🌈

599 55 8
                                    

Disiang menuju sore itu cuaca lagi terik-teriknya padahal kemarin hujan seharian, Neru sebenernya males banget buat keluar tapi lagi pengen beli rujak karena kayanya enak dan seger banget. Akhirnya mau gak mau motoran ke depan komplek sendirian. Ngajak Risa eh anaknya lagi jagain jemput Memi.

Sembari nunggu rujaknya di bikin, Neru nitungin mobil di jalan sampe akhirnya ada alpard pake stiker nama sd swasta nurunin bocah.

"Eh halo kak Neru! Cantik banget sih hari ini kaya biasanya." Sapanya riang. Keringetnya muncul segede jagung padahal belum 2 menit anaknya jalan menuju tempatnya berada.

"Baru pulang ya?"

"Iya."

"Kenapa enggak dianter sampe rumah?"

Techi geleng, "Mau jajan." Jawabnya pendek. Tas punggung yang sebelah kanannya melorot itu di benarkannya sembari berjalan ke arah gerobak batagor.

Neru inget cerita Risa kalo Techi sebenernya enggak boleh jajan sembarangan, makanya kalo ad kesempatan main diluar mau itu waktu sama Memi atau dianya keluyuran maka Techi bakalan jajan apapun yang dilarang. Ya seperti batagor ini  tentunya.

"Kak Neru enggak sekolah?"

"Enggak, soalnya kelas 3 nya lagi UN."

"Oh..." Techi ngangguk-ngangguk sok ngerti, aslinya mah tau dah. "Kak Neru tadi di sekolah aku makan mangga alpukat, enak, udah gitu maaaannniisss banget."

"Oh ya?"

"Iya. Kak Neru tau manisnya kaya apa?"

"Apa? Gula?"

"Lebih dari itu. Manisnya kaya senyum kak Neru HAHAHAHA senyum kak Neru manis hehehehe. Kok aku malu ya HAHAHAHAHAHAHA." Ucap Techi lalu ngacir pergi ninggalin Neru. Tasnya yang berat memperlambat laju larinya yang sebetulnya cepat.

Padahal tadinya mau Neru ajak pulang bareng tapi anaknya keburu lari.

Nak kamu sudah melewatkan kesempatan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang