~Lebih baik memilih kenyataan yang menyedihkan dibanding kebohongan yang menyesatkan~
"sejak kapan mereka jadian?" tanya Laras, dia mulai kebingungan sejak Rama datang menghampiri Anggrek dan membawa perempuan cantik itu pergi. Entah kemana.
Begitu banyak pertanyaan yang terus bermunculan tanpa henti di dalam kepalanya. Entah kenapa terasa sangat begitu menyesakkan. Jujur saja Laras sangat tidak suka dengan posisinya yang terhimpit oleh keadaan.
"lo kenapa sih ras?" tanya Bella yang menyadari tingkah Laras yang berubah drastis. Wajahnya yang murung membuat aura orang di sebelahnya itu terlihat suram. Semua orang yang melihat Laras juga pasti tahu ekspresinya terlihat sedih dan kecewa.
Sontak Laras terkejut dengan pertanyaan Bella. Tingkah Laras yang gelagapan karena mendapat pertanyaan dari Bella membuat pikirannya semakin kacau. Bella berusaha membuat kontak mata dengan Laras supaya dia mengetahui ada apa dibalik tatapan nanar temannya itu. Namun tak disangka Laras justru mengalihkan pandangan matanya.
"nggak papa kok bel" jawabnya dengan suara yang semakin menciut. Di akhir kalimat dia juga menyimpulkan sedikit senyum.
Bella hanya mengangguk kecil lalu kembali meminum es teh yang sejak tadi berdiri diatas mejanya.
"by the way nanti kita kumpul kan?" sahut Githa tiba tiba yang baru saja duduk di bangkunya setelah pergi ke kantin untuk membeli minuman.
"oh iya gue hampir lupa kalau hari ini kita kumpul" kata Bella. Dia menepuk keningnya secara spontan pertanda bahwa dia benar benar lupa.
"Laras ikut nggak?" tanya Theia di antara Bella dan Githa yang duduk berhadapan.
***
"lo jangan terlalu deket sama Laras. Bisa kan?" kata Rama, tanpa membawa ciri khasnya yang cuek dan dingin. Namun sekarang nadanya justru mengarah pada rasa kekhawatiran.
Anggrek yang notabene-nya sudah menjadi kekasih Rama nyatanya masih belum terbiasa dengan perubahan sikap Rama padanya. Yang dulunya hanya sebatas teman namun sekarang justru menjadi pasangan. Dan sikap Rama yang berubah drastis justru membuat Anggrek merasa aneh. Dia masih sulit mengontrol sikapnya ketika Rama berkata dengan lembut padanya.
"e...emangnya kenapa?" kata Anggrek, yang masih saja kesulitan berbicara ketika bersama dengan Rama.
Tak heran kalau Anggrek masih belum bisa beradaptasi dengan perubahan sikap Rama. Pasalnya mereka baru berpacaran satu minggu dan dalam seminggu itu Rama dengan gampangnya merubah sikap secara kilat. Bahkan perubahan sikap Rama hanya terjadi pada Anggrek yang membuatnya masih kebingungan bagaimana menanggapi Rama ketika ada di kelas atau di luar kelas.
Selama mereka berpacaran Rama tak pernah berbicara padanya di kelas. Dia selalu mengajak Anggrek ke taman atau tempat lain yang jauh dari kelas hanya untuk berbicara hal yang tidak penting. Contohnya beberapa hari yang lalu Rama mengajak Anggrek sampai ke gerbang sekolah hanya untuk berkata jika tadi pagi Rama berpapasan dengan Anggrek di jalan.
Satu kesimpulan yang Anggrek dapat selama seminggu berpacaran dengan Rama ialah cowok ini merasa bosan dengan hidupnya yang begitu datar dan lurus.
"ya... Karena gue nggak suka aja kalau lo deket deket sama Laras" kata Rama, dengan memutar bola matanya malas. Nadanya pun tak kalah sama malasnya dengan gaya sok santainya.
"iya" jawab Anggrek cepat, karena sudah tidak tahan dengan sikap pacarnya itu yang terlampau jauh dari kata cuek dan dingin yang biasanya menghiasi hari harinya.
"thanks" kata Rama sebelum akhirnya berakhir di dekapan tubuh Anggrek yang lebih pendek dan kecil dari Rama. Ya, sepertinya momen yang paling ditunggu tunggu oleh seorang Rama adalah pelukan pacarnya yang begitu hangat.
***
Sebuah Cafe yang ada di dekat sekolah sepertinya tempat yang pas untuk acara kumpul anak anak SMA. Cafe sederhana yang menawarkan berbagai makanan maupun minuman kekinian dengan nuansa yang tak kalah instagramable dari Cafe lainnya. Cafe ini pun sudah seperti basecamp bagi Dark Star.
"sorry gue telat"
Anggrek datang dengan napas tersengal dan keringat yang mengucur deras. Sontak keempat orang yang melihatnya langsung terkejut dengan keadaan Anggrek. Mereka pun sebisa mungkin memberi bantuan kepada Anggrek agar bisa lebih tenang.
Akhirnya Anggrek terlihat lebih tenang dan santai setelah duduk diantara teman temannya. Lantas sekarang Anggrek menyadari jika ada Laras diantara ketiga sahabatnya. Dan sekarang Anggrek sedang memikirkan suatu hal di otaknya. Sepertinya akan menarik jika dia mengajak Rama bergabung dengannya agar Anggrek bisa tahu maksud Rama menyuruhnya menjauhi Laras.
"gue boleh ajak Rama masuk nggak?"
"Rama?!"
Laras tersentak sesaat sebelum dia menyadari tingkahnya yang terlihat mencurigakan di hadapan keempat orang ini. Apalagi diantara mereka ada pacar Rama. Laras sungguh sungguh menyesali perbuatannya yang lancang.
"lo keberatan kalau Rama gabung?" tanya Anggrek, berusaha mengintimidasi Laras yang sangat kebingungan.
"enggak kok"
Laras menggeleng pelan sembari tersenyum kecil. Ekspresinya pun dibuat seolah olah terlihat santai dan biasa saja. Tapi sangat jelas jika Laras tidak suka dengan tatapan Anggrek yang berusaha mengintimidasinya.
Tak lama kemudian, Anggrek kembali lagi bersama dengan Rama di sebelahnya. Sontak ketiga sahabatnya langsung membeku di tempat. Tapi Laras justru memberi sebuah lirikan kepada Rama namun tak dihirukan oleh cowok itu.
"say hi! dong" kata Anggrek. Dia menyenggol lengan Rama agar cowok itu menuruti perintahnya.
"hai" sapa Rama dengan nada sedingin kutub. Sepertinya Rama bukan sedang menyapa seseorang tapi sedang menyapa sebuah benda mati. Wajahnya yang datar itu bahkan tidak membentuk lekukan sedikitpun saat berbicara.
"hai" jawab Bella, Githa, dan Theia bersamaan tanpa raut wajah gembira yang biasanya mereka tunjukan ketika menyapa seseorang.
"kenapa ras, lo sariawan?"
Ini adalah cara Anggrek yang sedang berusaha menjalankan rencananya. Sejak tadi dia menunggu respon dari pacarnya tapi sepertinya Anggrek lupa kalau Rama hanya berekspresi ketika berdua dengannya saja.
Laras terkejut mendengar pertanyaan Anggrek. Dia langsung melihat perempuan itu dengan ekspresi bertanya tanya. Laras bingung dengan sikap Anggrek yang berusaha mengintimidasinya.
Dan sekarang Laras sangat kesal dengan Anggrek. Karena perempuan itu tersenyum begitu manis kepada Laras. Senyum yang menyimpan begitu banyak kebohongan. Serta sedikit kelicikan.
"hai" sapa Laras tanpa menatap wajah orang yang disapanya. Tetapi justru memalingkan wajahnya ke lain arah. Mulutnya juga tak sedikit pun menyimpulkan senyum. Justru wajah jutek dan posisi badan sok santai yang dihadapkannya pada Rama. Si cowok terdingin di sekolah.
Rama diam mendengar sapaan Laras. Tak berekpresi maupun berniat untuk membalas. Tingkah Rama ini justru membuat Anggrek kesal. Dia berpikir bahwa Rama dan Laras ada hubungan di belakangnya. Namun sikap Rama barusan sudah menjawab semua pertanyaan Anggrek. Dan sekarang Anggrek justru semakin gencar mencari motif cowoknya menyuruhnya menjauhi Laras.
Hai... Hai...
Wellcome back to my story👋
Don't forget to give me vote
Bubye♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Maker Class
Teen FictionDark Star. Panggilan yang digunakan untuk keempat perempuan ini. Bersekolah di sekolah elite nan mewah memang sudah dari dulu mereka jalani. Tapi hati mereka masih sama. Hati yang membenci masa lalu. Bersama sama mereka saling mengokohkan persahabat...