Supermarket ini adalah salah satu yang terbesar dan terlengkap di Seoul.
Mereka menjual semua kebutuhan rumah tangga dan bahan-bahan makanan yang dicari setiap orang.
Minhyun tampak asyik mendorong keranjang barang seraya menoleh ke kanan dan ke kiri untuk sekedar melihat-lihat ataupun mencari bahan-bahan yang dibutuhkan untuk dapurnya.
"Jaehwan~ah .. Ramen mana yang jadi favoritmu ?"
Minhyun menatap bingung puluhan jenis ramen dengan berbagai merek yang tidak pernah dicicipinya.
"Aku suka yang ini"
Jaehwan mengambil satu bungkus ramen dengan rasa kimchi.
"Hyung suka yang mana ?"
Pertanyaan Jaehwan membuat Minhyun bingung, lalu menggeleng pelan.
"Hyung tidak suka makan ramen ?"
Minhyun memutar bola matanya, lalu menjawab ..
"Hyung tidak pernah makan ramen"
Jawaban yang membuat Jaehwan melotot lalu berkedip cepat.
"Tidak pernah makan ? Sama sekali ??"
Minhyun mengangguk polos.
"Di London tidak ada ramen"
"London ? Inggris ? Apa hyung dulu tinggal disana ?"
Tanya Jaehwan yang dijawab dengan anggukan kecil Minhyun.
"Tapi hyung pintar memasak ramen London .. Rasanya lebih enak daripada ramen Korea"
Ucapan Jaehwan membuat Minhyun tertawa.
"Namanya spaghetti Jaehwan~ah .. Bukan ramen .. hahaha"
Ia mengacak rambut halus Jaehwan, lalu mengambil beberapa bungkus ramen favorit Jaehwan dan memasukkannya ke keranjang.
"Hyung .. Kita beli daging yah .. Aku akan masak galbi jjim malam ini"
"Wahh .. Oke .. Ayo kita kesana"
Wajah Minhyun berbinar cerah mendengar Jaehwan akan memasak masakan Korea favoritnya.
Ia mendorong keranjang belanja bersemangat dengan Jaehwan yang terus memasukkan berbagai jenis sayuran dan bahan masakan kedalamnya.
.
.
.
.
.Minhyun merasa terharu melihat masakan Korea favoritnya tersaji diatas meja makan.
Terlebih saat mencicipinya, rasanya sangat enak.
Rasa yang mengingatkannya pada seorang wanita paruh baya yang selalu mencintainya setulus hati.
Ibunya.
Tiba-tiba saja ia merasa sangat merindukan ibunya yang menetap di London saat ini.
"Apa hyung suka ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA ~ [MINHWAN] -END-
أدب الهواةSaat kupikir berbeda itu adalah jalan keluar terbaik, namun mengapa malah menjerat lalu menarikku semakin dalam tanpa ingin berusaha untuk membebaskan diri.