"Aku terlalu jatuh padanya hingga lupa cara untuk bangun"
-Dirga
Seperti pagi biasa, Dirga melewati paginya dengan secangkir kopi dan juga kertas-kertas yang berserakan diatas meja kerjanya. Tak ada senyuman bahkan sapaan yang keluar dari bibir Dirga, senyum itu telah hilang bersama dengan kepergian wanitanya .
Tak ada yang bisa mengubah takdir, tak ada yang bisa menentukan hari esok kecuali sang pencipta, tak ada yang bisa tahu isi hatimu. Bahkan orang terdekatmu sekalipun.
Semenjak kepergian Reina 2tahun yang lalu, Dirga kembali kekehidupannya yang semula. Menjadi seorang ceo, dengan wajah ketus dan cuek.
Kini hanya ada mendung yang menyelimuti hati Dirga, tak ada pelangi sekalipun hujan turun, tak ada bintang sekalipun malam datang, dan tak ada cahaya sekalipun matahari menyinari harinya.
Dingin! Itulah sifat Dirga saat ini, dia sangat terkenal dengan sifat dingin dan angkuhnya dikantor. Ia bahkan tak pernah bertegur sapa dengan pegawai atau stafnya.
Setelah pekerjaannya selesai, Dirga melangkahkan kakinya menuju bascam, untuk mengambil mobilnya dan pergi ketempat favoritnya.
Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, seakan sudah tak sabar untuk bertemu dengan orang itu, ia tak lupa membeli bunga yang dijual dipinggir jalan.
Dirga tiba ditempat yang selalu ia kunjungi setiap hari, melangkahkan kakinya semakin mendekati sebuah batu nisan yang bertulis "Reina putriadmaja". dia berjongkok didepan batu nisan berwarna hitam itu sambil meletakkan bungannya.
"Hai!" Sapaan yang setiap hari ia ucapkan, namun tak ada balasan .
"kamu pasti bosen liat aku disini terus" ucapnya sambil terkekeh "kamu jangan bosen yah, aku gak bisa kalau setiap hari gak ketemu kamu" setetes air jatuh membasahi pemakaman Reina.
Rupanya Dirga masih ingin berdialog dengan kekasihnya "Aku bingung, harus mulai hidup aku dari mana dulu rein. Kamu terlalu cepat nyerah buat kita, kenapa kamu gak bisa bertahan buat aku rein?"
"Jika matahari mampu menghadirkan cahaya, dan bintang mampu menggantikan gelapnya malam. Kenapa kamu gak bisa menjadi salah satu diantara mereka"
Rintik air mulai jatuh, membasahi tanah mendampingi perih nya hati Lelaki yang tengah terduduk sambil terus mengeluh batu nisan wanita yang teramat ia cintai.
"aku bakalan selalu sayang sama kamu,Hatiku akan selalu bersemayam didalam hatimu. tetap jadi bidadari disurga, tunggu aku"
Setelah menaburkan bunga, Dirga berjalan menuju mobilnya menyusuri jalan setapak yang sudah basah karena air hujan.
Setelah menempuh perjalanan hampir 15 menit, Akhirnya Dirga tiba dirumahnya dengan keadaan yang basah kuyup, ia berjalan menuju kamarnya yang berada dilantai dua, namun saat akan menginjakkan kakinya ke tangga kedua, suara ibunya menghentikan langkahnya.
"Kamu harus bisa lupain dia, sayang" ucap ibu Dirga sambil berjalan menghampiri sang anak, ia sudah tidak sanggup putranya yang terus terpuruk karena kepergian Reina.
Hari-hari Dirga bahkan lebih sering ia habiskan dikantor ketimbang dirumah. Ia lebih suka menyibukkan dirinya agar bisa melupakan Reina, namun sayang semua usahanya sia-sia, mau sebagai mana kerasnya Dirga mencoba untuk melupakan Reina, tapi jika hatinya belum bisa, maka Dirga tak bisa berbuat apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RD (ReinaDirga) [Completed]
FanfictionSaling cinta, saling menyanyagi. Berjuang demi Sebuah hubungan Mungkin hal itu lumrah terjadi dalam sebuah hubungan, tapi bagaimana jadinya jika yang berjuang hanya seorang saja, mampukan Dirga mempertahankan cintanya untuk Reina . Setelah berjuang...