|°DPC-21

341 14 0
                                    

Dhika menghampiri Adara yang tengah duduk gelisah. "Mau ikut?"

Adara terkejut mendengar suara Dhika. "maaf kak, aku lupa ada kakak." jawab Adara sambil meringis.

Dhika hanya tersenyum. Ia menyodorkan tangannya dan mengajak Adara menuju ke kantin rumah sakit.

Sesampainya di kantin, mereka pun duduk di meja yang sudah disediakan.

"sekarang lo tahu hubungan Dimas sama Serin?" tanya Dhika tiba-tiba.

"aku masih bingung." jawab Adara seraya menunduk.

"gak usah bingung. Intinya Dimas lebih milih lo dari pada Serin yang dari dulu tahu Dimas." tukas Dhika.

"maksud kak Dhika?" bingung Adara.

"Gue suka sama Serin. Serin suka sama Dimas dan Dimas suka sama Lo. Paham?"

Adara hanya mematung mendengar itu semua. Namun ia lebih terkejut dengan Serin yang menyukai Dimas. Apa sudah lama?

"Lo tau? Serin suka Dimas dari dia masih kecil. Lo pasti tau kalo Serin dan Fatih berasal dari mana. Lo pasti tau."

"iya aku tau!" Jawab Adara dengan nada sedikit tinggi.

"Maaf, gue cuman gak mau lo sakit hati sama perlakuan Dimas, Adara." ucap Dhika sambil tersenyum. "lebih baik merelakan yang tersayang bukan, biar dia bahagia. Itu akan selalu gue lakuin untuk Serin."

Adara tahu, semua nya berpihak kearah Serin. Fatih yang notabene nya sahabat baru Adara juga begitu menyayangi Serin dan akan memberikan apa saja supaya wanita itu bahagia.

Kenapa disaat seperti ini Adara merasa di rugikan. Ia bahkan merasa tokoh paling antagonis yang ingin semua menatapnya dan merebut semua dari Serin. Apakah Adara jahat?

Tapi, Adara tidak tahu apa-apa. Ia terjebak dengan keadaan ini semua.

"aku gak tau apa-apa, kak Dhika." lirih Adara. "yang aku tau, kak Dimas suka sama aku dan aku juga sama."

Adara menatap Dhika dengan mata berkaca-kaca, "aku harus apa? Sedangkan aku gak tau apa-apa. Kalian yang datang, bukan aku. Seharusnya aku menolak kalian ada di hidup aku biar semuanya enggak terasa begini," ucap Adara dengan nafas memburu.

Adara menarik kasar dirinya, "kalo aku egois, aku bakal tetep pertahanin kak Dimas. Dia butuh aku, aku juga."

"dan seolah-olah lo paling jahat merebut semua milik Serin?"

Ucapan Dhika membuat hatinya tertohok. Ia tidak menyangka akan seperti ini jadi nya. Apakah salah ia menyukai Dimas.

"apapun itu aku bakal tetep di samping kak Dimas."

Dhika hanya menghela nafasnya pelan. Dhika tahu kalo Adara akan sekeras kepala begini. Ia pun kembali mengajak Adara untuk kembali keruangan Serin.

Baru sampai lorong, Adara di kagetkan dengan Dimas yang tiba tiba berlari kearah nya dan segera memeluk dirinya.

"gue kira lo pergi lagi."

Adara hanya membalas pelukan Dimas tanpa bersuara. Adara menatap Dhika yang menatapnya juga lalu berjalan menjauh dari Dimas dan dirinya.

Apakah ini akan menjadi keputusan yang benar. Atau keputusan ini akan menjadikan dirinya terjatuh sejatuh-jatuhnya.

***

Sengaja dah sedikit, biar makin penasaran hehee

Sabtu, 15 februari 2020

Dimas Prince Cold (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang