🔥

913 82 7
                                    

"Bundaaaaaaa!!!" Techi teriak dari luar rumah, lalu nyamperin Yuuka yang lagi duduk manis sambil liatin majalah di ruang keluarga.

"Apa sayang? Kok tumben udah pulang? Biasanya musti di susul mami dulu."

Techi enggak peduli bundanya ini ngomong apaan. "Bun Memi punya perahu tau bun! Bisa jalan sendiri!"

"Kamu juga punya kok." Jawab Yuuka santai tanpa mengalihkan pandangannya ke Techi.

"Masa?!"

"Punya apaan?" Tanya Akanen yang baru aja dateng dari dapur. "Duh si adek kebiasaan pulang ke rumah bau matahari."

"Adek punya perahu mi?"

"Punya lah. Mami yang beliin."

"Serius?" Techi memandang kedua orang tuanya itu enggak percaya. Gak mungkin banget dia punya perahu kaya Memi.

Abis itu Akanen ngajak anaknya itu keluar rumah, naek mobil. Techi bingung mau diajak kemana, mungkin mami sama bundanya ini mau beliin dia mainan sama kaya Memi kali.

Tapi tau-tau Techi udah ada di pantai ancol.

"Tuh. Yang begitu kan?" Tunjuk Akanen kearah yacht yang lagi parkir di dermaga.

"BUKAN!!!!" Sahut Techi ngegas.

"Terus yang kaya gimana?" Yuuka jadi bingung, padahal setau dia perahu Techi ya itu.

"Perahu Memi tuh yang bisa jalan di air bun!"

"Itu juga bisa sayang."

"Ih di air baskom bun bukan laut bukan kapal beneran!!!—— Yang jalannya muter karena ada apinya!! MAINAN! PERAHU-PERAHUAN!! —Punya Memi kaya gitu!!" Sungut Techi berapi-api.

"Alah tinggal dibakar juga nanti ada apinya." ucap Akanen santai. "Sana bakar aja sendiri."

"Mamiiiiiii!!"

Ngeliat anaknya nangis sambil gegoleran di dermaga, Yuuka cuma bisa masang wajah bingung.

Salahnya mereka dimana?

ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang