Hari pertama liburan musim panas, satu-satunya orang yang mengusik pikiranku adalah Noah.
Aku sedang duduk bersandar di tempat tidur dengan laptop menyala di pangkuan, film Gone Girl yang direkomendasikan Vernon terputar di sana, tapi pikiranku tidak tertuju ke film itu.
Dua hari lalu, Noah Walsh menyatakan rasa sukanya padaku, sejujurnya sama sekali tidak pernah terpikirkan hal semacam ini akan terjadi, maksudku, aku sadar Noah tertarik padaku, itu sebabnya akhir-akhir ini dia gencar melakukan pendekatan, awalnya kupikir Noah cuma iseng dan tidak serius, kupikir kalau terus kuabaikan, Noah akan bosan lalu menyerah dengan sendirinya, tapi yang terjadi malah sebaliknya.
Sungguh semua diluar dugaan.
Entah Noah ini benar-benar menyukaiku atau cuma penasaran, tapi sekarang keduanya tidak penting, karena toh cintanya sudah kutolak. Aku baru menolak Noah kemarin malam.
Bagaimanapun, aku sudah punya Nicole yang kusukai, jadi aku tidak berencana pacaran dengan cowok lain. Lagipula, Noah terlalu berbeda dengan Nicole, dibayangkan berapa kalipun, aku dan Noah tidak cocok.
Tapi, kenapa dia mau aku jadi pacarnya? Kalau dipikir, dibandingkan para mantannya, aku ini berbeda jauh.
Lagipula seseorang seperti Noah tidak akan puas dengan konsep pacaranku yang begitu-begitu saja. Habisnya.. dia kelihatan seperti orang yang sudah sering melakukan hal-hal dewasa.
Saat aku masih pacaran dengan Nicole, kami hanya menyalurkan kasih sayang lewat pelukan dan ciuman tanpa ada maksud tertentu, saat kencan pun kami hanya menghabiskan waktu dirumah, membaca novel maupun menonton film dan sesekali jalan keluar saat weekend
Tapi apakah kasusnya akan sama andaikan aku berpacaran dengan Noah? Kupikir jawabannya tidak, bagaimanapun dia adalah Noah Walsh, pacaran dengannya berarti akan melibatkan 'tempat tidur', belum pacaran saja dia sudah berani menciumku.
Kalau aku pacaran dengan Noah, apa kami akan melakukan one night stand?
Mengingat hal itu membuat pipiku menghangat dan kulitku seperti tersengat listrik bertegangan rendah.
Tidak!
Aku terkejut, kenapa pikiranku jadi mengarah ke sana? kutepuk-tepuk pipiku sendiri supaya lekas sadar, "Bodoh, bisa-bisanya mikir seperti itu," gumamku kesal, "Berhentilah Alexa, berhenti."
Aku menenangkan diriku sendiri.
Lagipula, mana bisa aku membandingkan Noah dengan Nicole? Nicoleku jauh lebih baik.
Aku menghembuskan napas supaya rileks.
Intinya untuk urusan seperti ini aku mesti tegas, kalau memang tidak mau pacaran ya harus segera bilang sejujurnya, membiarkan Noah begitu saja tanpa jawaban pasti, rasanya tidak benar bagiku, jahat sekali kalau aku membuang-buang waktu Noah dan memberinya harapan palsu.
Lalu begitulah yang terjadi, kemarin malam aku menolak Noah lewat sms, pengecut, ya aku tahu, tapi mau bagaimana lagi? aku tidak sanggup kalau harus berhadapan dengan orangnya, pokoknya seperti itulah.
Omong-omong, kalau mau tahu, bunyi pesan yang kukirim seperti ini;
'Aku menghargai perasaanmu Noah, terimakasih sudah jujur, tapi aku benar-benar minta maaf, aku tidak bisa jadi pacarmu dan inilah jawabanku, aku yakin kau akan segera menemukan cewek yang lebih baik.'
KAMU SEDANG MEMBACA
What Is Love?
Fiksi RemajaMeskipun manis dan punya kepribadian bagus, Alexandra Dawson hanya pernah pacaran satu kali. Tumbuh dalam didikan keluarga yang penuh aturan membuatnya jadi cewek pemilih dalam bergaul, dia tipe cewek rumahan yang lebih nyaman membaca buku, tidur at...