"Pi pulangnya nanti gak usah jemput, soalnya Yurina mau—"
"Enggak! Pippi yang jemput."
Memi mendesah, "Tapi—"
"Gak. Sekali enggak tetep enggak. Udah sana masuk, nanti telat kaya kemaren."
"Ck. Iya."
Memi pamit, gak lupa juga salim.
Hari ini minimun drama dari duo caplang ini. Memi berhasil bangun pagi tepat waktu akibat Rika yang gak berhenti telfon ngalah-ngalahin alarm. Manaka juga berhasil bangun pagi, bikin sarapan ala kadarnya yaitu roti bakar karena gak keburu masak nasi. Alhasil hari kedua tetep enggak ada bekal makan siang buat Memi.
"Gausah jemput yang, pippi gak ngebolehin." Curhatnya di telpon ketika istirahat tiba.
"Kenapa yang? Kok tumben."
"Gatau."
"Yaudah nanti pulang sekolah aku ke rumah kamu aja ya."
"Iya."
Pulangnya, Manaka beneran jemput tepat waktu pula. Begitu Memi ke depan sekolah, mobil pippinya udah ada tapi orangnya lagi nongkrong di depan tukang sostel.
"Pi ayo pulang!"
Si mbak penjual kaget karena dikira Manaka masih muda yang kebetulan nongkrong depan sma buat tebar pesona sama anak muda , ternyata anaknya udah sma.
"Oh ayo. Kamu mau?" Tawar Manaka sambil nunjuk mbak sostel yang lagi mesem-mesem kecewa.
Memi geleng.
Selama perjalanan pun mereka enggak ngobrol. Tapi kemudian...
"Pi pengen pecel."
"Pippi masak loh dirumah. Sup doang sih."
"Kan bisa buat nanti. Pengen pecel kalo sekarang." Keukeuh Memi.
"Iyaa iyaa... hhh untung sayang."
Hp Memi tiba-tiba bunyi nyaring.
"MAMAAAAAAA!!!" Teriak Memi sambil senyum begitu wajah Rika ada selayar-layar hpnya.
"Halo sayaang. Udah pulang ya?"
"Udah. Ini lagi di mobil."
"Bagus..." Rika senyum diseberang sana. "Eh pake seatbeltnya dong sayang."
"Oh iya lupa hehehe..."
"Manaka bukannya di ingetin kalo di mobil tuh suruh Memi pake seatbelt." Gerutuan Rika tentu kedenger sama Manaka yang lagi nyetir.
"Iyaaa yang aku lupa. Maaf."
Memi sih cuma senyum simpul sambil pasang seatbelt, paling suka liat Pippinya takluk sama mamanya. "Mamaa cepet pulang, Memi kangen ada yang marahin."
Rika ketawa, "Ada yang marahin gimana?"
"Sama pippi gak asik ah masa apa-apa dibolehin."
"Bukannya seneng ya kalo apa-apa enggak ada yang ngelarang?"
"Tau nih caplang gada bersyukurnya." Sambung Manaka.
Memi cemberut, "Gada tantangannya ma. Masa Memi jadi anak penurut, kan sesekali pengen jadi anak durhaka."
"Heh kalo ngomong suka sembarangan."
"Hehehehehe..."
"Pasti pippi yang ngajarin ngomong gitu ya?"
"Bukan yaaang!" Sela Manaka. "Kenapa tiap Memi aneh-aneh suka aku yang dicurigai, heran."
"Kan biasanya kalo Memi aneh-aneh suka kamu ajarin."