|•DPC-24

347 19 1
                                    


Di hari minggu ini, Dimas sudah berjanji untuk membawanya ke rumah lelaki itu. Dengan semangatnya ia mencari baju dengan sembarangan.

Hanya memakai hoodie warna biru di bawahi jeans. Sedikit riasan di wajah agar lelaki itu tidak bosan padanya. Membayangkannya saja, Adara sudah terkikik geli.

"Woaah... Anak mami mau kemana nih, ceria banget. Biasanya jam segini belum bangun." celetuk sang Mami yang tengah menyender di kusen pintu.

Adara memanyunkan bibirnya kesal mendengar Mami nya membuka kartu Adara.

"Ssttt, mi.. Aku mau jalan sama kak Dimas." ucap Adara dengan semangat.

"ututuu.. Mentang-mentang dapet pacar ganteng. Tapi masih gantengan papi Tara sih, wlee.. " ledek Mami.

Adara mendelik dan menggerutu. Sedangkan Mami kembali keluar dari kamar Adara sambil terkekeh.

•...•

"woaah.. Gede rumah kak Dimas." celetuk Adara seraya menatap depan rumah Dimas yang luas.

"yaudah masuk."

Sampai di ruangan tamu, begitu ramai orang-orang berseragam. Begitu sibuk dengan urusan mereka.

"ini pembantu kakak semua?"

"ya, begitulah... "

Dimas menarik tangan Adara dan membawanya ke lantai dua. Membawanya ke kamar milik Dimas.

"Sori, berantakan."

Adara mengangguk. Ia segera berlari kearah jendela melihat pemandangan dari kamar Dimas.

"seneng banget?" tanya Dimas.

Adara lagi lagi mengangguk dan Dimas hanya tersenyum. Ia memeluk Adara dari belakang dan membuat Adara kaget.

"kenapa kak?" tanya Adara sambil memainkan rambut Dimas yang menjuntai ke depan. Sedangkan kepalnya ada di bahu Adara.

"Enggak."

Mereka membisu beberapa saat sampai akhirnya suara berisik terdengar.

"Woaah.. Jangan 'enak-enak' dulu. Gue mau main ps dulu niih, "

Adara menatap Karel dengan tidak pecaya. Astaga, kenapa ada laki laki menyebalkan disini.

"kok gak ngasih tau bakal ada dia sih?" sungut Adara tidak terima.

"emang ngapa hah? Gue gak bakal biarin kalian enak-enak disini!!" semprot Karel dengan wajah sumringahnya. Seolah bangga merusak keromantisan seseorang.

Dimas berdecak dan melemparkan bantal sofa kearah Karel, "Jaga ucapan lo!"

Sedangkan Karel cengengesan tidak jelas lalu meminta izin menyalakan playstation. Adara yang melihatnya berdecak kesal karena dengan sengaja nya lelaki itu mengganggu keromantisan dirinya dengan Dimas.

"itu muka santai dong. Nanti lo kangen gue gimana?" seloroh Karel dengan pandangan jailnya.

"pede nya kebangetan!" semprot Adara kesal.

"padahal gue mau pergi-pergi lagi, hiks. " ucap Karel dengan berpura-pura terisak.

"kemana?" tanya Adara begitu antusias sampai melupakan Dimas yang masih memeluknya dengan gemas.

"ciee.. Kepo,"

"Bukaaaan... Lain kali pede nya harus di saring dulu kak Karel. Aku malah alhamdulillah gak liat kakak lagi. Tentram hidup Dara." celetuk Adara tanpa dosa.

Dimas tertawa keras mendengar jawaban kelewat jujur dari bibir Adara. Sedangkan Karel harus banyak-banyak ngusap dada.

"pacar lo jahat, Dim," rengek Karel dengan wajah sok imut nya.

"kalo gak jadi, mending lo keluar." tukas Dimas seraya menatap datar Karel.

Karel mendesis mendengar ucapan Dimas, "Dasar, pasangan galak!"

Akhirnya Karel keluar dengan sebelum nya melempar stik ps ke sofa disana. Adara terkekeh merasa senang mengalahkan Karel.

"paling dia goda pelayan," bisik Dimas.

Adara ber-oh-pelan seraya menatap dramatis pintu yang tertutup.

"kamu pernah main game?"

"pernah nya uler-uleran," jawab Adara diselingi cengiran.

"ayo, gue ajarin main ps."

Dimas menarik tubuh Adara ke sofa dan mengambil stik yang tadi di lempar oleh Karel. Adara merengut, menjawab bahwa dirinya tidak bisa. Mami dan papi nya tidak pernah membelikan barang seperti ini. Lagian kan dirinya perempuan.

Setelah bermenit menit, akhirnya Adara bisa. Gadis berponi itu merasa bangga dengan ketanggapannya menguasai materi. Itupun di bantu Dimas sebenernya.

"sekarang kita duel,"

"Hah, gak mauu.. Nanti aku kalah,"

"namanya juga permainan, Adara."

Akhirnya Adara mengangguk dan memberi syarat kalo Dimas harus mengalah. Namun syarat hanya tinggal syarat, karena saat ini Dimas tersenyum bangga mengalahkan Adara yang memang bukan tandingannya.

"KAN ADARA UDAH BILANG, DIMAS NYA NGALAAH!!" pekik Adara tidak terima. Ia sangat siap akan menerjang Dimas.

Namun lelaki itu dengan cepat pula menghindar dan berlari menjauh dari sofa.

"Sini gak!!"

Dimas tertawa keras melihat wajah Adara yang memerah. Begitu terhibur dengan sifat kekanak-kanakan milik Adara. Sampai akhirnya tanpa sadar, Dimas terjerembab ke kasur karena lengah.

Begitu juga dengan Adara yang langsung menduduki tubuh Dimas mencoba memerangkapnya.

"Hayoooh, sekarang kak Dimas gak bakal kemana-mana!" tukas Adara sambil menjabak pelan rambut Dimas.

"iya, gue gak bakal kemana mana."

Adara tersenyum mendengar penuturan itu. "iya, gak boleh pergi dari Adara. Sampai kapanpun."

Dimas mengangguk, ia memeluk Adara dan menenggelamkan kepalanya di bahu Adara seolah memang gadis itu ditakdirkan untuk dirinya menyandar.

(foto hanya pemanis)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(foto hanya pemanis)

•...•

Ini part dimana Dimas-Adara lagi manis manisan, di bumbui Karel yang kuker wkwk...

Kamis, 5 maret 2020

Dimas Prince Cold (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang