Jaehwan merebahkan tubuhnya di sofa kecil coffee shop, mengganjal kepalanya dengan gulungan jaket agar merasa lebih nyaman.
Ia mencoba memejamkan mata, bertahan dari dinginnya ruangan.
Ia hanya harus bertahan sebentar saja hingga mendapatkan cukup uang untuk membayar sewa kamar yang baru.
Tiba-tiba seluruh ruangan coffee shop menjadi terang, semua lampu yang telah mati menyala kembali.
Saat Jaehwan membuka matanya, sepasang kaki jenjang tampak dihadapannya.
Detik itu juga ia bangkit dan berdiri sambil menundukkan kepalanya.
"Minhyun hyung .."
Panggilnya takut-takut.
Minhyun menarik napas sejenak, lalu bertanya ..
"Kenapa kau tidur disini ?"
Jaehwan hanya diam, ia tak berani menjawab Minhyun.
"Jawab aku Jaehwan~ah"
Mata Jaehwan mulai memerah, ia ingin menangis.
"Jawab ak-"
Minhyun menghentikan ucapannya saat Jaehwan menatapnya dengan airmata yang mulai menetes.
"Maafkan aku hyung .. tolong jangan pecat aku .. Aku tahu aku salah, aku tidak akan mengulanginya .. Aku mohon jangan pecat aku .. Aku sangat membutuhkan pekerjaan ini hyung .."
Ujar Jaehwan dengan terisak.
Minhyun hanya mampu menghela napas melihat Jaehwan menangis di hadapannya.
"Memangnya aku sedang marah ? Kenapa begitu takut ? Aku hanya bertanya kenapa kau tidur di coffee shop ini .."
Dengan sesegukan Jaehwan menjawab ..
"Aku diusir dari kamar sewa .. Bibi pemilik menyuruhku keluar pagi tadi .. Aku tidak tahu harus kemana hyung .. Aku hanya berpikir untuk menumpang tidur disini"
Minhyun melipat kedua tangannya di dada, menatap Jaehwan iba.
"Tapi kau tidak bisa tidur disini"
Jawaban Minhyun membuat Jaehwan mendongak menatapnya.
Dengan memelas Jaehwan memohon.
"Hyung .. Ijinkan aku tidur disini .. Hanya sampai aku mendapatkan gaji dan menemukan tempat baru .. Aku janji tidak akan mengotori apapun, aku-"
"Tidak bisa"
Jawab Minhyun singkat.
"Hyung .."
Panggil Jaehwan lirih, kepalanya tertunduk sedih.
Ia mulai menangis lagi, suaranya sesegukan.
Entah apa yang terjadi pada Minhyun sekarang, tapi kedua tangannya terangkat.
Ia memeluk Jaehwan pelan dan lembut, menepuk punggungnya ringan dan mengelus kepalanya.
"Tempat ini tidak layak untuk kau tinggali .. Kau bisa sakit kalau tidur disini"
Jaehwan terkejut dengan pelukan tiba-tiba Minhyun.
Ia bisa saja berontak, tapi ia merasa tak ingin melakukan itu.
Jaehwan memejamkan matanya.
Mengapa pelukan Minhyun begitu nyaman ?
Ia ingin membalas, tapi kedua tangannya terasa kaku.
Lalu ia tersentak saat Minhyun melepas pelukan lembut itu, lalu menatapnya dalam.
"Jangan menangis lagi .. Kau cengeng sekali .. Bila ada masalah, bicarakan .. Bukan diam lalu melakukan hal bodoh seperti ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA ~ [MINHWAN] -END-
FanfictionSaat kupikir berbeda itu adalah jalan keluar terbaik, namun mengapa malah menjerat lalu menarikku semakin dalam tanpa ingin berusaha untuk membebaskan diri.