|°DPC-38

377 16 0
                                    


Suasana meja makan begitu hangat. Apalagi Rani yang selalu heboh dengan tingkah lakunya. Adara tersenyum gugup saat Jaya menatapnya.

"terimakasih udah kembali." ucap Jaya sampai membuat hening meja makan.

"maksudnya?" tanya Adara bingung.

"Pah, udah lah."

Jaya tersenyum mendengar Dimas yang berseru. "makasih udah kembali ke kehidupan Dimas. Saya selaku papanya hanya bisa berterimakasih karena sudah membuat anak saya berubah menjadi lebih baik lagi."

Adara mengerjap pelan, "Ah, saya-"

"Apa kamu siap menikah dengan Dimas, Adara? Saya melamar kamu menjadi menantu saya." pukas Jaya begitu tenang.

Adara menoleh kearah Dimas yang tengah tersenyum menatapnya.

"Saya bersedia, Om." gugup Adara

"Wuhuuu... Akhirnya Rani punya Kakak ipar." pekik Rani berseru senang.

Sedangkan, Lily hanya tersenyum menanggapinya. Ia ikut senang meski nanti ia khawatir dengan sikap anak pertamanya jika tahu kalau Dimas akan segera menikah.

Dimas mengenggap tangan Adara begitu hangat. Ia sangat bahagia. Akhirnya penantian nya selama bertahun-tahun terbayar penuh.

Setelah makan, Dimas dan Adara berpamit meski dengan perdebatan karena Rani ingin ikut.

"Kamu kemarin pernah pacaran?" tanya Adara.

"Enggak."

Adara menoleh cepat, "Bohong."

Dimas menggenggam tangan Adara lalu mencium punggung tangan Adara. "Beneran. Mana bisa aku lupain kamu gitu aja."

Adara menghela nafasnya panjang, "Dimas, kalo beneran aku udah gak ada, masa kamu bakal stuk ke aku terus. Gak boleh kayak gitu. Itu bikin nyakitin kamu."

Dimas tersenyum, "tapi nyatanya kamu masih ada. Masih bernafas buat aku. Masih ada di samping aku, sayang."

Pipi Adara bersemu merah di tengah gelapnya malam. "Makasih udah mencintai aku dengan tulus, Kak."

"Aku gak mau lagi di panggil Kak!" kesal Dimas.

"Kakak Dimas." jail Adara.

"Adara!"

Adara terkekeh geli lalu melingkarkan tangannya ke pinggang Dimas. Mereka saling menatap bintang dan bulan yang saling bersinar.

"Aku sayang kamu, Adara." lirih Dimas

"Aku tau."

Dimas menundunk lalu mencium puncak kepala gadis yang ia sayangi.

•...•

"Dimas?"

Dimas dan Adara yang berjalan beiringan menuju pintu rumah berhenti melihat siapa yang memanggil Dimas.

Adara menatap wanita cantik di depan pintu rumah. Dengan koper sedang di samping nya.

"Jeni?"

"Siapa dia, Dim? " tanya Jeni sembari menunjuk Adara dengan tidak sopan.

"Kenalin, aku Adara, calon istri Dimas." ucap Adara seraya mengulurkan tangannya.

Dahi Jeni mengerut, lalu menatap Dimas tajam, "Apa? Gue gak salah denger Dim? Calon istri? Lo pasti bercanda kan?"

Dimas tersenyum, "Ini calon istri gue, Jen. Lo bisa hargai itu?" sarkas Dimas mencoba tenang.

"Terus lo gak hargai gue gitu yang suka sama lo, Dim?" pekik Jeni seraya membanting kopernya.

Adara terkejut melihat ini semua. Maksudnya apa-apaan ini? Bukankah wanita yang ada didepannya ini Adik Dimas?

"Kita adik kakak, Jeni. Lo gak boleh suka sama gue."

"Persetan!"

"Jeni! Gue udah berbaik hati buat sabar dengan tingkah lo ini. Lo harusnya sadar, kita enggak bisa sama-sama. Apalagi, gue gak suka sama lo!" Tukas Dimas yang membua Jeni merasa sakit hati.

Dimas segera menarik Adara untuk keluar rumah besar itu. Sampai mereka masuk ke mobil dengan Dimas yang mengatur nafasnya menahan kesal.

Sedangkan Adara diam melihat itu semua. Otaknya berpikir cepat apa yang ia lihat tadi. Apakah Jeni mengidap Brother Compleks?

"Ra, aku sama Jeni gak ada hubungan apa-apa. Kamu percaya kan?"

Adara masih diam membuat Dimas cemas. Ia takut jika Adara marah padanya.

"Ya,"

"Adara?" bisik Dimas seraya mendekati wajahnya untuk melihat ekspresi Adara.

"Aku gak mungkin ada apa-apa sama dia. Apalagi aku sama dia adik kakak." bisik Dimas lagi.

"Iya, aku percaya. Cuman aku khawatir aja nanti dia kedepannya gimana."

Dimas menghela nafasnya lega. Adara terlalu baik harus memikirkan kehidupan orang lain.

Dimas segera memeluk Adara-nya. "Jangan mikirin orang lain. Kamu pikirin tentang kita aja. Jangan yang lain."

Adara hanya mengangguk. Ia tersenyum mengusap pipi Dimas mencoba menenangkan lelakinya.

.•...•

2

part lagi selesaaaiii... Thx udah baca yaa... Tunggu 2 part lagi. See you:*

 (Adara Natariksa)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Adara Natariksa)

(Dimas Putra Milano)

Dimas Prince Cold (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang