Serangan Panik

1.1K 202 73
                                    






Kuharap Noah tidak menyadari tentang 'like' sialan itu.

Kalau sampai ketahuan, dia pasti akan langsung berpendapat bahwa aku sering stalking akun instagramnya.

Tapi setelah beberapa saat, aku sudah tidak terlalu memikirkannya, toh kami tidak akan bertemu selama satu bulan ke depan, lagipula dia adalah Noah, karena saking seringnya mendapatkan 'like', kukira dia tidak akan memperhatikan atau mengecek siapa saja yang menyukai fotonya, jadi cemas berlebihan itu tidak perlu, aku berusaha menghibur diriku sendiri.

Waktu mengerjakan tugas scrapbook, ponselku bergetar dan aku mengeluarkannya dari saku.

Waktu mengerjakan tugas scrapbook, ponselku bergetar dan aku mengeluarkannya dari saku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku langsung mengerjab begitu memandangi pesan pop up yang muncul di layar.

Ha..h? Bohong kan?

Aku bergegas membuka pintu balkon, angin sore masuk membuat tirai pintu berkibar-kibar, melangkah ke balkon, aku berdiri beberapa senti dari pagar pembatas dan langsung membekap mulutku saat melihatnya.

Noah ada didepan rumahku, sedang bersandar anggun di mobil Audinya, begitu melihatku, dia langsung melambaikan sebelah tangan dengan santainya. Ponselku bergetar lagi, tapi kali ini Noah meneleponku, karena tak punya pilihan lain, kugeser gambar telepon hijau di layar pada deringan ke empat.

"Ha..lo?" kutatap dia dengan pandangan masih terkejut.

Siapa yang menyangka Noah tiba-tiba akan datang kemari? pernyataan cintanya bahkan baru kemarin kutolak, sekarang dia malah berada disini— di rumahku.

"Wah, kau kelihatan kaget," Kami saling pandang dan Noah tersenyum melihat reaksiku, "Cepat turun, aku ingin bicara denganmu."

"Bicara saja lewat telepon."

"Aku datang kemari bukan untuk ngobrol lewat telepon."

Aku menghela napas, "Apa yang ingin kau bicarakan, Noah?"

"Kalau penasaran, turun temui aku, oke?"

Dengan yakin aku menjawab, "Kalau begitu kau harus kecewa, karena aku tidak akan ke sana."

"Aduh kejamnya," Noah tertawa, suaranya terdengar renyah dan aku terkejut karena menyukainya, "Tidakkah kau merasa sedikit bersalah padaku? Gara-gara kau sekarang aku patah hati."

"Kau kelihatan baik-baik saja."

"Sekarang iya, setengah jam yang lalu tidak."

What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang