Emosional

2.3K 310 55
                                    



Hari ini Wendy lebih pendiam, tidak seperti biasanya, bahkan beberapa kali aku sempat memergokinya melamun, aku dan Wendy sedang berada di kafetaria sekolah, aku duduk menghadapnya sambil mengaduk isi kotak susuku dengan sedotan, Wendy duduk dan makan sesuap demi sesuap menu makan siang sekolah kami senin ini— yang berupa kentang dan salad, rautnya tak berselera, tapi karena Wendy adalah Wendy, dia tetap berusaha menghabiskan makan siangnya.

Padahal Wendy masih ceria waktu menceritakan perkembangan proyek untuk kamp musim panasnya jumat lalu, apa ada masalah dengan proyek itu atau ada masalah lain?

Kemudian dia tiba-tiba berkata, "Aku baru putus dengan Chris kemarin."

Aku berhenti mengaduk. Chris adalah pacar Wendy yang sudah kuliah, mereka sudah pacaran kurang lebih selama dua tahun, aku belum pernah bertemu dengan Chris, tapi dari cara Wendy menceritakan hubungannya selama ini, aku bisa tahu Wendy sangat menyukai Chris, walaupun kadang dia sering bercanda dan bilang padaku ingin kenalan dan bertemu cowok keren di tempat kamp tapi sebenarnya Wendy tidak pernah benar-benar melihat cowok lain selain Chris, dia setia— ini juga salah satu karakter yang kusukai dari Wendy selain dia tidak merokok atau mabuk.

"Kami memang sudah semestinya berakhir." kata Wendy, senyumnya kering.

Menurutku, Wendy dan Chris adalah pasangan yang awet lebih dari remaja seusia kami yang pernah kukenal, setidaknya yang kulihat selama ini, hubungan mereka tetap berjalan lancar, saling mendukung dan baik-baik saja meskipun terhalang jarak, Chris tinggal di asrama dan kuliah di Universitas Manchester yang berjarak 117 kilometer dari York, mereka hanya bertemu saat Chris pulang ke York.

Tapi sebaik-baiknya hubungan akan selalu memiliki masalah, apalagi menjalani hubungan LDR itu tidak mudah, aku putus dari Nicole juga gara-gara masalah ini, makanya aku salut pada Wendy yang bisa mempertahankan hubungannya dengan Chris karena aku paham soal terjalnya dunia LDR dan tahu-tahu dapat kabar putus seperti ini tentu saja aku terkejut dan juga ikut sedih.

"Aku tidak mengerti kenapa kalian tiba-tiba putus, maksudku kalian sudah pacaran lumayan lama, kau yakin dengan keputusanmu?" tanyaku hati-hati.

"Alexandra, aku nggak akan mengambil keputusan ini kalau aku belum memikirkannya baik-baik."

"Apa ada masalah yang sulit diselesaikan di antara kalian?"

"Aku tidak pernah cerita ini pada siapapun," Wendy menarik napas pelan, "Sebenarnya meski kami terlihat baik-baik saja, kami sering bertengkar, kurasa Chris bertemu cewek baru di Manchester dan dia merasa nyaman dengan cewek itu."

"Mungkin itu hanya teman cewek Chris, teman biasa."

"Tidak, karena aku beberapa kali melihat foto dan video pendek Chris bersama cewek itu, aku tahu dari postingan snapgram teman kuliah Chris, mereka sering jalan bareng, aku tahu bagaimana Chris, dari gaya tubuh dan cara Chris memandang cewek itu, aku tahu ada sesuatu di antara mereka, aku tahu ada yang tidak beres dan kau tahu? Chris langsung mengaku waktu aku bertanya padanya kemarin, dia mengakui dan minta maaf karena selingkuh," suara Wendy bergetar, dia ingin bersikap tegar tapi gagal.

Aku mengulurkan tangan dan meremas tangan Wendy untuk memberinya kekuatan, Wendy balik meremas tanganku penuh rasa terima kasih.

Aku ingin melontarkan kata-kata bijak kepada Wendy agar membuatnya lebih baik, tapi aku sadar posisiku tidak tepat untuk melakukan itu, agak lucu orang jomblo dan pernah patah hati apalagi masih memikirkan mantan seperti aku memberikan kata-kata bijak kepada Wendy yang pernah pacaran selama dua tahun.

"Nyaris semua cowok yang kutemui sama saja, mereka awalnya perhatian dan perduli, tapi akhirnya tidak setia." Wendy menggeleng, matanya berkaca-kaca menahan emosi.

"Tidak, aku tidak menyalahkan cewek itu, karena dialah aku tahu pasanganku tidak setia." lanjutnya, "Aku hanya kecewa hubungan kami berakhir buruk seperti ini, maksudku kalau saja sejak awal Chris berani jujur dan bilang sudah bosan denganku, aku tidak akan..merasa dikhianati, bahkan kalau perlu aku akan melepaskan Chris dan memberikan dukungan, setidaknya menjadi single lebih baik daripada pacaran dengan cowok yang tidak mencintaiku lagi tapi berakting masih mencintaiku."

Mendengar kata-kata Wendy aku jadi emosional dan merasa sakit hati, seakan aku sendiri yang dikhianati. Aku menyayangkan tindakan Chris yang dengan mudah merusak hubungan yang telah dibangun bertahun-tahun demi seorang cewek yang belum lama dikenalnya. Begitu cepatnya hati seseorang berubah, apa cinta memang seperti ini? Lalu bagaimana dengan aku yang masih merindukan Cole?

Aku jadi mengingat kutipan dari novel yang pernah kubaca, 'Pacaran itu sama seperti buku, kita bisa menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menulisnya tapi hanya butuh satu menit untuk membakar dan menghancurkan buku itu.'

"Hei, Alexa kenapa jadi kau yang menangis?" tanya Wendy dengan suara yang terdengar sedih tapi juga ada selipan geli di dalamnya, "Harusnya aku yang menangis."

Aku langsung mengelap air mata dari pipiku dan menggeleng-gelengkan kepala, "Entahlah, aku juga tidak tahu, aneh ya?" Aku tertawa pelan, suaraku terdengar sumbang khas orang habis menangis.

"Ya," Wendy mengangguk, seutas senyum tulus akhirnya melintas di wajahnya, "Aneh banget." Wendy mengulurkan tangan, mengelap sisa air mata di sudut mataku dengan tissu, "Aku kelihatan menyedihkan ya sampai reaksimu begini?"

"Aku sangat kasihan untuk Chris, dia bodoh banget karena menyiakan cewek sepertimu, Wendy" kataku, "Selingkuh itu pilihan bukan khilaf, kupikir Chris pintar karena kuliah di Manchester, ternyata pendidikan tidak berdampak apapun pada sifat seseorang, brengsek ya brengsek saja," timpalku, "Kalau selingkuh itu ada di dalam undang-undang Inggris, aku ingin melaporkan Chris dan menuntut hukuman ke polisi."

Wendy tertawa, merasa terhibur dengan kata-kataku, "Ya, kau benar, aku nggak seharusnya sedih untuk cowok seperti itu, lagipula aku lebih baik, lebih cantik dari pilihannya, Chris yang harusnya menyesal meninggalkan cewek seperti aku kan." rasa percaya diri Wendy mulai kembali, inilah Wendy yang biasanya, meskipun masih tersisa kesedihan di wajahnya, aku yakin Wendy akan sepenuhnya ceria dan move on dengan cepat dalam beberapa hari.

Aku mencubit hidung Wendy, "Ini baru Ratu Wendy Welber."

Wendy meringis kemudian dia tersenyum, "Makasi ya."

"Sama-sama." aku senang mengamati suasana hati Wendy yang membaik, namun aku mulai bertanya-tanya dalam hati, Chris yang menjalani hubungan jarak jauh dengan Wendy saja bisa bertemu dan kepincut cewek baru, lalu bagaimana dengan Cole yang sudah lama putus denganku? Apa dia juga sudah menemukan cewek baru dan melupakan aku? mendadak aku jadi kepikiran dan hal itu membuatku merasakan kesedihan yang tak tertahankan, aku bahkan sampai tidak memperhatikan ada chat masuk ke ponselku.

Pesan yang baru kubuka setengah jam kemudian itu berasal dari nomor asing yang tidak kusimpan, isinya singkat tapi nyaris membuatku menjerit.






-------

Hai, ini Nicole, apa kabar? 

--------









--------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang