🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Setelah penerbangan lebih dari dua puluh jam, transit di Dubai dulu, akhirnya aku sampai juga di bandara Charles De Gaulle, Perancis. Rasa suntuk dan lelahku terbayar saat melihat siapa yang menjemput. Mas Nova! Gyaaaa!!!
Segera aku menghambur ke pelukannya yang sudah siap dengan merentangkan tangan lebar-lebar.
"Bienvenu, ma chére.(Selamat datang, sayang)" ucap Mas Nova dengan senyuman lebarnya.
"Tu me manques, (Kangen)" ucapku.
"Moi aussi. (Aku juga)" Setelah memelukku lebih erat sekali lagi, Mas Nova melepasku. "Ayo."
"Hem."
Kami pun meninggalkan bandara dengan hati riang.
"Sejak kapan Mas di Paris?" tanyaku sambil menghirup aroma Perancis.
"Dua hari yang lalu. Besok kembali ke London."
"Aaah...ikut!" rengekku.
"Ayuklah. Berapa lama di sini?"
"Seminggu."
Mas Nova mengangguk. "Cukuplah. Suamimu nggak jadi ikut kenapa?"
"Tugas ke Papua. Enam bulan."
Mas Nova menoleh kaget. "Lho, harusnya kan kamu nggak diijinin ke mana-mana dong, Dek?"
Aku meringis. Mas Nova menatapku dengan kedua mata menyipit.
"Dek?"
Aku buang muka. Menghindari pandangan menyelidik kakak keduaku ini. Kami memang hampir nggak pernah tinggal bersama atau hanya bersama sampai aku SD. Tapi kedekatan kami sejak kecil nggak pernah hilang. Kami tiga bersaudara pasti bisa saling merasakan jika ada sesuatu hal terjadi.
"Ça va? (Kamu baik-baik aja?)" tanya Mas Nova curiga.
"Trés bien.(sangat baik)" Aku mengangguk mantap.
"Sungguh? Bohong banget! Sini coba tatap mata Mas Nova kalau kamu baik-baik aja?"
"Aku habis sakit. Ke sini pakai surat dokter," jawabku jujur. Aku nggak bisa bohong sama dia. Tapi aku tetap nggak mau menatap wajahnya. Mas Nova itu mirip cenayang.
"Oke. Kita bahas nanti. Kamu istirahat aja." Mas Nova menepuk lembut kepalaku. Mirip Rashad. Hiks! Jadi ingat dia kaaaan...
🗼🗼🗼
Sampai di apartemen, Mama menyambutku hangat. Aku sampai menjelang siang. Jadi aku disuruh bersih-bersih badan dulu baru nanti shalat dzuhur dan makan siang setelah itu bisa istirahat.
"Everything's okay, honey?" tanya Mama sambil menyerahkan cokelat hangat padaku.
Kami bertiga tengah duduk di sofa ruang keluarga sambil menunggu waktunya makan siang dan Papa akan pulang sebentar untuk makan bersama.
"Oui." Aku mengangguk sambil menggenggam erat mugku.
Dengan lembut Mama mengelus kepalaku. "Rumah tangga pasti ada pasang surutnya. Semua akan baik-baik saja asal dikomunikasikan."
Wajahku spontan memucat.
"Jadi itu penyebab kamu sakit juga?" tanya Mas Nova tajam. "Kalian bertengkar?"
"Mas Nova!" tegur Mama dengan gelengan kepala lalu menatapku. "Adek habis sakit, sayang?" Aku mengangguk. "Karena masalah kemarin?" Aku mengangguk lagi. "Ya udah, semoga pulang dari sini fresh lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA & PENGABDIAN "Cerita Frannie"
General FictionCredit all pics to www.google.com Kisah Cinta segi empat patah sisi antara dua sepupu Francesca - Kartika dan saudara kembar Lettu Rashad dan IPTU. Rashid. "Heh? Karena jalan sama Rashid? Ditembak ya?" Oke, nyawaku mulai terkumpul. Bisa dipakai goda...