"tak ada sukses tanpa gagal dan proses"
..
"kabur aja yuk" pinta Anggrek yang masih ngos ngosan karena memutari lapangan 5 kali. Sekarang dia menghentikan kegiatan lari dan duduk di pinggir lapangan dengan kaki yang diluruskan. Mungkin cara ini bisa membuat sedikit rasa letihnya hilang.
"kalau kabur bisa ditambah hukumannya" balas Bella yang terus berlari memutari lapangan yang terasa sangat panas pagi ini.
Karena kesalahan mereka yang sudah menumpuk akhirnya bu Riris memberikan hukuman yang sama menumpuknya. Pertama mereka harus memutari lapangan sebanyak 10 kali, setelah itu akan membersihkan gudang dan setelah kedua hukuman tersebut selesai, mereka wajib mencari tanda tangan semua orang yang pernah mereka jahili disertai permintaan maaf.
Bu Riris tidak bisa mengawasi mereka di lapangan karena harus mengajar tapi dia sudah menyuruh beberapa murid untuk mengawasi mereka dari kejauhan. Sebenarnya mereka tidak mengetahui jika mereka sedang diawasi oleh murid suruhan bu Riris. Tapi setelah melihat ke salah satu sudut sekolah ada dua orang murid perempuan yang terus saja melihat ke arah mereka. Lalu Githa menyuruh temannya yang kebetulan lewat untuk menanyakannya. Dan benar, dua murid itu mengakui jika mereka disuruh bu Riris untuk mengawasinya.
Akhirnya 10 putaran telah diselesaikan oleh mereka. Tampak 2 murid yang mengintai mereka sedang sibuk mencatat sesuatu. Githa sangat ingin membuat ulah pada kedua gadis itu. Tapi dia tidak berani membuat ulah yang akan menambah hukumannya. Itu sebabnya Githa hanya memberi tatapan tajam untuk kedua gadis itu ketika mata mereka bertemu. Dan kedua gadis itu menunduk lalu pergi dari sana.
"kita diawasi seakan kita penjahat besar" keluh Theia dengan suara tak bersemangat. Dia duduk di pinggir lapangan bersama temannya sambil menekuk lututnya. Meski Theia agak telat mikir dia memiliki kepekaan yang tinggi. Itu sebabnya terkadang dia membawa perasaan dalam suatu kejadian. Yang akan menimbulkan masalah pada keesokan harinya. Pasti teman temannya lebih suka jika Theia diam daripada mengucapkan kalimat aneh lalu marah marah.
"kita emang penjahat besar kan" balas Githa dengan penuh kesombongan. Dia merangkul pundak Theia di sebelahnya sambil tersenyum lebar. Begitu juga Bella dan Anggrek yang saling merangkul. Mereka memang penjahat besar apalagi jika sedang bersama sama. Mereka akan membuat semua orang iri dengan persahabatan mereka. Ya, benar benar jahat. Sebab tidak semua orang seberuntung mereka.
***
"bu kami sudah menyelesaikan semua hukuman" kata Bella sambil memberikan beberapa lembar kertas kepada bu Riris yang berisi tanda tangan yang sangat banyak.
Bu Riris melihat kertas tersebut satu persatu. Setelah lembar terakhir dilihat olehnya. Bu Riris menatap keempat gadis yang berdiri di hadapannya dengan misterius. Dia seperti menunggu waktu yang pas untuk mengungkapkan kata kata pedasnya.
"kenapa tidak ada tanda tangan saya disini? Apa kalian merasa tidak pernah menjahili saya?" kata bu Riris bernada mencekam. Keempat anggota Dark Star tersebut lupa meminta tanda tangan bu Riris. Mereka saling menatap mengisyaratkan ketakutan akan ada hukuman tambahan setelah ini.
"kalian saya maafkan. Jangan ulangi perbuatan yang sama!" ucap bu Riris yang mulai meneduhkan tatapannya kepada mereka.
"baik bu" ucap keempatnya dengan semangat yang membara. Senyum mereka mengembang sebesar besarnya. Rasa letih yang sedari tadi mereka rasakan seolah hilang dengan maaf dari bu Riris.
Satu persatu dari mereka mencium tangan bu Riris lumayan lama. Mungkin ini sebuah bentuk kehormatan untuk guru yang selama ini bersabar menghadapi mereka. Hanya bu Riris yang bisa membuat mereka diam seribu bahasa. Itulah yang membuat guru ini terlihat istimewa di mata mereka.
Setelah mereka mengucapkan terima kasih, Bu Riris segera kembali ke ruang guru karena sebentar lagi akan diadakan rapat tentang study tour atau karya wisata. Mungkin beberapa minggu lagi mereka akan mengadakan study tour ke suatu tempat.
***
Sekarang, para anggota DS sedang berjalan jalan mengelilingi sekolah. Sebenarnya bukan kegiatan jalan jalan yang tanpa tujuan. Tapi mereka memang ingin kembali ke kelas hanya saja mereka memilih jalan yang berputar putar. Saat ini masih berlangsung jam istirahat yang kedua. Mereka malas bersusah susah di kantin. Mereka lebih suka ke kantin ketika jam pelajaran sedang kosong sebab saat itu kantin pasti sepi dari para murid kelaparan.
"tadi waktu kita keliling untuk cari tanda tangan, gue denger pak Tarjo bilang ada murid baru yang masuk ke kelas kita. Kira kira siapa ya?" tanya Theia kepada teman temannya yang tengah asik bermain HP di kelas kosong nan sepi. Ketiga temannya nampak biasa saja mendengar ucapan Theia. Mereka tidak peduli siapapun murid baru itu asalkan dia tidak pernah mengusik kehidupan mereka yang bahagia.
"masa bodo sama murid baru, lebih baik kita kerjakan tugas yang tadi kita tinggal" jawab Bella sembari mengeluarkan beberapa buku dari dalam tasnya.
Terpampang jelas dipapan tulis putih kalimat 'kepada Bella, Githa, Theia, dan Anggrek untuk segera mengerjakan tugas.' lalu dibawah kalimat tersebut juga tertulis nama pelajaran disertari halaman tugasnya pada buku. Mereka sudah tahu jika itu ditulis oleh sang ketua kelas. Entah bagaimana semua orang di kelas ini memercayai Elga menjadi ketua kelas. Padahal jelas jelas dia adalah murid yang selalu berpikiran kotor. Meskipun dia juga murid yang rajin dan pintar.
"kreatif banget ketua kelas kita. Gue bangga!" ucap Anggrek dengan mengembangkan senyumnya beserta menunjukkan deretan gigi putihnya yang berjejer rapi. Kemudian Anggrek mengambangkan jempolnya ke arah atas selama beberapa saat.
"mungkin cuma lo diantara kita yang percaya kalau Elga jadi ketua kelas. Betul nggak guys?" tanya Githa di akhir kalimatnya pada Bella dan Theia yang hanya menyimak perdebatan yang diciptakan oleh Githa. Lalu Bella dan Theia saling tatap seakan saling menanyakan jawaban apa yang akan mereka berikan. Akhirnya mereka berdua berhasil menentukan jawaban berdasarkan menatap mata.
Bella mengangguk bersamaan dengan Theia. Mereka berdua memilih berada di pihak Githa. Mungkin akan seru bercanda sedikit dengan Anggrek. Atau yang lebih baik mereka bisa menjebak Anggrek agar memberitahu sebuah informasi penting. Karena sungguh, Anggrek paling sulit ditanya mengenai kisahnya sendiri. Hampir setiap wanita pasti pernah menceritakan curhatan hatinya tentang apa saja kepada teman dekatnya. Tapi itu tidak berlaku pada Anggrek. Dia sama sekali tak pernah curhat pada salah satu sahabatnya. Aneh kan?
"nggak ada yang belain gue nih? Yaudah deh gue cari temen lain aja" ucap Anggrek dengan memelas tetapi penuh aura mengancam. Itu terlihat dari wajahnya yang dibuat 'sok polos tetapi menyunggingkan satu bibirnya membentuk sebuah senyum mengejek. Anggrek pasti berpikir jika teman temannya akan menghadangnya pergi mencari teman lain. Tapi usahanya nihil. Hingga Anggrek berjalan menuju pintu pun tak ada temannya yang memanggil untuk melarangnya pergi.
"Anggrek!" panggil seseorang dari luar kelas. Anggrek memutar kepalanya ke arah samping dan menemukan seseorang yang tadi memanggilnya.
Haii...
Semoga suka dengan part yang sudah direvisi
Jika ada beberapa part yang nggak nyambung maaf yaa
Itu karena masih ada part yang belum direvisi
Dan juga beberapa part yang wordnya sedikit akan dihapuskan:(
Oke sudah sudah
Selamat membaca
Jangan lupa tinggalkan vote atau komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Maker Class
Teen FictionDark Star. Panggilan yang digunakan untuk keempat perempuan ini. Bersekolah di sekolah elite nan mewah memang sudah dari dulu mereka jalani. Tapi hati mereka masih sama. Hati yang membenci masa lalu. Bersama sama mereka saling mengokohkan persahabat...