|°DPC-19

350 19 0
                                    

.•••.

Dimas kembali uring-uringan setelah beberapa waktu lalu sudah berbaikan dengan Adara. Dan kini, mereka saling diam lagi.

Lelaki itu kini terlihat tempralmental. Kesenggol dikit, marah-marah, menggerutu dan yang paling parah ngemusuhin satu kelas. Apalagi sekarang Karel lagi-lagi menghilang.

Kini kelas yang Dimas duduki hening seperti tidak berpenghuni. Padahal sudah banyak orang disana apalagi tengah jam kosong.

Brakk!!

"Ah, Taik!!"

Semua berjengit kaget saat tiba-tiba Dimas menggebrak meja sambil menggerutu.

"Lo pada gak asik, setan!" Sentak Dimas.

Dimas segera keluar dari kelasnya, begitu pula dengan teman-temannya di ruangan itu langsung menghela nafas lega, akhirnya si temperamen keluar.

"si Dimas kesurupan apa kali ya,"

"parah anjir, muka nya serem."

"lagi tegang muka nya cakep ye,"

"bocah aneh, untung cakep."

Begitu lah gerutuan dari teman teman di kelas tersebut.

Dimas berjalan jalan di sekitar lorong dengan lemas. Seperti kurang asupan. Iya, kurang asupan Adara.

Dengan baju yang di keluarkan serta rambut yang berantakan membuat siapapun yang lewat merasa segan.

"Apa lo!" sentak Dimas dengan nyolot karena ada yang menatapnya. Lelaki nerd itu langsung terbirit birit ketakutan.

"Dim!"

"APA!?"

Fatih terkekeh mendapatkan bentakan tersebut. Ia merangkul dimas seolah lelaki itu sahabat sejatinya tapi dengan baik hatinya, Dimas langsung menghempaskan tangan Fatih seraya menggerutu.

"napa lo?"

Pertanyaan Fatih tak di ubris lelaki bermuka nyolot itu. Namun Fatih hanya terkekeh membuat para wanita memekik tertahan. Karena Fatih jarang menunjukan ekspresi seperti Dimas. hanya saja, Fatih lebih ramah ketimbang Dimas yang muka nya nyolot.

"berantem lagi sama Adara?"

"Gak."

"terus kenapa?"

Kembali diam. Fatih menghela nafasnya jengah. Dimas seperti orang patah hati, gerutu Fatih dalam hati.

"Adara sekolah loh."

Kini Dimas merespon dengan tubuh yang langsung tidak berjalan lagi. "terus?" respon Dimas dengan wajah datar nya.

"Dan Dhika disana juga,"

Dimas mendelik melihat wajah Fatih. Dengan bersungut-sungut ia berjalan ke arah kelas Adara yang tak lain kelas Fatih juga.

Sampai terburu burunya, lelaki itu menerobos pintu kelas yang tengah menutup, hingga...

"ada apa Dimas?"

Dimas terdiam setelah melihat siapa yang bertanya. Tidak lain dan tidak bukan adalah Guru yang tengah mengajar. Sialan. Fatih telah membodohinya.

"Dimas?"

Dimas menoleh ke arah guru yang menatapnya kesal. Lelaki itu langsung cengengesan dan meminta maaf.

"loh, lo ngapain disini?" tanya tiba-tiba Fatih yang baru datang seolah tidak bersalah.

"gara-gara lo!" desis Dimas.

Dimas Prince Cold (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang