuk menyiapkan makan malam dan membiarkan Seokjin dan Jimin yang masih sibuk mengunyah berduaan di ruang tengah.
"Mira nuna cantik, kan?"
Jimin menoleh.
"Cantik, tidak?"
"Cantik."
Meski masih tidak habis pikir bagaimana bisa ia mendengar suara itu, Seokjin tetap melanjutkan. "Dia calon istri hyung," katanya sambil mengulum senyum."Nanti kalau kami sudah menikah, Mira nuna akan tinggal bersama dengan kita. Omong-omong, bagaimana rumah hyung? Kau suka?"
Kali ini Jimin hanya mengangguk. Tubuh mungilnya dibawa ke dalam sebuah dekapan hangat, punggungnya di usap pelan.
"Istirahatlah. Besok-besok kau akan sekolah, menjadi anak cerdas yang membanggakan semua orang."[]
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 52 hz ●
FanfictionMereka bilang Park Jimin tidak bersuara. Tapi mengapa Seulgi mendengarnya berbicara? Insfire by Whalien 52 ㅡ방탄소년단