Begini sudah oke kan?
Aku mematut diri dan berputar satu kali di depan cermin, memastikan penampilanku dengan blus sailor warna pink dan skinny jeans warna gelap cukup pantas dan baik-baik saja untuk dipandang.
Aku percaya kepribadian seseorang bisa terpancar dari style pakaiannya, seperti kata desainer Rachel Zoe, 'Gaya penampilammu adalah cara mengatakan siapa kamu tanpa harus bicara' jadi aku selalu ingat untuk memperhatikan penampilan setiap kali akan keluar rumah.
"Alexa," Vernon mengetuk pintu, memecah perhatianku yang sedang menjepit rambut, "Ayo pergi."
Sementara Mama masih bekerja di rumah sakit, minggu sore ini aku berencana pergi nonton film dengan kakakku, hari minggu adalah hari bebas tanpa les, meskipun aku sendiri lebih suka tinggal di rumah dan nonton Netflix, tapi kupikir nggak ada salahnya sesekali refleshing nonton bioskop, lagipula ini kan Drive-in cinema, nonton film di dalam mobil, itu paling pas buatku yang tidak suka keramaian.
"Tunggu sebentar." Aku mengoleskan Johnson & Johnson's Baby Lotion ke lengan lalu menyemprotkan parfum. Baby lotion menimbulkan bau seperti bayi dan parfum memberikan bau yang menyegarkan. Jika keduanya dikombinasikan maka akan memiliki bau yang lebih enak serta tahan lama daripada parfum biasa.
"Memang kau mau mengesankan siapa sih?" Vernon menghebuskan napas tidak sabar, "Kita cuma pergi nonton film, nggak usah dandan berlebihan deh."
Vernon tipe cowok yang suka mengeluh saat menunggui cewek dandan, protes blablabla. Tapi sebaliknya, saat pihak cewek mencoba berpenampilan apa adanya, dia juga yang biasanya sibuk protes begini begitu, bilang kalau cewek harus dandan sedikit demi menjaga penampilan. Lucu ya?
"Bukan masalah mau mengesankan siapa, tapi penampilan bagus bisa bikin cewek lebih percaya diri."
"Gimana ya," tanggap Vernon setengah hati sambil membuat ekspresi pemikir yang menyebalkan, "Mau dandan secantik apa juga wajahmu nggak akan berubah jadi Gal gadot."
Benar-benar deh..
"Shut up!" Aku menyambar boneka tuan beruang dan melemparkannya ke kepala Vernon, sayangnya tangan Vernon terangkat lebih cepat dan menangkisnya tepat sebelum boneka itu mengenai wajahnya. Vernon terkekeh pelan.
"Apanya yang lucu sih?" Aku menatap Vernon yang bersandar di pintu, pura-pura jengkel, mana bisa aku marah padanya.
"Kau biasanya cuma merana sendirian di rumah setiap liburan," Vernon masih terkekeh saat membungkuk mengambil boneka tuan beruang yang jatuh di dekat kakinya, "Jadi setidaknya, ucapkan terimakasih pada kakakmu karena sangat perhatian mengajak adiknya yang belum move on ini nonton di luar." lanjutnya sambil mendekatkan boneka tuan beruang ke pipiku lalu iseng membuat suara ciuman 'muah' , "Tuh, tuan beruang juga setuju, dengar nggak dia bilang apa? Katanya move on, darling."
Aku menjulurkan lidah pada Vernon sebagai reaksi tak perduli dan mengambil alih tuan beruang, meletakkanya di lemari boneka, sejak semalam Vernon suka sekali mengolok-ngolok aku yang menurutnya belum move on dari Cole, namun anehnya aku tidak tersinggung, mungkin karena itu Vernon.
"Ngomong-ngomong soal nonton, kau belum beritahu aku kita mau nonton dimana." Benar juga, sejak diajak semalam, aku bahkan belum tahu lokasi tempat Drive- in cinema yang dimaksud Vernon.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Is Love?
Teen FictionMeskipun manis dan punya kepribadian bagus, Alexandra Dawson hanya pernah pacaran satu kali. Tumbuh dalam didikan keluarga yang penuh aturan membuatnya jadi cewek pemilih dalam bergaul, dia tipe cewek rumahan yang lebih nyaman membaca buku, tidur at...