Rasa takut, khawatir, marah, menyesal. Perasaan itulah yang tengah dirasakan oleh seorang lelaki yang tengah duduk di bangku taman dengan kaki yang ditekuk dan kepala yang ditenggelamkan diantara pahanya.
Dirga masih belum bisa menerima sebuah kenyataan, bukan karena ia tak ingin memiliki seorang kekasih yang memiliki penyakit kronis ,namun karena ia tak ingin kehilangan kekasihnya untuk selamanya .
ada rasa takut kehilangan yang selalu menghampiri Dirga, ia tak ingin rasa yang dulu sempat ia alami kini terluang kembali ,rasa kehilangan yang terlalu dalam hingga meninggalkan bekas yang sulit untuk dihilangkan.
Sudah cukup ia kehilangan sang ayah, dan ia tak ingin merasakan itu lagi untuk yang kedua kalinya, kehilangan sosok yang sangat berarti dalam hidup itu seperti kehilangan sebuah kepercayaan untuk hidup lagi. Maka dari itu ia tak ingin lagi kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya, yaitu Reina gadis yang sangat ia cintai, ia rela berkorban nyawa demi Reina ,bahkan jika ia diminta untuk membagi penderitaan kekasihnya ia rela mengambil semuanya.
Dirga menurunkan kakinya dan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, ia menatap lagi malam dengan bisu bayangan sosok Reina tiba-tiba muncul diantara deretan bintang yang menghiasi indahnya malam. Tak terasa setetes air bening jatuh dikedua bola mata biru milik Dirga
"Disini dingin" ucap seseorang yang tiba-tiba datang dan langsung memberikan jaket kulit kepada Dirga
Dirga menoleh dan mendapati sekertarisnya, bagas tengah duduk disampingnya dengan tangan yang ia masukkan kedalam jaketnya
"Reina selalu menceritakan semua kisah cintanya kepada saya" lanjut bagas tanpa menoleh kearah Dirga, ia malah asik menatap bintang yang berkelap-kelip.seketika bagas menoleh kearah Dirga kemudian kembali menatap lagit
"Termaksud anda!, saya bahkan tidak tau jika orang yang sudah memperkerjakan saya adalah kekasih dari seorang yang sangat saya sayangi"Dirga menatap bagas dengan pandangan tidak suka
"Kau menyukai Reina ?" tanya Dirga tutup poinBagas mengangguk....
"Ya aku mencintainya bahkan sangat mencintainya, saya bahkan sudah pernah menyatakan perasaan saya kepadanya. tapi anda tidak perlu khawatir karena hati dan raga nya Reina hanya milik anda, dia sangat mencintai anda hingga detik ini"
"Lalu mengapa dia meninggalkan saya tanpa alasan"
"Anda salah, ia meninggalkan anda bukan tanpa alasan.Melainkan ia memiliki alasan yang kuat, bahkan saat ini saya yakin anda sudah mengetahuinya"
Dirga mengerjakan matanya untuk beberapa saat, ia seolah kembali memutar kenyataan yang tadi ia dapatkan dan kembali berkata
"Penyakitnya?" tanya dirga dengan nada pelan .Bagas mengangguk ....
"anda benar ia menutupi semua penderitaan yang ia miliki dari anda, karena ia tak ingin anda merasa khawatir dan kasihan padanya. Ia sangat membenci itu"
"Lalu, mengapa Reina bisa tinggal bersamamu" tanya Dirga.
"karena ayah saya seorang dokter yang pernah menagani Reina saat ia menjalankan terapi dirumah sakit yang ada dijakata"
Dirga mengenyitkan alisnya, mencoba meninggat siapa saja dokter yang dulu pernah mengangani Reina
"Apa maksudmu dokter irwan" entah mengapa pikirkan Dirga langsung tertuju pada dokter irwan"Ya, benar dokter irwan memang ayah saya sekaligus teman baiknya om Reihan, maka dari itu Reina dititipkan dirumah kami daripada Reina harus menyewa apartemen disini, jadi lebih baik jika ia tinggal bersamaku. Bukan !!"
Dirga hanya mengangguk
"lalu apa tujuanmu kesini?"tanya Dirga
"tadi saya mencari anda untuk menandatangani beberapa berkas, tapi anda tidak ada di apartemen maka dari itu saya mencari anda dan menemukan anda disini"
KAMU SEDANG MEMBACA
RD (ReinaDirga) [Completed]
FanfictionSaling cinta, saling menyanyagi. Berjuang demi Sebuah hubungan Mungkin hal itu lumrah terjadi dalam sebuah hubungan, tapi bagaimana jadinya jika yang berjuang hanya seorang saja, mampukan Dirga mempertahankan cintanya untuk Reina . Setelah berjuang...