|°DPC-33

329 16 0
                                    

Dimas kembali di buat pusing dengan masalah yang baru-baru ini melandanya. Mumpung hari libur, lelaki itu pergi ke bandung menemui Mama nya yang masih stay di apartmen kesayangan mamanya itu.

Setelah sampai, Dimas langsung memasukan pasword dan masuk tanpa salam. Kaki nya terhenti melihat dua orang bernyawa sedang tertawa seolah dunia milik berdua.

"ekhem.. "

Serin menoleh. Ia begitu terkejut melihat Dimas datang ke apartmen. Apalagi sudah lama lelaki itu tidak mengunjungi Mamanya.

"Dimas? Kok gak ngasih tau aku, mau pulang?" tanya Serin sambil menghampiri Dimas dan langsung memeluknya.

"gue cuman pengen ketemu mama." cetus Dimas. Lelaki itu menatap Dhika yang tengah memakan cemilan, seolah Dimas tidak terlihat.

"ngapain dia disini?" tanya Dimas yang masih menatap Dhika.

"ya main lah. Ini kan hari minggu. Gak papa dong pacaran juga." seru Serin seraya memeluk Dhika.

Dimas hanya mendengus, ia langsung berjalan menuju kamar yang sudah di sediakan Mama nya sejak dulu.

Ngomong-ngomong tentang Serin, wanita itu akhirnya terbebas dari penyakit kanker nya. Setelah bertahun-tahun berobat, kemoterapi serta suport dari sekitarnya, membuat Serin begitu semangat menjalani pengobatannya. Hingga semuanya membuahkan hasil.

Dan terakhir yang Dimas tau, Dhika sudah melamar Serin beberapa minggu yang lalu. Syukurlah, Dhika tidak meninggalkan wanita itu.

•...•

Dimas berjalan-jalan di taman sekitar Apartment Mamanya. Mama nya belum pulang, entah kemana wanita tua itu. Padahal hari ini minggu. Serin pun tidak tau menahu, orang tua angkatnya kemana.

Di tengah perjalanannya, lelaki itu menatap seseorang yang tengah mengayunkan ayunan yang di tumpangi anak kecil. Terlihat begitu bahagia.

"Bang Dimas?"

Dimas menoleh ke kiri, menatap anak kecil berusia 7 tahun. Zidan. Bocah tampan adik dari Adara.

"masih inget?" tanya Dimas dengan wajah terkejut. Tentu, siapa yang tidak tekejut. Beberapa waktu lalu, Zidan tidak mengenalinya dan malah sibuk dengan keponakannya.

"Yaiyalah.. Kak Dara gak pernah berhenti ngoceh tentang Abang, mana lupa, Zidan."

Dimas terdiam. Ia bingung. Apakah Adara tidak melupakannya seperti dia yang juga tidak pernah melupakan sosok gadis itu.

"lagian, dimana-mana banyak foto abang di kamar. Banyak banget. Gak ngerti lagi." dengus Zidan dengan wajah dongkol.

"abang mau ikut? Aku mau ngasih eskrim ini ke Tania."

Dimas menggeleng. Zidan pun hanya menaikan bahu nya acuh. Ia pun pergi ke arah Adara dan Tania yang masih bermain ayunan.

Semua semakin rumit. Mengapa Adara menikah dengan orang lain, kalo dirinya masih menginginkan Dimas yang juga sama menginginkan gadis itu di hidupnya. Ia pun pergi dari taman, menahan sesak saat melihat Adara mencium pipi Tania begitu sayang. Mungkin gadis itu bukan jodohnya.

Namun, saat tubuh nya berbalik badan dan akan pergi dari taman, seseorang memegang tangannya.

"Kak Dimas?"

Deg!

Betapa perih dan bahagianya hati Dimas mendenger suara itu memanggilnya. Ia pun memejamkan mata mencoba menetralkan degub jantungnya yang berdetak kencang.

"Ya."

"Kak Dimas?"

Dimas menghela nafasnya panjang. Iapun berbalik badan untuk melihat wanita yang masih bertahta di hatinya itu.

"kenapa Adara?" tanya Dimas begitu dingin.

"Maaf," lirih Adara dengan mata berkaca kacanya. Sungguh, Dimas sangat ingin memeluk wanita itu, dan memeluknya erat. Sangat erat.

"untuk apa?" ucap Dimas dengan nada berbisik. Tak yakin jika Adara mendengar nya.

"semuanya. Aku— aku tidak maksud ninggalin kamu. Aku—"

"yang terpenting sekarang, kamu sudah bahagia, Ra." bisik Dimas. Tangan lelaki ini perlahan mengangkat mencoba mengusap pipi wanita di hadapannya. Ia menatap Tania yang ada di gendongan Ad

Namun, tangan itu kembali turun. "semoga selalu bahagia, Ra."

Adara menggeleng, ia menitikan air matanya. "bahagia aku ada di kakak."

"hei, kamu udah ada Karel. Jangan gitu." tegur Dimas seraya menabahkan hatinya.

Lagi lagi Adara menggeleng, "salah, ini semua salah, kak. Kakak harus ngertiin aku."

Dimas terenyum. "aku gak papa. Aku pulang." ia pun pergi meninggalkan Adara yang terisak yang begitu menyiksa di hati Dimas.

•...•

Dimas said " kumau daraaa... Tak mau yang lain... "

26/03/2020 - kamis

Untuk kalian yang ada di jabodetabek, jangan keluar rumah yaa.. Ikuti peraturan negara. Itu demi kebaikan kita semua juga.

Mending baca wattpad yekan:))

Dimas Prince Cold (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang