36. A New Life, A New Beginning

13.2K 699 82
                                    

My friend, this is the end 
So long and see you soon again 
Bye bye, kissing you hi 
Someday we will be back together

Goodbye to the circus 
We hope you enjoyed the show 
Now it's nearly at the end 
But it will be back, you know

It will be back, you know 
It will be back, you know

You have given us all of the best 
You are beating inside our chest 
Staying with us as time has gone by 
Gave us hope when tide was high

-Goodbye To The Circus by Aqua

💐

Rashad akhirnya bisa mengantarku untuk periksa kandungan. Dia tampak antusias sekali. Mau nggak mau membuatku tersenyum.

Hanya saja sepulangnya dari rumah sakit, senyumku hilang. Aku harus bedrest karena tensiku naik.

"Udah, sekarang kamu istirahat. Pokoknya kalau mau apa-apa bilang aja!" perintah Rashad tegas tapi mengandung rasa sayang yang kental.

"Aa mau temenin aku twenty four hours a day, seven days a week?" Tanyaku setengah menggoda setengah sebel.

"Boleh, kalau negara mengijinkan." Rashad mengangguk mantap.

Hmm...ya, ya, negara memang nomer satu sih.

Saat ini aku tengah setengah berbaring dengan tumpukan bantal sebagai sandaran. Si Aa suami juga ikut menemani.

"Kamu makannya juga ditambah ya?" pinta Rashad. "Katanya akhir-akhir ini nggak nafsu makan. Dipaksa dong."

"Bukannya nggak nafsu. Makan kok. Cuma nggak sebanyak biasanya." Kenyataannya memang gitu kok.

"Pokoknya sekarang fokus sama baby kita. Nggak usah mikir macem-macem. Oke, chérie?"

Chérie? Ini yang keempat kalinya.

"Aa temani aku terus? Kasih apa pun yang aku mau?"

Rashad mengangguk mantap.

"Tapi nanti kalau aku lahiran, Aa tugas, gimana?"

Rashad terdiam. Lalu menghela nafas berat sambil memelukku. "Maaf. Itu di luar kuasaku. Ketika negara memanggil, aku harus pergi. Maaf."

Aku juga menghela nafas berat. "Aa nggak perlu minta maaf. Mengabdi pada negara merupakan bagian dari cinta." Aku balas memeluknya semampu tanganku meraihnya.

"Makasih atas pengertiannya."

"Aa, itu bagian dari pengabdianku juga," kataku sambil mencoba untuk ndusel-ndusel. Diketawain? Bodo amat. Mumpung orangnya ada. Sebetulnya masih ingin uwel-uwel dulu melampiaskan kekesalanku.

"Mama kamu ngapain ya, Dek?" Rashad terkekeh sambil menyesuaikan dirinya agar aku nyaman bersandar padanya.

Ih, Aa suami the best deh. Tahu saja yang aku mau hehehe...

"Aa?"

"Hem?"

"Dielus."

Kali ini si Aa suami malah ketawa. Puas. Sebel kan adek jadinya ih!

Sambil masih terkekeh, dia bangun lalu menunduk dan mencium perutku tepat saat itu si kecil menendang.

"Aduh! Astagfirullah Adeeek...masa nendang muka Papa sih?" protesnya geli bercampur takjub.

"Ahahaha..."

Rashad mencium perutku lagi juga mengelusnya, untuk yang kesekian kalinya sejak pulang. "Puas ketawanya?" tanyanya pura-pura sebal. Dia duduk tegak lagi.

CINTA & PENGABDIAN "Cerita Frannie"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang