"Terima kasih .. Datang kembali"
Jaehwan tersenyum sebelum seorang pelanggan minimarket itu keluar pintu.
Ia berlari kecil merapikan rak-rak yang berisi bungkus-bungkus snack beraneka ragam dan merek.
Menoleh saat mendengar seseorang membuka pintu lalu berjalan masuk.
"Selamat dat-"
Matanya sedikit membulat saat melihat sosok yang tersenyum ke arahnya.
"Oh .. Paman Yoon"
Jaehwan membungkuk memberi salam.
"Jaehwan~ah .. Bagaimana pekerjaanmu ?"
Tanya pemilik minimarket tempatnya bekerja.
"Penjualan cukup bagus paman"
"Baguslah .."
Sesaat si paman berubah ragu, seperti menyimpan satu masalah.
"Apa paman kesini untuk mengambil uang hasil penjualan minggu ini ? Aku akan buru-buru menghitungnya .. Paman tunggu disini, aku tidak akan lama"
Jaehwan sudah siap untuk berlari kecil ke meja kasir sebelum lengannya ditahan oleh si paman Yoon.
"Jaehwan~ah .. Paman ingin bicara"
...
"Jadi .. Aku dipecat ?"
Kepala Jaehwan tertunduk.
"Maafkan paman .. Tapi paman tidak punya pilihan .. Paman akan menutup minimarket ini .. Putri paman menyuruh untuk pindah ke Amerika bersamanya"
Jaehwan mencoba untuk tersenyum.
"Paman tidak perlu minta maaf .. Aku mengerti"
Paman Yoon tersenyum lalu menepuk pundaknya.
"Kau masih bisa bekerja sampai minggu ini .. Paman akan memberikan gaji dan bonus untukmu"
"Terima kasih paman Yoon"
Lalu tersenyum.
.
.
.
.
."Yaa ! Tukang sapu ! Apa kau tidak bisa bekerja dengan benar hah ?! Haishh !!"
Seorang pria usia pertengahan itu berteriak padanya.
Ia menendang ember yang sudah terbalik dengan air yang tumpah membasahi lantai.
"Yaa !! Jawab aku ! Apa kau tidak punya mulut ?!"
Pria muda yang dipanggil sebagai tukang sapu itu memejamkan matanya menahan emosi yang mungkin akan meledak tiba-tiba.
Mengepalkan kedua tangannya yang sudah gatal ingin meninju pria tak berotak yang meneriakinya sejak tadi.
Kalau saja ia tidak ingat bahwa ia sangat membutuhkan pekerjaan ini, mungkin tinjunya sudah melayang sekarang.
Tapi ..
Hidup mati biaya kuliahnya bergantung dari pekerjaan yang dihina sebagai 'tukang sapu'.
"Maaf tuan .. Saya benar-benar minta maaf"
Pria muda itu merendahkan diri dengan membungkuk memohon maaf.
Haishh
Pria usia pertengahan itu meraih kerah seragam si pria muda lalu mencengkramnya.
Tamparan hampir melayang di pipinya yang sedikit gelap, kalau saja tidak ada suara yang memanggil namanya.
"Park Woo Jin ! Kau disini rupanya .. Cepat bersihkan ruang kerja CEO Kang .. Sebentar lagi beliau akan sampai dikantor"
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA ~ [MINHWAN] -END-
FanfictionSaat kupikir berbeda itu adalah jalan keluar terbaik, namun mengapa malah menjerat lalu menarikku semakin dalam tanpa ingin berusaha untuk membebaskan diri.