Nicole adalah anak rumahan sama sepertiku, daripada bersenang-senang mencari hiburan di luar, dia lebih nyaman menghabiskan waktu luangnya di rumah, sebagian besar kegiatannya dihabiskan dengan membaca buku, menonton film dan memainkan alat musik yang tentu saja sudah fasih dia kuasai seperti piano dan gitar.
Dan salah satu favoritku adalah saat dia memainkan gitar, menurutku dia kelihatan keren sekali saat duduk menyanyikan lagu sambil memetik senar gitarnya. Yah..Nicole memang selalu keren.
Di kelas sembilan, kami pernah berduet menyanyikan lagu All I Want For Christmas Is You dari Mariah Carey di sebuah pesta Natal yang diadakan keluargaku, duet kami berjalan sukses tanpa ada hambatan, tidak ada yang namanya beban demam panggung, aku ingat betapa bangganya kami saat mendapatkan tepuk tangan dari para tamu undangan yang hadir, mereka memuji suara kami yang bagus dan betapa gembiranya orangtuaku dan Vernon waktu itu.
Bahkan Vernon berkata bahwa putri malu yang selalu diam di sudut, akhirnya berani tampil percaya diri menyanyi di depan umum.
"Aku bisa lega sekarang," kata Vernon saat acara prasmanan tiba, "Kupikir tadinya kau bakal—"
"Bikin malu." kataku meneruskan kalimatnya.
"Astaga Princess, padahal tadinya aku akan bilang kena demam panggung." Vernon menatapku dengan pandangan pura-pura terluka. Sebenarnya dulu aku memang punya kejadian memalukan bersama Vernon di sebuah pesta Natal.
Tapi kejadian itu sudah berlalu lama sekali saat kami masih belum masuk SD, jadi ceritanya aku dan Vernon pernah diminta untuk menyanyikan lagu 'Jingle Bell Rock' dan kami berdua melakukannya sambil memakai kostum merah Santa Klaus lengkap dengan janggut putih palsunya.
Sebenarnya semua berjalan baik-baik saja, hingga di pertengahan lagu Vernon tak sengaja menginjak kakiku, merasa tidak terima aku berteriak pada Vernon dan melepas janggut palsunya dan Vernon juga berteriak padaku, dia bilang dagunya jadi sakit karena aku melepas janggutnya tiba-tiba, kami bertengkar heboh dan menangis di depan semua orang. Karena perilaku buruk kami, setelah pesta berakhir kami dihukum oleh Papa.
Sangat memalukan.
Setelah kejadian itu, kami tidak pernah lagi tampil duet menyanyi bersama di pesta Natal, tidak lagi.
Aku baru akan menjawab Vernon ketika Nicole datang dan mengulurkan minuman sirup kepadaku. Vernon menyikut lenganku pelan sebelum meninggalkan kami untuk ngobrol berdua.
"Hei selamat," bisik Nicole setelah mencium pipiku, "Tadi kau hebat."
Wajahku memerah, ciuman Nicole membuatku mengapung di awan, aku menggeleng dan balas mencium pipinya secepat kilat, "Kita berdua yang hebat," jawabku malu-malu.
"Terimakasih sudah mengundangku datang, keluargamu baik sekali."
"Aku senang kau datang, Cole." Dan kami tersenyum satu sama lain.
Tapi meskipun malam itu tampak sempurna bagi semua orang, aku bisa melihat sorot kesenduan dalam mata Nicole, terlepas dari sikap ceria yang ditunjukkan selama bersamaku, aku tahu diam-diam pada saat yang sama dia turut menyimpan rasa kecewa karena tidak bisa menghabiskan malam Natal bersama kedua orangtuanya, malam Natal adalah malam sakral yang umumnya dihabiskan bersama keluarga, tapi hal itu tak berlaku bagi orangtua Nicole yang sibuk bekerja dan kurang harmonis dan ironinya gara-gara semua itu Nicole merasa dirinya telah sepenuhnya diabaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Is Love?
Fiksi RemajaMeskipun manis dan punya kepribadian bagus, Alexandra Dawson hanya pernah pacaran satu kali. Tumbuh dalam didikan keluarga yang penuh aturan membuatnya jadi cewek pemilih dalam bergaul, dia tipe cewek rumahan yang lebih nyaman membaca buku, tidur at...