Semilir Angin memberikan kesan sejuk yang menerpa kulitnya. Matanya menutup, menghirup Udara pagi.
Mata bulat itu membuka, melihat daun yang melambai-lambai, awan pagi yang cerah, udara yang masih bagus.
Gadis itu tersenyum, menegakkan bahunya dari jok mobil. Tangannya memegang tali ransel berwarna pink.
Untuk yang kesekian kalinya ia harus berdiri ditempat asing. Adara tidak marah, malah ia bersyukur dengan cara itu dirinya kini mempunyai banyak teman.
Ia keluar dari mobil, pas didepan pagar sekolah yang Masih menganga lebar tanda ia belum terlambat.
"Hoala... Bapak satpam yang terhormat?" sapa antusias dari gadis mungil cantik bernama lengkap Adara Natariksa. Pak satpam yang baru saja akan memasukan surabi pada mulut nya kini memamerkan senyumnya, tanda bersapa.
Adara mengangguk. Ia kembali berjalan dan bersenandung kecil. Walau sebagian orang tengah menatapnya dengan berbeda-beda.
Adara tidak peduli yang ia pikirkan sekarang, dimana letak ruang kepala sekolah. Ditengah-tengah kebingungannya, Adara menatap lelaki yang tengah berjalan berlawanan arah dengannya.
Dengan tidak malunya Adara mencegat lelaki itu dengan merentangkan tangan lebar-lebar membuat siempunya mengernyit kan dahi.
"Kamu tau dimana ruang kepala sekolah?" Tanya Adara ramah.
Lelaki yang mengerutkan dahi kini memberikan kesan datar pada wajah yang menurut Adara Tampan.
"Gak!"
"Oh..."
"Minggir!"
"Hah?" Adara memang tidak mendengar jelas apa yang dikatakan lelaki itu. Keramaian mendominasi membuat telinganya bercabang.
Lelaki itu mengatur nafasnya. Mengatur emosi yang kian tersulut. Dengan kasar ia melangkah menubruk bahu Adara membuat gadis itu kaget.
"Dih.. Dia jahat ternyata."
Adara mencebikan bibirnya,menengadah keatas. Memohon doa supaya ada orang yang memberi tahu diamana letak ruang kepala sekolah.
"Hei?" Adara terkejut dengan sapaan dadakan itu. Matanya mengerjap, kepalanya turun melihat siapa yang menyapa nya dadakan seperti tahu bulat yang lima ratusan.
"Anak baru?"
Refleks Adara mengangguk. Mata Adara memutar dan tiba-tiba berbinar.
"Kamu tahu,dimana ruangan kepalanya sekolah. Eh kepalanya kepala sekolah. Eh..."
Lelaki berkaca mata yang tadi menyapa Adara terkekeh pelan melihat Adara yang terlihat lucu.
"Ruangan kepala sekolah? Iya tau."
Mata Adara kian berbinar "dimana?" Tanyanya excited.
"Ayo gue anter?" Adara mengangguk. Dan mengikuti lelaki berkaca mata itu dari belakang.
***
22_April_2018
Selamat membaca Readers😁
Cerita keduaku, jangan lupa baca ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimas Prince Cold (TAMAT)
Teen FictionBagusnya, follow sebelum membaca... (revisi) Dimas kira, kehidupannya akan terus abu-abu. Dengan keluarga yang berantakan dan masalah kian berdatangan. Namun, setelah kedatangan Adara, semuanya berubah. Dimas mengubah pandangannya betapa sangat be...