"setiap masa punya kenangan,
yang kadang ditinggalkan"
..
Hari ini adalah sebulan setelah SMA Nusa Bakti menerima kedatangan murid angkatan baru di sekolah. Pastinya tidak semua murid saling mengenal satu sama lain. Sekolah yang berisi 45 kelas dengan 3 jurusan ini memang cukup populer di kota Semarang.
Sekolah yang sering menjuarai berbagai lomba dengan siswa yang tergolong kalangan atas ini menjadi salah satu sekolah favorit anak muda. Tetapi banyak yang mengira sekolah ini terlalu mewah untuk ukuran sekolah swasta.
Kelas X IPS 5 adalah salah satu kelas dari sekian banyak kelas di SMA ini. Entah kebetulan atau memang takdir siswa di kelas ini adalah mantan artis BK ketika di SMP. Selama sebulan ini sudah ada beberapa guru yang mengeluh tentang kelas ini kepada guru BK mereka. Mulai dari satu anak bandel diikuti anak lain.
Dengan wali kelas laki laki yang dulunya juga termasuk murid yang nakal-kelas ini sangat cocok di sebut Trouble Maker Class. Kelas pembuat masalah yang sangat terkenal dalam sebulan ini. Bahkan sudah ada 2 anak yang meminta pindah kelas karena tidak tahan dengan tingkah teman sekelasnya yang kelewat jahil.
"selamat pagi" sapa seorang guru berkumis tipis yang terlihat masih sangat bugar untuk ukuran seorang yang sudah dipanggil kakek. Pak Sutarjo lebih senang dipanggil pak Tarjo adalah guru IPS yang dipilih sebagai wali kelas X IPS 5.
"pagi pak" jawab semua murid dengan lesu. Pak Tarjo adalah satu satunya guru yang tidak mempan dengan segala kejahilan para muridnya. Beliau bahkan bisa tertawa ketika dijahili oleh beberapa anak didiknya.
"belajar 10 menit untuk ulangan bab 1" kata pak Tarjo yang mulai mengeluarkan kertas fotokopi dari tasnya. Ya, soal ulangan.
"nggak bisa dong pak!" protes Fian penuh semangat demo. Pria berambut ikal dengan tinggi sekitar 162 cm ini berdiri sambil menggebrak meja.
Pak Tarjo tak menanggapi dan masih menghitung kertas fotokopi dengan teliti. Fian belum duduk juga hingga pak Tarjo selesai menghitung.
"ada masalah apa kamu?" tanya pak Tarjo dengan wajah datar seakan berkata duduk atau saya patahkan kakimu. Fian yang tahu arti tatapan gurunya itu segera duduk.
"saya kan belum belajar pak" katanya dengan nada serendah tanah. Dia mulai meninggalkan tatapannya terhadap pak Tarjo dan membuka buku catatan yang masih sebersih halaman sekolah yang baru disapu.
Setelah sepuluh menit berlalu. Pak Tarjo meletakkan ponselnua yang digunakan untuk menghitung waktu. "waktu habis. Kumpulkan semua buku IPS kalian!" kata pak Tarjo yang sudah berjalan sambil meletakkan satu lembar kertas di atas masing masing meja.
"waktu kalian satu jam dari sekarang. Saya harap semua nilai diatas kkm" ucap pak Tarjo lalu kembali duduk dan mengawasi segala gerak gerik muridnya lewat mata tajamnya.
Kegiatan saling mencontek tentunya masih dilestarikan. Tetapi pak Tarjo hanya diam sambil tersenyum simpul ke arah para muridnya. Pak Tarjo selalu teringat masa SMA-nya ketika melihat murid murid nakal di kelasnya.
Tak terasa satu jam berlalu. Ada murid yang sudah selesai mengerjakan ada juga yang kebingungan mencari jawaban. Itulah indahnya sekolah yang tidak didapat di tempat lain.
"kumpulkan ulangannya!" titah pak Tarjo yang dituruti oleh para muridnya. Satu persatu mereka mengumpulkan kertas ulangannya sesuai perintah guru mereka.
Waktu pelajaran pak Tarjo sudah habis. Beliau segera mengucap salam dan pergi menuju kantor. Tentunya untuk mengoreksi ulangan ulangan para murid nakalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Maker Class
Teen FictionDark Star. Panggilan yang digunakan untuk keempat perempuan ini. Bersekolah di sekolah elite nan mewah memang sudah dari dulu mereka jalani. Tapi hati mereka masih sama. Hati yang membenci masa lalu. Bersama sama mereka saling mengokohkan persahabat...