9. Salah Paham?

8K 671 9
                                    

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1439 H
Taqaballahu minna wa minkum
Minal aidin wal faidzin
Mohon maaf lahir batin
🙇🙇🙇

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Akhirnya setelah seminggu, aku kembali ke Indonesia. Tapi nggak ada yang jemputin aku di bandara Juanda. Sedih sih. Tapi ya maklum juga kan jam kerja. Mbak Tika dan Rashid pasti kerja dong.

Ternyata eh ternyata ...di pintu kedatangan kulihat Pak Salam, tentara berpangkat Sersan Satu, yang biasa antar Pakde ke mana-mana.

"Mbak Frannie."

"Pak Salam disuruh jemput aku?"

"Iya, Mbak."

"Oh, ya udah. Makasih." Aku pun mengikuti Pak Salam yang berseragam PDL itu.

Aku sama Mbak Tika suka banget sama tentara satu ini. Orangnya asyik dan nggak kaku. Pernah aku dan Pak Salam cekikikan bareng waktu diantar pulang dan ketika melewati pos jaga, mereka yang di sana langsung hormat. Mungkin tahu yang lewat adalah kendaraan milik Pakde meskipun mobil pribadi.

Kami berdua nggak maksud iseng sih. Sudah terlanjur juga, akhirnya pak Salam lurus aja langsung ke rumah.

"Kok mereka hormat ya?" tanyaku heran. Kejadiannya ketika aku awal masuk kuliah.

"Mungkin dikira Bapak sama Ibu kali, Mbak. Sudah malam juga. Sepertinya yang jaga juga anak baru, jadi belum kenal."

"Gitu?"

"Dinikmati saja."

"Dikasih hormat begitu? Hehehe ..."

👮👮👮

Pulang dari Paris kehidupanku berjalan normal seperti biasa. Rashad masih menghubungiku disela tugasnya, setiap kali sempat. Dan dia kelihatan lega mendengar aku sudah kembali ke Indonesia.

Aneh kan?

Beberapa minggu kemudian akhirnya Rashad kembali dari latihan gabungannya. Dan karena bukan Rashid, nggak ada rencana istimewa juga. Hanya saja tetap ada yang mengganjal rasanya. Entah apa itu.

Kemudian lima hari setelah Rashad kembali, Pakde memanggilku. Mengajakku duduk di ruang tengah. Ada Bude juga. Mbak Tika belum pulang kerja, katanya diajak makan dulu oleh Rashid. Aku? Hari ini jadwal ngajar pagi.

"Ada apa, Pakde?" tanyaku sambil duduk di tengah-tengah Pakde dan Bude.

"Sebentar lagi kan Mbak Tika mau dilamar secara resmi sama Rashid," kata Pakde.

"Iya." Aku mengangguk.

"Nah, berarti keluarganya juga ada kan? Mereka datang secara resmi untuk meminta Mbak Tika."

"Ho-oh." Aku mengangguk lagi.

"Kebetulan, saat itu kan orang tuamu dan kabarnya Nova juga mau liburan ke sini."

"Iyapz." Aku mengangguk. Lagi.

"Pakde sama Bude sudah rundingan. Semua juga setuju tinggal persetujuanmu."

Kenapa perasaan kok nggak enak ya? Berasa horor gitu.

"Pakde sudah tanya ke Rashad, dan dia menerimanya. Setuju."

"Setuju? Setuju apa?" Sumpah ya berasa jadi orang bego sedunia.

"Mumpung orang tuanya ada dan orang tuamu datang, dia juga akan melamarmu."

"Heh?!" pekikku lepas kendali. "Astaghfirullahal adziim  ... Maaf Pakde. Aku nggak ngerti maksudnya. Nggak salah dengarkah?"

Kini Bude menggenggam tanganku. "Rashad juga akan melamar Adek di hari yang sama Rashid melamar Mbak Tika."

CINTA & PENGABDIAN "Cerita Frannie"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang