Pengakuan

1.2K 235 53
                                    





Aku mengerutkan dahi, shock sesaat saat Noah masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya, sulit sekali menahan Noah agar tetap di luar, si picik ini tahu titik kelemahanku dan sengaja memanfaatkannya.

Tapi maksudku, cewek mana yang tidak lemah saat cowok seperti Noah tiba-tiba mencondongkan wajahnya sekian senti dari wajahmu? Biarpun berat mengakuinya, Noah sangat tampan, aku yang tidak terbiasa berdekatan dengan cowok, sudah pasti merasa canggung sekali dan akhirnya cuma bisa mengalah— terpaksa bergeser tempat duduk dan membiarkan Noah masuk.

Dilihat dari ekspresi muka Noah yang biasa saja, dia pasti sudah sering melakukan ini, mengoda cewek demi kepentingan pribadinya sendiri. Mentang-mentang ganteng, dipikirnya semua cewel bakal terperdaya? Alasanku membiarkan dia masuk cuma karena tidak nyaman dekat-dekat wajahnya, tolong dicatat.

Aku mencuri pandang ke samping.

Noah duduk bergeming, melipat tangannya di depan dada, memandang melewati kaca depan,ke arah layar raksasa yang tengah menayangkan film.

Apa yang salah dengannya? Sebelumnya dia tampak marah dan sekarang dia cuma diam saja nonton..film? Serius? Tidak ada kata-kata sadis? Tidak ada emosi meledak-ledak karena aku mengambil fotonya sembarangan?

Aku penasaran kenapa dia tidak bilang apa-apa.

Emosinya seperti ramalan cuaca, tidak gampang ditebak.

Bagaimana ya?

Sejujurnya aku lebih suka Noah marah daripada cuma diam yang berujung canggung begini.

Tentu saja aku juga marah pada Noah, dia seenaknya masuk ke dalam mobil dan menganggu privasiku, tapi posisiku juga serba salah, kurang tepat kalau sekarang aku mengungkit privasi, tidak tahu diri namanya, karena akupun telah menganggu privasi Noah dengan mengambil fotonya, meski sama sekali tak kusengaja.

Betapa anehnya suasana ini.

Karena aku kenal diriku, detik ini juga aku ingin keluar dari mobil dan menjauhi Noah, tapi aku harus selesaikan masalah dan minta maaf atau sampai besok aku akan dirundung rasa bersalah, tapi bagaimana memulainya? Oh Ya Tuhan, aku tidak pernah bikin masalah sebelumnya, aku harus mulai ngomong darimana?

Yeah, ngomong maaf ke orang lain itu perkara gampang tapi tidak untuk situasi ini, terlebih lawan bicaraku adalah Noah, aku tidak suka bicara padanya.

Mulai darimana ya?

'Maaf Noah aku menganggu sesi kencanmu.' ups, tidak, pikirku, jelas bukan seperti itu belum tentu juga cewek itu pacarnya.

Ah, atau bagaimana kalau seperti ini.

'Maaf Noah, jangan salah paham, aku benar-benar tidak sengaja mengambil fotomu, seharusnya tak kubiarkan hal ini terjadi, aku sudah menghapus fotomu dan aku juga telah memaafkanmu meski kau seenaknya masuk ke dalam mobil, kuanggap kita impas, aku tahu kau setuju jadi tolong lupakan masalah ini, kau mau nonton film? oke.. sebagai ganti permintaan maaf, aku akan keluar dari mobil, kau bisa nikmati filmnya, oke bay Noah.'

Tiba-tiba Noah berkata, "Ada iler di ujung mulutmu," dia menoleh dan membuatku gelagapan, aku jadi sadar daritadi terus melamun menatapnya dan aku malu karena terpergok.

Reflek aku menyentuh ujung mulutku dengan jempol, untuk sesaat aku melupakan kegugupanku karena tersinggung, "Siapa? aku?!"

"Kau menatapku seperti orang ngiler, kau pikir aku nggak sadar?" mata Noah bertemu denganku, satu alisnya terangkat.

Aku mengabaikan pandangan Noah, "Kau bukan Brad Pitt yang bisa membuat cewek ngiler cuma karena memandangnya."

"Oh, jadi tipe idealmu Brad pitt?" nadanya menyebalkan, seolah mengejek kalau standarku ketinggian.

What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang