Pagipun tiba, matahari sudah mulai masuk kedalam jendela kamar, Dirga mengerjapkan matanya dan melirik jam weikernya sekilas jam sudah menunjukkan pukul 08 pagi masih ada 1jam lagi keberangkatannya.
Dirga bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi dengan malas, setelah melakukan ritual mandinya Dirga sudah nampak rapi dengan kemeja polos yang dilapisi jaket jeans tak lupa jelana jean selutut plus kaca mata hitam yang bertengeng dihidungnya yang mancung, semakin menambah aura ketampanannya.
Dirga berjalan keluar kamar sambil menyeret kopernya. Ternyata dibawah bunda dan juga melan sudha rapi dengan pakaian mereka masing-masing.
Dirga berjalan menghampiri bundanya "berangkat sekarang yu bun" .
Seketika maya terkesima melihat penampilan anaknya yang semakin dewasa itu
"Ayoo...."Mereka berjalan keluar dari rumah dan memasukan barang-barang mereka kedalam mobil, setelah semua barang masuk Dirga kembali melihat kearahnya rumahnya yang penuh dengan kenaganan manis dan pahit. Dan semua kenangan itu harus ditinggalkannya didalam rumah itu karena ia harus memulai kehidupan yang baru negeri orang .
"lu masih belum bisa tinggalin rumah lu yahh ga" jelas melan yang juga tengah menatap rumah Dirga.
sekilas Dirga melihat kearah melan kemudian kembali menatap rumahnya
"Kenangannya terlalu banyak....dirumah ini gue mengenal artinya sebuah keluarga meski tak utuh dan dirumah ini juga gue mengukir segala luka gue entah itu bersama bunda ataupun Reina"Melan menepuk pundak Dirga Kemudian kembali berkata
"Lu tengang aja lu pasti bisa rasain kebahagian itu ga, dan mungkin bukan dirumah ini lu harus rasain kebahagian itu""Gue paham kok...lu gak usah sok puitis jijik gue dengernya, jadi mending sekarang kita berangakt sebelum pesawat tinggalin kita"
"yaelah dikasih masukan malah dibilang puitis"kesal melan
Perjalananpun dimulai , mereka pergi ke bandaran dengan mang ujang sebagai supirnya. Tak butuh waktu lama mereka sudah berada di bandara dengan melan yang sudah sangat kerepotan karena harus menyeret dua koper sekaligus, tanpa dibantu oleh Dirga.
Melan sudah sangat lelah sejak tadi, bahkan ia sudah mendengus kesal,tapi karena Dirga yang tidak peka jadilah sekarang melan harus menyeret dua koper itu dengan sangat pasra.
Setelah berjalan cukup lama,akhirnya melan bisa mendudukan pantatnya dikursi sambil menunggu jadwal kebarangkatan mereka.
Dirga sedari tadi hanya sibuk dengan dunianya sendiri, ia mengeluarkan hpnya dari dalam tas dan juga hadset yang sudah bertenger dikedua lubang telingannya, dan jangan lupakan kacamata hitam yang selalu setia bertenger dihidung mancungnya. Membuat semua wanita yang ada disana menatapanya dengan tatapan memuja.
Melan yang melihat sepupunya yang menjadi bahan tontonan gratispun langsung menyengol lengan Dirga
Membuat Dirga melepas sebelah hedsetnya dan melihat kearah melan dengan alis terangkat seolah berkata apa."Ehhh lu gak liat apa kalau sejak tadi lu jadi bahan tontonan karena lu yang kayak orang korea"
"terus"
"Yahhh lu buka kek kacamata hitam lu itu biar orang bisa melihat ketanpanan lu secara sempurnah"
"hanya ada satu orang yang bisa melihat ketampanan gue secara sempurnah"
"Pasti Reina lagi"
"Lu bilang apa barusan" ucap Dirga sambil memberikan tatapan tajam.
Melan yang mendapatkan tatapan tajam dari Dirgapun langsung mengangkat tangan nya dan membentuk huruf v diantara jari telunjuk dan jari tengahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RD (ReinaDirga) [Completed]
FanfictionSaling cinta, saling menyanyagi. Berjuang demi Sebuah hubungan Mungkin hal itu lumrah terjadi dalam sebuah hubungan, tapi bagaimana jadinya jika yang berjuang hanya seorang saja, mampukan Dirga mempertahankan cintanya untuk Reina . Setelah berjuang...