21. sebuah kenyataan

2.4K 119 0
                                    

Happy reading....

"Melan..." ucap dirga saat melihat siapa wanita yang tengah berdiri diambang pintu dengan senyum yang tak pernah luntur.
                             *****
Melan gadis cantik ,periang imut dan baik hati dia adalah sepupu dari dirga lebih tepatnya keponakan dari ayah Dirga, melan memang sangat dekat sama Dirga karena bagi melan Dirga sudah seperti kakak kandungnya.

Melan langsung berlari dan langsung berhambur masuk kedalam pelukan Dirga
"Gue kangen tau sama lu" ucap melan disela-sela pelukannya.

Dirga melepaskan pelukan melan
"Gue gak kangen tu" ucap Dirga dingin ,setelah mengucapkan kata ketus itu Dirga memilih untuk naik kekamarnya meninggalkan Melan.

"Bundaaaa" teriak Melan menghampiri maya yang tengah duduk disofa.

"Melan"

Melan langsung memeluk tubuh maya dengan sangat erat.

"Kamu kapan balik dari singapura" ucap maya sambil mengelus rambut panjang melan.

"Kemarin bun" ucap melan sambil memutihkan air mata, ia tengah mengingat sesuatu, sesuatu yang nantinya juga akan ia beri tahu kepada Dirga dan juga maya.

Maya yang merasa tubuh Melan bergetar melihat kearah melan yang tengah bersandar dibahunya
"Kamu kenapa nangis sayang?" tanya maya sambil menghapus air mata melan.

"Ayah bun" ucap Melan sambil melihat maya yang mulai berubah menjadi suntuk saat mendengar nama lelaki itu meski melan hanya bilang ayah.

"Memangnya ada apa dengan lelaki itu" tanyanya dengan penuh penekanan.

"Ayah... ayah udah gak ada bun" ucap melan dengan terbata-bata dan itu sukses menyita perhatian maya.

"maksud kamu apa Melan?bunda gak mengerti"

"Hiks....hikss... Om wijaya udah gak ada bun...om meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit, Om menderita penyakit leukimia bun"

Maya menutup mulutnya dengan telapak tangannya ,pertanda ia tak percaya dengan semua yang diucapkan keponakannya itu.

"Gak mungkin Melan....kamu bohongkan sama tante " ucap maya yang masih belum percaya. ia menguncang tubuh Melan dengan air mata yang sudah membancirinya.

"Melan gak bohong tante....Tante yang sabar yahh"

"gak mungkin....ini gak mungkin wijaya gak mungkin meninggal"

Melan menyentuh pundak maya yang masih bergetar hebat
"Ini ada sesuatu dari om untuk tante dan juga bang Dirga" ucap melan sambil menyodorkan map berwarna coklat kearah maya.

Maya mengambil map itu dan membukanya, ia terkejut saat membaca pesan yang telah ditulis oleh wijaya.

Untuk dirga anakku tersayang dan juga maya istriku tercinta....maafkan aku karena telah menelantarkan kalian berdua dan sudah menjadi ayah dan suami yang tidak baik untuk kalian ,tapi kalian perlu tau bahwa aku tidak pernah memiliki niat sedikitpun untuk meninggalkan kalian dijakarta aku hanya ingin kalian belajar untuk melupakanku sebelum kalian merasakan arti dari sebuah kehilangan.... Maafkan aku karena selama ini menyembunyikan sebuah rahasia besar

Aku mengidam penyakit leukimia sejak aku berada dijakarta dan saat itu aku memutuskan untuk meninggalkan kalian agar kalian bisa belajar hidup tanpa aku... Dan ternyata niatku itu salah kalian malah mengangapku sebagai lelaki yang tidak pantas disebut ayah dan juga suami. Dan satu lagi aku sangat mencintaimu maya kau sudah seperti bidadari dalam hidupku selama aku berada disingapura aku tak pernah melupakanmu aku selalu terbangun karena memimpikan mu.

RD (ReinaDirga)      [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang