33. end

4.8K 126 4
                                    

Happy reading....

Haripun berganti, sunyinya malam kini berganti dengan gemuruknya kicauan burung, gelapnya malam kini berganti menjadi terangnya pagi. Dan senyum pagi dari seorang lelaki kini terbit mengawali indahnya pagi hari.

Dirga berjalan keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi, tak lupa kacamata hitam yang selalu setia bertenger dihidungnya yang mancung. Pagi ini tak seperti pagi biasanya, jika dipagi hari Dirga sangat susah dibangunkan maka lain halnya dengan pagi ini ia bahkan bangun lebih cepat dari jadwal yang selalu ia tentukan.

Dirga memakai sepatunya dan melihat kedua sahabatnya yang masih tertidur dengan pulasnya, dengan beberapa balon yang tergelatak begitu saja disampingnya
"Kasian sahabatku, pasti nafas kalian sudah habis yahh buat niup balon sebanyak itu heheh" gumam Dirga sambil berjalan keluar dari apartemenya.

Dirga mengendarai mobil BMWnya dengan kecepatan maksimal, mengingat waktu saat ini masih menunjukkan pukul 07:00 waktu singapura. Tak butuh waktu lama baginya ia sudah memarkir mobilnya dibaskam, dan berjalan menuju ruanganya yang berada dilantai 3. Dan pagi ini senyum Dirga tak pernah hilang dari wajah tampanya terbukti saat ia berpapasan dengan beberapa karyawanya ia pasti langsung melempar senyum ,tak seperti biasanya.

Dirga sampai diruanganya dan melihat ternyata bagas juga sudah berada di dalam dengan beberapa bekas yang ia simpan diatas meja.

"Pak, tolong anda tanda tangani beberapa berkas dimeja anda" ucap bagas saat ia melihat Dirga berjalan menuju mejanya dan menjatuhkan bokongnya disana.

"Gue udah pernah bilang kalau kita cuman berdua lu gak usah pake bahasa semi formal banget, oke"

"Tapi pak..."

"Udah Gas, gue udah ngangep lu kayak saudara gue sendiri. Jadi gak usah canggung gitu"

Bagas hanya tersenyum sambil mengangguk pertanda ia paham.

"Yaudah gimana nih sama rencana kita, lu udah atur semuanyakan"

"Kalau soal itu semuanya udah beres kok, ga! sekarang lu yang harus jalanin tugas lu oke"

"Oke dehh, lu emang saudara gue yang bisa gue andelin banget. Ohiya soal kondisi Reina dia baik-baik ajakan"

"Alhamdulillah, Reina baik-baik aja kok. Ohiya ntar sore Reina mau keluar katanya sih mau kesupermarket nahh saat itu lu bisa jalanin misi kita"

"Mantep banget, yaudah sekarang gue telfon suruhan gue dulu"

"Hmm... Iya buruan"

Dirga langsung mengeluarkan iphonenya yang berwarna hitam itu dari dalam saku celanannya dan mulai mencari kontak seseorang yang semalam sudah ia ajak bernegosiasi.

"Halo, sore ini saya tunggu kalian ditempat janjian kita tadi malam"

"siap bos"

Tutut.....

Panggilan diakhiri, Dirga kembali memasukkan hpnya ke dalam saku celana dan kembali membaca beberapa berkas yang tadi sempat ia abaikan.

Bagas berdiri dan mengambil beberapa berkas yang sudah ditanda tangani oleh Dirga
"Yaudha kalau gitu gue kembali ke ruangan gue yahh"

"Sip dah"

Bagas kemudian berjalan keluar dari ruangan Dirga dan masuk kedalam ruanganya, yang memang tidak terlalu jauh dari ruangan Dirga.

                             ****
Reina baru saja menjalankan rutinitasnya yaitu Menganti warna wiengtnya dengan warna yang sangat ia sukai ,yaitu warna hitam Reina sangat menyukai warna hitam karena warna itulah yang membuatnya selalu merasa bahwa ia masih  memiliki rambut asli.

RD (ReinaDirga)      [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang