13. Pergi

2.5K 118 2
                                    

Happy reading...

07:35Am
Reina melangkah masuk kedalam rumahnya dengan wajah yang sulit untuk diartikan antara bahagia dan juga sedih. Bahagia karena dia telah mengambil keputusan dan sedih karena dia akan meninggalkan dirga .

Rosa yang melihat kedatang Reina langsung berjalan menuju putrinya,karena sejak tadi ia bingung mencari Reina.

"Sayang kamu dari mana aja bunda khawatir " ucap rosa sambil memegang pundak Reina dan menuntunya duduk disofa.

Reina duduk sambil menarik nafasnya cukup dalam
"Rein habis dari rumah sakit ma" ucap Reina dengan wajah lesu.

"Apa? Kamu sakit sayang, apanya yang sakit bilang sama bunda" ucap rosa khawatir .

"Bun... Reina gak sakit, tapi tadi Reina habis ketemu sama dokter irwan" tutur Reina sambil menyandarkan kepalanya pada paha rosa .

Rosa mengelus rambut putrinya dengan sayang "ohhh, bunda fikir kamu sakit sayang, bunda khawatir tadi sama kamu" ucap rosa .

Reina mendongak dan menatap bundanya yang berkaca-kaca
"Bunda jangan nangis Reina disini. Ohiya tadi Reina udah mengambil keputusan" ucap Reina sambil menyentuh wajah ibunya.

Rosa mengeyitkan alisnya tak mengerti "keputusan?keputusan apa sayang?" ucap rosa .

Reina duduk kembali
"Reina udah siap kalau harus pergi berobat disingapur bun" ucap Reina membuat rosa menatapnya tak percaya .

"Are you seriusly" ucap rosa .

"Yes mom" ucap Reina membuat rosa langsung memeluk putrinya itu.

"Makasih sayang, makasih karena kamu sudah mau mengikuti kemauan bunda sama ayah, bunda sangat bahagia " ucap rosa.

Reina memeluk bundanya dengan sangat erat " iya bun sama-sama Reina cuman mau bunda bahagia " ucap Reina membuat satu tetes air mata jatuh dari matanya.

reina melepaskan pelukan mereka
"Hm...yaudah yah bun Reina keatas dulu" ucap Reina .

"Iya sayang" jawab rosa.

Reina berjalan menuju kamarnya, setelah sampai dia langsung menutup kamarnya dan menguncinya.

Reina mengeluarkan hp dari dalam tasnya dan mencari kontak seseorang yang sangat ia rinduka. Setelah ketemu ia langsung menekan tombol telfon.

****
Dirga duduk diatas balkon kamarnya ia sudah menghabiskan lebih dari sepuluh batang rokok, yahh itulah dirga saat dirinya sedang stress berat maka dia akan menghabiskan waktunya dengan rokok.

Drrr....
Suara getaran hp dirga membuat ia membuang puntung rokokntmya secara asal dan mengambil hpnya yang ada disaku celananya.

Reina is calling....

"gue fikir dia udah lupa apa gue " batin dirga sebelum ia menekan tombol hijau .

NOTE: YANG MIRING ITU REINA YANG BIASA AJA ITU DIRGA.

"halo" ucap dirga dengan suara yang sedikit serak.

"Halo ga"

"Gue pikir lu udah lupa ama gue udah seminggu rein udah seminggu lu gak mau ngomong ama gue, jangankan ngomong kasih kabar aja lu gak mau ketemu ama gue juga lu gak mau"

"Maaf"

"Maaf aja gak cukup Rein"

"Terus aku harus lakuin apa biar kamu maafin aku"

"Lu masih ngangap gue pacar lu gak sih atau lu udah punya yang lain yah"

"maksud kamu apa aku gak ngerti"

"Udahlah rein kalau emang lu udah punya yang baru mending lu gak usah nelfon gue lagi, capek gue rein"

"ga sumpah aku gak ngerti sama ucapan kamu barusan ,siapa yang punya pacar baru" (suara Reina bergetar)

"Hmm... Terus lu kemana seminggu ini rein lu kenapa gak mau ketemu sama gue, lu sengajakan".

"Terserah kamu mau bilang apa yang jelas aku gak pernah punya niat sedikitpun mau ninggalin ataupun selingkuhin kamu"

" pada kenyataanya gak ada satupun orang didunia ini yang mau digantung atapun dilupain rein, jujur aku capek. Aku capek sama sifat kamu kemarin kamu bilang sayang terus semenit kemudian kamu hilang aku bukan barang rein yang bisa kamu lupain saat kamu punya yang baru yang jauh lebih indah."

"Ga tap...."

Tutttttt
Sambungan dimatikan secara sepihak, dirga membanting hpnya sampai tak berbentuk lagi.

"ARGGGGGGGHHH" teriak dirga dengan air mata yang sudah jatuh.

Kalian bisa sebut dirga cengeng,payah atau apapun, tapi dirga hanya manusia biasa yang bisa saja merasakan sakit jika dibuat kecewa.

"Aku fikir kamu akan jadi teman hidupku rein, tapi ternyata aku salah kamu perempuan yang mengambil hatiku dan kamu juga perempuan yang pertama kali matahin hatiku rein" ucap dirga .

Dirga masuk kedalam kamarnya dan membanting semua barang-barang yang ada dikamarnya, ia berhenti saat ia melihat sebuah figuran yang menampilkan dirinya dengan Reina yang sedang tertawa lepas tampa beban.

Dirga mengusap foto itu
"Kamu? Perempuan pertama yang bisa buat jantungku berdetak tak karuan rein, kamu perempuan yang bisa aku tersenyum kembali setelah hampir 20tahun aku tak pernah tersenyum karena ayah" ucap dirga sambil menutup matanya untuk menghilangkan bayangan masa lalunya.

Tok...tok...tok..

Ketukan pintu membuat dirga kembali membuka matanya,namun enggan untuk bangkit.

Ceklek...
Seorang paruh baya masuk dan melihat kamar putranya yang sudah seperti kapal pecah itu.

Maya menghampiri putranya yang duduk dilantai "astagfirullah kamu kenapa sayang" ucap maya sambil menyingkirkan beberapa barang yang ada didekat dirga dan duduk disampingnya.

Dirga langsung memeluk ibunya sambil terus menangis
"Salah yah bun kalau dirga mau bahagia" ucap Dirga dengan suara yang serak.

Maya mengelus rambut putranya
"Gak ada yang salah didunia ini sayang, kamu berhak untuk bahagia " ucap maya.

"Terus kenapa dirga gak bisa rasain kebahagian itu bun" ucap dirga membuat maya semakin tak mengerti.

"terkadang kita butuh seribu cara untuk bahagia, tapi cuman ada satu cara untuk membuat ke bahagia kita pergi" ucap maya membuat dirga mendongak dan menatap bundanya lekat-lekat.

"Apa bun?"

"Kesalapaham, itu adalah satu cara yang membuat seseorang kehilangan kebahagian" ucap maya sambil melihat foto yang sedari tadi dirga gengam, ia kini mengerti kenapa dengan putranya.

"Dirga senyum kamu membuat bunda kembali bahagia sayang, dan senyum kamu itu semua berkat Reina wanita yang sangat kamu cintai,meski bunda gak tau masalah kamu apa sama dia tapi bunda kasih tau sama kamu masalah itu dihadapin bukan ditinggalin sayang" ucap maya sambil tersenyum.

"Masalah gak akan selesai kalau kamu bersikap seperti ini, perempuan itu hanya butuh pengertian bukan mengerti, kamu sebagai lelaki jangan pernah berkata kasar didepan wanita yang kamu cintai karena ucapan bisa menyakiti hati cukup dalam" lanjut maya kembali memeluk putranya yang sudah sedikit tenang

Dirga hanya diam dan kembali membalas pelukan maya cukup erat.

"maafin aku rein" gumam dirga didalam pelukan ibunya...

------------------------
Huaaaa sabar guysss bentar lagi tamat kok btw mau sad or happy nih buruan comen sebanyak-banyaknya yahhhh

RD (ReinaDirga)      [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang