"selalu ada perubahan setelah penyesalan"
..
Kenzy tidak tahu kemana arah yang akan ditujunya sekarang. Taksi online yang dinaikinya hanya diminta melewati jalanan sepi berulang ulang. Hati dan pikirannya kacau. Bahkan hujan seakan mengerti perasaannya. Kejadian tadi malam membuat rasa traumatis di otaknya. Tak hanya alkohol tapi juga Githa.
"semuanya udah selesai" batin Kenzy.
Taksi itu segera melaju ke rumah Kenzy setelah mendapat aba aba dari sang penumpang. Sedikit sulit untuk percaya bahwa Githa sudah menjebaknya. Mengingat fakta bahwa selain keluarganya–hanya Githa satu satunya orang yang dia percaya.
***
Setelah berhasil dengan rencana membuat Elga dihukum oleh bu Riris. Githa mengecek ponselnya jikalau ada notifikasi dari kekasihnya yang hilang tanpa kabar semalam. Githa terkejut mendapat balasan yang sudah dinanti nantinya.
Gue jemput jam 4
Senyum sumringah Githa terpampang jelas. Hal ini membuat ketiga temannya mengintip apa yang membuat cewek ini tersenyum begitu lebarnya. Bella berdehem–membuat Githa menyadari kegiatan teman temannya.
"lo pada ngapain?" tanya Githa sebal dan hanya diberi seringai mencurigakan dari ketiga temannya.
"awas kalau kalian macem macem" ancam Githa sambil menunjuk tiga sahabatnya satu persatu.
***
Githa berdiri di samping pintu mobil. Dia menurunkan kepalanya dan melihat ke dalam. Kenzy menatapnya tanpa ekspresi seperti biasa. Segera saja dia berjalan ke sisi mobil yang lain dan masuk ke dalam dengan cepat. Bahkan saking cepatnya Kenzy juga tidak sadar jika Githa sudah berada disebelahnya.
"tunggu apa lagi?" tanya Githa dengan suara pelan sembari berusaha menatap mata Kenzy.
"apa?" tanya Kenzy yang tidak mendengar ucapan Githa karena baru saja melamun. Kenzy melihat mata Githa yang menjadikan mereka terlena dalam kontak mata keduanya.
"ayo jalan!"
Kenzy diam beberapa detik lalu mengedipkan mata untuk menyadarkan dirinya sendiri. Dia mulai melajukan mobilnya meninggalkan lingkup rumah Githa.
Kenzy tidak ingin bertanya pada Githa akan kemana mereka pergi. Sedangkan Githa masih memandangi jendela luar dalam diam. Mereka saling berpaling. Terserah kemana saja tangan Kenzy memutar kemudi. Dia juga dengan asal mencari jalan. Tanpa tujuan.
"kita harus putus" lirih Kenzy sangat pelan. Pandangannya masih mengarah ke depan memerhatikan setiap jalan. Dia berusaha tenang saat mengatakannya. Melepas Githa memang sedikit sulit.
Kenzy menangkap raut wajah Githa yang berubah drastis. Berada pada satu mobil hanya untuk bertengkar bukanlah solusi. Kenzy mencari sebuah tempat yang cukup sepi di pinggir jalan. Dia menghentikan mobilnya tepat di bawah papan besi berhuruf 'P' yang berarti diperbolehkan untuk parkir di area tersebut.
Githa menoleh pada Kenzy yang sedang melepas sabuk pengamannya. Matanya mengamati wajah Kenzy nanar. Githa masih belum mengerti maksud perkataan lelaki ini.
Dia berharap ini salah satu lelucon tapi sayangnya Kenzy bukanlah orang yang menyukai lelucon. Githa mengikuti Kenzy melepas sabuk pengamannya. Lalu keduanya turun dari mobil membawa hawa panas dari sana.Githa mengikuti langkah kaki Kenzy. Pandangannya mengedar ke seluruh ruangan dengan cat gelap disertai beberapa hiasan dinding bertuliskan kata kata motivasi. Penampilan Githa memang tak karuan saat ini. Berbalik dengan Kenzy yang selalu rapi. Githa hanya memakai celana jeans dan kaos hitam polos dengan rambut diikat seperti ekor kuda.
Beberapa perempuan melihat Kenzy terkagum kagum. Mereka heran kenapa bisa ada seseorang seperti artis yang datang ke tempat biasa seperti ini. Bahkan beberapa dari mereka memotret Kenzy secara diam diam. Sedangkan orang yang sedang menjadi pusat perhatian hanya diam dan tetap berjalan mencari tempat duduk. Meskipun Githa ingin memelototi kaum hawa yang sedang melihat pacarnya dengan tatapan penuh kehausan–kali ini dia tidak sanggup.
Kenzy duduk di salah satu kursi yang terletak di ujung. Agak jauh dari gerombolan perempuan yang memilih duduk di depan karena spot foto yang bagus. Githa hanya melamun. Padahal sebelumnya dia pasti akan banyak bicara. Kenzy yang membekukan suasana atau Githa yang tidak menyadari bahwa dirinya sendiri yang menciptakan suasana seburuk ini. Kenzy memesan dua minuman sama untuk mereka.
"Git" panggil Kenzy.
Githa mengangkat tatapannya. "kenapa?" tanya Githa dengan suara serendah tanah.
Lelaki berkemeja hitam dan celana senada membenarkan posisi duduknya. Kemudian dia menghela napas cukup kasar seakan menanggung beban yang berat. Manik mata bulat Kenzy menatap mata sipit perempuan di hadapannya. Tapi naasnya Githa segera mengalihkan pandangannya.
"semalem kenapa–" kata Kenzy namun dipotong oleh Githa. "kenapa lo pergi Ken?"
"pergi?"
Belum sempat Githa melanjutkan cecaran pertanyaannya–dia melihat orang yang dia kenal sedang duduk di salah satu ujung ruangan. Mereka memakai masker dan kacamata hitam seperti seorang mata-mata.
Githa berdiri dan menghampiri mereka. Kenzy terdiam tanpa tau apa yang akan Githa lakukan. "udah gue bilang jangan macem macem" kata Githa yang membuat ketiganya sontak membuka topeng penyamaran mereka.
Anggrek, Bella, dan Theia terkekeh melihat ekspresi kesal Githa. Mereka bertiga seperti maling ayam yang kepergok warga. Anggrek melihat Kenzy yang tidak berbalik sedikitpun dari posisinya. Dia tampak sibuk dengan benda tipis digenggamannya.
"kita cuma iseng aja ikutin lo. Lagian kita bertiga nggak denger apapun karena jaraknya jauh. Bener kan?" kata Anggrek berusaha membela dia dan kedua partner nya.
"awas aja besok" ancam Githa yang tidak terlalu peduli dengan kegiatan para sahabatnya. Dia segera kembali ke tempat dimana pacarnya masih duduk diam disana. Karena ini yang terpenting sekarang.
Sedetik sebelum pantat Githa menyentuh permukaan kursi–Kenzy sudah mengajaknya pulang. Githa tidak paham dengan sikap pacarnya hari ini. Masih banyak yang harus Githa tanyakan tapi sepertinya hal itu urung dilakukan.
Kenzy melambaikan tangan pada salah satu pelayan laki laki yang sedang melihat ke arah mereka. Pelayan itu segera berjalan sambil membawa sekantong paperbag berisi berbagai makanan. Pelayan itu semakin melebarkan senyuman seperti orang jatuh cinta. Kenzy menerimanya dan pelayan itu segera pergi setelah mendapat anggukan kecil.
"ini buat lo" kata Kenzy yang menerima senyuman dan ucapan terima kasih dari Githa.
"ayo!" ucap Kenzy bersemangat yang memperlihatkan bahwa Kenzy sangat ingin pulang ke rumahnya. Atau mungkin ke suatu tempat yang Githa tidak tahu.
Sedari tadi Kenzy terus mengembangkan senyumannya. Banyak perempuan yang mereka lewati terus menatap Kenzy. Githa merasa seperti menjadi pecundang sekarang. Berjalan di belakang Kenzy seperti orang asing. Berharap Kenzy akan berbalik, menggenggam tangannya, dan menceritakan sesuatu seperti biasanya. Namun realitanya nihil.
***
"gue bingung sama Kenzy"
"dia kenapa?"
"semalem dia ilang terus sekarang dia bilang mau putus. Meskipun dia ngomong pelan banget tapi gue denger. Gue belum tuli"
"Lo nggak lupa kan gimana susahnya dapetin cowok itu?"
haii
komen sesuatu yang buat kalian bahagia baca cerita ini...
aku tunggu yaa
see you
bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Maker Class
Teen FictionDark Star. Panggilan yang digunakan untuk keempat perempuan ini. Bersekolah di sekolah elite nan mewah memang sudah dari dulu mereka jalani. Tapi hati mereka masih sama. Hati yang membenci masa lalu. Bersama sama mereka saling mengokohkan persahabat...