Hai, Ini Nicole, apa kabar?
Ini nomormu Cole? Aku baik, sudah dua tahun.. kau sendiri apa kabar? Bagaimana rasanya sekolah disana?
Balasan pesanku sederhana, tampak biasa-biasa saja, normal. Tapi sesungguhnya di balik balasan yang sudah terkirim itu, aku banyak melakukan 'ketik-hapus-ketik-hapus' sampai tak bisa kuhitung lagi berapa jumlahnya.
Ada banyak hal yang ingin kukatakan pada Cole, banyak sekali, aku ingin mengucapkan aku kangen padanya atau hal-hal sejenisnya, tapi perasaan itu kutahan, terutama karena aku tidak mau memberikan kesan masih menyukai Nicole, aku ingin dianggap sudah move on, lagipula mengirimkan pesan 'Aku kangen padamu' ke mantan pacar terlalu berlebihan dan aku sadar diri, aku bukan siapa-siapanya lagi.
Jika seseorang penasaran, tentang apakah aku senang mendapat pesan dari Nicole— tentu saja jawabku adalah ya aku senang, Nicole sudah menjadi bagian penting dalam hidupku, apalagi ini adalah pesan pertama yang dikirimkan Nicole setelah dua tahun kami putus komunikasi, kau tahu? rasanya seperti aliran darahku dipenuhi sel-sel yang membuatku merasa bahagia dan berbunga-bunga.
Walau begitu, aku terus mengingatkan diriku sendiri dengan tegas bahwa itu hanya pesan biasa yang Nicole kirimkan sebagai seorang teman dan teman yang menanyakan kabar itu hal biasa. Nggak ada yang special, aku mencegah diriku untuk berharap bahwa Nicole juga merindukan aku dan perlahan-lahan rasa antusiasku karena mendapat sms dari Nicole berkurang.
Satu-satunya hal yang membuatku kecewa adalah ekspektasiku sendiri, jadi sekarang aku tidak boleh berharap apa-apa.
Kuletakkan ponselku di atas meja belajar dan naik ke tempat tidur, cahaya bulan menembus tirai, kurebahkan kepalaku di atas bantal dan menatap stiker berbentuk bintang yang tertempel dan tersebar di langit-langit kamar, stiker itu bisa menyala dalam gelap. Nicole yang membeli dan menempel bintang-bintang itu untukku sebagai hadiah kejutan di hari ulang tahunku yang keempat belas.
Dulu, dikamar ini, aku dan Nicole pernah menghabiskan waktu bersama-sama, rasanya seolah-olah momen itu baru terjadi kemarin. Kenapa waktu cepat sekali berlalu? Apakah sekarang kau sudah punya pacar baru, Cole?
Aku dan Nicole sudah lama putus, dia berada jauh dari York, sangat masuk akal kalau sekarang dia punya pacar baru dan mungkin pacarnya lebih baik daripada aku. Hentikan Alexa, Aku menggelengkan kepala, kenapa aku jadi membandingkan diriku dengan orang lain? Oh ayolah, jangan overthinking memikirkan hal-hal semacam itu, mau Nicole punya pacar baru atau tidak, masa bodoh, ya kan?
Lagipula kalau Nicole single, aku mau apa? Kau sudah move on kan Alexa? Salah! 100% Bohong kalau aku bilang aku berhasil move on.
Ya, aku memang belum move on dari Nicole.
Selama ini, aku selalu menyakinkan diri berkali-kali bahwa aku sudah move on dari Nicole, semua kulakukan untuk menaikkan rasa percaya diriku, karena semakin aku melakukannya, aku percaya, seharusnya aku berhasil move on sungguhan, namun kenyataanya itu sulit dan aku gagal, sampai sekarang, aku Alexandra Dawson belum melupakan Owen Nicole.
Sesusah itu melupakan seseorang yang sempat konsisten hadir dalam hidup kita.
Lalu pikiran negatif itu tiba-tiba berkelebat dalam kepalaku, 'Mantanmu yang kau pikirkan sampai 'jungkir balik' itu bahkan belum membalas pesanmu dari tadi siang, sudah jelas sms itu nggak berarti apa-apa baginya, dia nggak perduli padamu Alexandra, mungkin dia cuma iseng. Kalau dia masih perduli, dia akan menyempatkan waktunya untuk membalas pesanmu, meneleponmu dan dia nggak akan menghilang selama dua tahun. Dia nggak sibuk, kau hanya bukan prioritasnya lagi.'
KAMU SEDANG MEMBACA
What Is Love?
Teen FictionMeskipun manis dan punya kepribadian bagus, Alexandra Dawson hanya pernah pacaran satu kali. Tumbuh dalam didikan keluarga yang penuh aturan membuatnya jadi cewek pemilih dalam bergaul, dia tipe cewek rumahan yang lebih nyaman membaca buku, tidur at...