"Mamiii jangan gini... adek enggak ngerti." Techi saat ini megang kemeja Akanen erat.
"Adek hei..."
"Bundaaa..." isaknya pelan. Air mata pelan-pelan menganak sungai dipipinya.
Akanen pada dasarnya pegel karena kelamaan jongkok, masalahnya dia pake heels jadi ya gitu.
"Adek dengerin mami..."
"Apa? Mami mau bilang bakalan tetep pergi? Enggak mam gak mau, adek gak mau denger."
Yuuka yang awalnya gak mau ikut campur kini ngelangkah ngedeketin anaknya, narik pelan bahu Techi biar lepas dari Akanen.
"Ah bunda jahaat, masa mami pergi bawa koper gitu bunda biarin."
"Adek dengerin bunda."
Techi masih terisak, enggak terima ngeliat Akanen yang udah rapih aja siap pergi begitu pulang sekolah. Dia langsung panik-panik ajaib, apalagi liat supir pribadi maminya ancang-ancang masukin koper ke mobil.
"Bunda sama Mami marahan ya? Jadi mami pergi ya? Bundaaa jangan gitu, berhentiin dong..." pintanya melas.
Akanen berdiri, giliran Yuuka yang jongkok lalu berhadapan dengan Techi yang masih aja nangis.
Pelan-pelan dia seka air mata yang turun. "Bunda sama Mami gak marahan kok."
"Terus semalem saling teriak di kamar itu apa? Sampe nyebut nama tuhan segala."
Akanen sama Yuuka kaget. Keinget semalem mereka ngapain sampe heboh segala, apa mungkin lupa nutup pintu? Apa karena mereka 'main'nya keasyikan sampe berisik terus bikin Techi kebangun dan denger yang iya-iya.
Pengen ketawa, tapi ditahan. Tiba-tiba aja malu. Ini kali keberapa ya mereka kepergok anak sendiri?
Akanen sih udah pengen ngakak aja. Untung Yuuka bisa nahan diri, dia sih udah gak kuat.
"Adek, Mami tuh mau keluar negeri beberapa hari. Ada kerjaan, jadinya bawa koper. Bukan mau pergi karena marahan." Jelas Yuuka tenang.
"Bener bukan karena marahan?"
"Bukan lah sayang."
"Terus semalem—"
"Dek mami harus cepet ke bandara nih, pamitan gak?" potong Akanen, tau aja ini anaknya mau tanya-tanya soal semalem.
Techi berbalik arah ngadep Akanen, terus ngangguk pelan. Termasuk berhenti nangis.
"Udah sd ah jangan cengeng." Ucap Akanen setelah selesai melukin dan nyiumin pipi anaknya gemes.
"Adek izin ke rumah Memi ya mam, bun."
"Iya. Ganti seragam dulu ya." Perintah Yuuka.
Techi ngangguk, terus ninggalin bunda sama maminya yang tanpa sadar ngehela nafas lega begitu anak mereka lari masuk rumah.
"Kamu sih yang semangat banget semalem mentang-mentang mau aku tinggalin beberapa hari doang."
"Lah kamu juga!" Seru Yuuka ngebela diri.
Akanen ketawa kecil nginget 'kehebohan' mereka semalem. "Kebanyakan nonton sinetron dia tuh, lebay kan jadinya."