Hampir sebulan Mbak Tika pulang sudah dapat pekerjaan baru di departemen akunting sebuah pabrik plastik di komplek SIER. Sepertinya dia melamarnya ketika masih di Amerika.
Dan sekarang adalah hari kelima dia kerja. Hari jumat. Hari ini kami janjian makan bareng sepulang kerja. Berdua saja? Nggak dong. Si kembar Rashad dan Rashid juga. Karena Mbak Tika yang keluar kantor lebih dulu, jadi dia yang menungguku di tempatku kerja. Nanti si kembar menyusul kami.
Aku keluar kelas jam enam petang. Langsung ke musala sholat maghrib. Selesai sholat, aku segera menemui sepupuku di lobi depan.
Kulihat sepupuku duduk di sana dengan cantiknya. Tapi pada dasarnya dia memang lebih dari aku sih. Lebih tinggi, aku yang cuma 150cm sedang dia 168cm. Kulitnya kuning langsat, aku sawo matang. Badannya lebih berisi, aku kurus yang kata orang mirip kucing kurus mandi di papan saking kerempengnya.
Bedanya lagi selera fashion kami dari dulu beda. Sampai SMP, aku cenderung tomboy walaupun rambutku panjang. Punya rok banyak tapi pakainya bisa dihitung dengan jari. Sedang Mbak Tika sejak dulu hingga kini cenderung gaya fashionnya sweet dan anggun, sehingga ketika memutuskan berhijab pun nggak jauh beda. Sedangkan aku perbedaannya mencolok karena gaya fashionku yang kini lebih suka maxidress. Alasannya sih simple aja, aku nggak bisa modifikasi hijab. Aku lebih suka gaya sederhana, nggak ribet, cepet tapi anggun. Dan hijabnya kupilih khimar. That's simple.
"Hai, sorry lama." Kulirik jam menunjukkan 18.15.
Mbak Tika senyum. "Nggak juga kok. Rashid bilang sekitar setengah tujuh sampai sini."
"Oh ya? Cieee ... padahal biasanya dia ngabarin aku lho. Sekarang aku dianggurin nih?" godaku.
"Apa sih!" Tapi wajahnya memerah hihihi ...
Sambil menunggu si kembar datang, kami ngobrol. Kebanyakan seputar pengalamannya di Amerika sampai nggak terasa si kembar datang.
"Assalamu'alaikum," sapa keduanya serempak.
Kami menoleh dan, "Wa'alaikum salam," balas kami serempak.
Hmmv... sepertinya mereka juga baru pulang kerja. Rashid masih memakai PDHnya dan Rashad PDLnya.
Ganteng! Double attack! Membuatku langsung menunduk takut zinah mata hmm ...
"Yuk ah," kataku sambil beranjak disusul mbak Tika. "Vanessa, Maya, aku duluan ya. Byeee ... " pamitku pada resepsionis yang tak jauh dari tempatku duduk. Keduanya membalas dengan lambaian tangan tapi mata mereka fokus pada Rashad dan Rashid.
Ya ya maklum.
"Eh, kamu sengaja ya nyamain baju kamu sama aku?" goda Rashid pada Mbak Tika sambil berjalan keluar.
Mbak Tika yang memang sedang mengenakan blus batik cokelat dan celana palazo krem dipadu dengan hijab senada langsung melotot. "Ge er diiih!"
Dan saat memperhatikan Rashid dan Mbak Tika, aku menyadari sekilas lirikan tajam Rashad ke arahku. Sekilas. Hanya sekilas. Setelah itu biasa lagi.
Apa perasaanku ya?
Barulah aku mengerti saat melangkahkan kaki melewati pintu kaca yang ditahan oleh Rashad agar aku dan Mbak Tika bisa keluar.
"Thanks," ucap kami berdua. Rashid sudah di luar yang pertama.
Rashad hanya mengangguk.
Apa dia pikir aku juga sengaja?
Ya, hari ini aku pakai baju krem motif floral warna hijau dan untuk menyesuaikan, aku pakai khimar hijau senada.
Oh Ya Allahv...
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA & PENGABDIAN "Cerita Frannie"
Fiksi UmumCredit all pics to www.google.com Kisah Cinta segi empat patah sisi antara dua sepupu Francesca - Kartika dan saudara kembar Lettu Rashad dan IPTU. Rashid. "Heh? Karena jalan sama Rashid? Ditembak ya?" Oke, nyawaku mulai terkumpul. Bisa dipakai goda...