Aku gak punya rangakaian kata-kata buat kamu yang galak.
Adara Natariksa
***
Adara menguap beberapa kali. Ia mengantuk karena semalam ia bermaraton menonton Drakor terbarunya yang habis ia unduh kemarin.Alhasil ia mengantuk sepanjang pelajaran sejarah indonesia. Apalagi Guru itu sama sekali tidak menyenangkan, membuat Adara semakin ingin terlelap karena merasa suara guru itu seperti lagu pengantar bobo.
"Adara!"
Adara menegakan badannya dengan mata melebar otomatis. Suara bentakan itu membuat sekelas sunyi dan menolehkan pandangannya menuju Adara.
"Iya pak?"
"Kamu mengantuk di pelajaran saya?" Tanya pak guru itu dengan nada kesal.
"Iya pak. Soalnya bapak gak asik sih. Ngomongin masa lalu mulu. Adara aja bosan denger mama Adara ngomongin kis-"
"Kenapa kamu malah curhat Adara?"
Adara bungkam. Dia memang seperti itu. Jika berbicara akan terus berucap sampe batrei nya habis.
"Adara gak curhat bapaku." celetuknya.
Seisi kelas terlihat menahan tawa. Gadis polos itu memang pemberani. Padahal guru sejarah itu sangat mengerikan jika marah. Dan Adara seperti tengah berada di hawai. Alias nyantai-nyatai saja.
"Sekarang kamu keluar dari kelas saya!!"
"Baiklah. Lagian ini juga bukan kelas bapak. Ini kelas milik sekolah." ucap Adara ditengah tengah perjalanannya.
"ADARA!"
***
Dimas mengelap keringatnya yang membanjiri dahi dan setengah baju putihnya. Kakinya melangkah menuju Kantin sekedar untuk membeli minuman dingin.
Setelah membeli minuman, lelaki jangkung dengan alis tebal itu kini duduk di kursi kantin. Sangat tak berniat untuk masuk kelas.
Matanya menjalar ke segala arah. Hingga tatapannya berhenti saat seorang gadis pendek tengah berjalan riang menuju kantin.
Dimas menaikan satu alisnya yang tebal. Bukanya sekarang masih jam pelajaran dimulai? Mengapa gadis itu ke kantin?.
Dimas terus menatap gadis itu, sampai dimana Adara sudah ada di hadapannya.
"Hai, Pa Dimas?" sapa Adara dengan senyum lima jarinya.
Dimas hanya mendelikan mata dan kembali menyesap minumannya. Mengacuhkan Adara yang terlihat kesal. Adara tak menyangka jika seorang Dimas melupakannya begitu saja.
Dengan tidak sopannya, Adara menduduki bokong nya disisi Dimas. Membuat Dimas mengenyitkan dahinya bingung. Selama 3tahun ini, tidak ada yang berani duduk di dekatnya apalagi disampingnya. Sungguh, Adara gadis polos yang pemberani.
"Kakak tau gak... "
"Gk!"
"Ish... Aku belum selesai ngomong!" kesal Adara.
"Tadituh aku diusir dari kelas. Gara-gara ketiduran. Padahal di belakang Adara ada kok yang tidur sampe ileran malahan," ucapnya jujur. Sungguh bagi Dimas itu cerita yang membosankan. Dan mau mau saja dirinya mendengar cerita konyol itu.
"Gue gak peduli. Sekarang mending lo pergi!" usir Dimas.
"Kemana?"
Dimas mendengus "terserah lo lah!"
"Oh."
Dimas gemas sekali akan perilaku Adara yang polosnya tak tertolong. Apakah orang polos sebegitunya?
"Kenapa masih disini?" Tanya Dimas galak.
"Ck. Katanya terserah. Ya aku maunya disini."
Dimas mulai berang. Adara membuat dirinya kesal dan marah. "Gue bilang pergi yah pergi!" Bentak Dimas sampai sampai ibu kantin menoleh karena terkejut. Juga Adara yang kaget dengan bentakan itu.
"Lo yang pergi, atau gue?" Tanya Dimas dengan tajam. Melihat Adara yang tidak berkutik karena shock membuat Dimas berjalan menjauhi adik kelas yang menurutnya menyebalkan.
"Aku kaget.. Aku sampai gak punya rangkaian kata-kata buat kakak yang galak." gumam Adara dengan menggelengkan kepalanya.
Mungkin jika ia bertemu kembali dengan Dimas, kakak kelasnya, ia akan meminta maaf karena membuat dirinya marah dan bentak bentak Adara. Karena dalam hidup Adara, Adara tidak mau mempunyai musuh. Melainkan ingin mempunyai banyak teman.
Yah, ia akan putuskan. Jika ia bertemu dengan Dimas, ia akan meminta maaf dengan sungguh-sungguh.
***
Garing sih ceritanya. Tapi gak papa lah yah wkwkwk..
Minggu,07-mei-2018
Jam 01.07
Ig: via.wepe
Bagi kalian yang mau lihat trailer DIMAS COLD PRINCE monggo kepo ke akun abdi
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimas Prince Cold (TAMAT)
Fiksi RemajaBagusnya, follow sebelum membaca... (revisi) Dimas kira, kehidupannya akan terus abu-abu. Dengan keluarga yang berantakan dan masalah kian berdatangan. Namun, setelah kedatangan Adara, semuanya berubah. Dimas mengubah pandangannya betapa sangat be...